Bercinta dengan pena

Kisah - kisah platonik seperti yang dialami Kahlil Gibran, kini makin mudah terjadi seiring majunya teknologi. Kalau dilihat dari judul, sebenarnya cinta lewat tulisan tidak lagi cocok bila dikatakan dengan pena. Sekarang sudah jamannya menulis diketik dengan jemari. Hanya saja, kalau saya tulis "Bercinta dengan jemari", maksudnya jadi jauuuuh....berbeda, hehe. Sorry, error mode on.

Media internet bisa menjadi sarana unik menjalin relasi dengan orang - orang yang sama sama saling tidak mengenal. Apa yang terpampang di monitor menjadi satu satunya alat untuk membangun persepsi. Kekaguman atas suatu tulisan atau karya adalah hal yang lumrah, namun jadi aneh saat kekaguman melebihi batas dan menjadi obsesi.

Mereka - mereka yang senior di blog pasti ada beberapa yang memiliki fans unik. Nggak apa - apa sebenarnya, hitung - hitung jadi Kahlil Gibran masa kini. Lagian, kayaknya lebih punya gengsi jika kondang modal tulisan daripada kondang modal tampang. Bukan begitu?

Maaf, yang tampangnya keren jangan tersinggung. Saya aja nggak tersinggung kok...
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

0 komentar:

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e