Ide Bisnis Kalender Model Baru

Setiap tahun, kalender modelnya seperti itu - itu aja, minim perubahan. Apakah tidak ada ide lain selain gambar gadis cantik, pemandangan, atau bangunan? OK. Kali ini Pos ide akan membahas tentang ide seputar kalender. Targetnya adalah maksimalisasi space kalender, monetisasi, dan membuatnya memiliki nilai tambah untuk dijadikan sumber income reguler. Regular di sini dalam artian bulanan, bukan sekali setahun.


Saat ini, hal yang indah tidak hanya 3 yang disebut di atas. Ada banyak hal yang indah sekaligus informatif untuk dijadikan layout kalender. Misalkan saja produk laptop terbaru, HP terbaru, atau peralatan elektronik terbaru. Coba tebak, dalam 1 bulan, ada berapa produk baru keluar? Bisa menebak? Jawabannya adalah banyak. Untuk 1 kota saja banyak apalagi senegara. Agar ide terjabarkan secara struktural, ada baiknya kita melihat kembali pada kalender yang pemanfaatannya saat ini lebih banyak sebagai pembentuk awareness dan dibagikan secara cuma - cuma kepada pelanggan.

Misalkan saja kita optimasi begini :
1. Kita buat kalender sistem bulanan
2. Kalender 1 lembar ukuran besar berisi info produk plus foto
3. Kalender disebar ke warung - warung padat pengunjung
4. Kegiatan diulang tiap bulan
5. Kita jadi EO kalender

Seberapa besar potensinya?
- Produk disebarluaskan di warung - warung dengan traffic minimal 100/hari
- Jumlah warung minimal 100 untuk 1 kota
- Kalender bulanan, jadi masa tayangnya 1 bulan

Kalau dibandingkan dengan web atau blog, berapa potensi kalender tersebut?
- Dalam sehari ada 10.000 unique visitor
- Pageview cuma satu, jadi kalikan aja dengan berapa kali ia ditengok oleh 10.000 pengunjung warung (^_^)
- Kalikan 1 bulan. Berapa? 10.000x30 hari = 300.000. Lumayan banyak.
- Dengan traffic segitu, berapa biaya untuk iklan di web/blog?

Adakah pemilik produk yang tertarik? Saya pikir pasti ada, tentunya jika harganya cocok. Nah, sekarang coba kita hitung biaya cetaknya. Misalkan ukuran setengah plano, biayanya sekitar 3000an untuk cetak 1000 lembar. Total 3 jutalah biayanya (itu untuk 1000 lembar lho). Misalkan kita minta Rp 1.000.000 per produk gimana? Masuk? Dengan asumsi 1 kalender muat 20 produk, maka dana masuk - kira - kira 20 juta. Dikurangi bea cetak masih sisa 17 juta. Kok banyak banget. Kemaruk nih kayaknya, hehe. Tapi, hitungan yang atas tadi baru 100 warung lho, padahal cetaknya 1000, berarti 1000 warung. Trus? Misalkan yang 300.000 tadi kita jadikan 1 juta fair nggak? Fair ya? Ok.

Nah, pertanyaannya, ada yang berani eksekusi? Kalo ga berani juga gapapa, wong itungan yang diatas itu juga masih kasar. Masih perlu pendalaman dan kalkulasi lagi.
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

2 komentar:

hi,
wah menarik nih, terus...terus...
maksudnya kayak linkbait gitu?
BudiTyas said...
Ini nggak berhubungan dengan net kok. Prinsipnya seperti iklan kolom koran, cuma tampil sbg kalender bulanan dan dipasang di warung2. Sesimpel itu aja.

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e