Sarden : Tantangan Pemasaran

Ada sebuah tantangan begini :
Anda mendapat 5000 kaleng sarden untuk dipasarkan di daerah anda. Produk tersebut masih baru, jadi belum dikenal. Secara legal produk sudah terdaftar, jadi siap dipasarkan. Pihak produsen memberi kemudahan dengan pembayaran tempo, jadi anda hanya bertugas memasarkan saja. Biaya pemasaran tentunya ada di tangan anda sepenuhnya. Produk memiliki margin cukup, dalam arti harga produk terhitung murah dan marginnya lebih dari cukup untuk operasional. Pertanyaannya, apa langkah - langkah anda agar 5000 kaleng tadi segera berubah menjadi uang dalam tempo sesingkat - singkatnya?


Seperti kenyataan bisnis yang ada, tantangan anda ada di marketing strategi, skema distribusi, dan managerial. Pengetahuan tentang kondisi lapangan sangat dibutuhkan.

Beranikah anda menjawab tantangan tersebut? Jika ya, apa langkah langkah anda?
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

2 komentar:

winoto said...
Lho kang, kok inkonsisten?? katanya untuk yg kecil2 selling dulu, ini kok marketing dulu?? :D hehehe...
Seperti kenyataan bisnis yang ada, tantangan anda ada di marketing strategi, skema distribusi, dan managerial.
BudiTyas said...
Krn kt sedang membicarakan teori, yaitu strategi terbaik agar produk tsb sgera jadi uang, dimana faktor selling skill tdk dipertimbangkan dulu.

Misalkan saja kita mo jual sarden dgn cara gini:
1. Tawarkan ke suplier yg sdh mapan distribusinya.
2. Bikin poster utk ditempel di retail2.
3. Membangun team sendiri utk jangka panjang.

Langkah pertama adalah krusial. Jika berhasil, produk akan terdistribusi dengan baik tanpa perlu membangun team sdr. Langkah ke 2 pun jadi bisa dijalankan.

Di langkah pertama ini sbenarnya selling skill jadi penentu. Mampu nggak kita meyakinkan suplier agar mau bantu kita mendistribusi barang? Teknis bgt kan? Berhasil tdknya strategi kita memang pada kenyataannya tergantung hal2 teknis tadi.

Jd yg saya maksud selling lbh penting dlm startup (spt post terdahulu) krn saat startup kita sangat butuh 'mulut yg licin' agar deal/kesepakatan bisa terjadi.

Ok, abaikan dulu faktor sellingnya. Kita batasi berfikir strategi marketingnya aja.

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e