Analisa Politik : Menghindari Yang Tidak Disukai

Harus diakui bahwa SBY merupakan faktor yang sangat berpengaruh atas perolehan suara partai demokrat di pemilu 2009 ini. Bahkan saya berani memprediksi bahwa dalam pemilihan presiden nanti, jumlah pemilih SBY akan lebih banyak dari pemilih 'partainya SBY'. Jika partai - partai lain mau berfikir panjang, maka mendukung SBY saat ini akan sangat bermanfaat bagi mereka di pemilu 2014 mendatang, saat SBY tidak bisa mencalonkan diri lagi. Akui saja, menjegal SBY di pemilu ini terlampau susah. Tahu penyebabnya?


Belajar dari kesalahan Akbar tandjung dulu, ia mendekat ke kubu Megawati, satu - satunya pemimpin partai besar yang bikin silau pemilihnya karena fotonya selalu diprint bersebelahan dgn bapaknya. Kesalahan kalkulasi Akbar adalah : ia hanya melihat jumlah suara PDIP yg besar dan fanatik, ia tidak melihat suara yang anti PDIP yg jumlahnya jauh lebih besar dan lebih fanatik (ingat say no to megawati di facebook?). Kebanyakan yang tidak memilih mega adalah orang yang anti mega.

Jika dibanding orang yang anti SBY, maka yang anti mega berlipat2 jumlahnya. Saat ini jika melihat dari faktor jumlah pendukung, tentunya hasil pemilu caleg bisa jadi rujukan. Calon kuat adalah dari demokrat, pdip, dan golkar. Tapi jika melihat dari jumlah pembenci, maka daftar peringkat capres akan sedikit berjumpalitan. Silahkan analisa sendiri peringkat capres jika didasarkan dari jumlah ketidaksukaan/dibenci. (dibenci disini tidak melulu sebagai pribadi, tapi lebih sebagai figur calon pemimpin negara)

Apa yang terjadi pada mega serupa dengan apa yang dialami Amien rais meski dengan alasan yang berbeda. Amien rais cukup banyak pendukung, tapi orang yang tidak simpatik padanya jauh lebih banyak. Amien rais boleh jadi benar dengan kritik - kritiknya, tapi sebagai orang timur kita tahu bahwa kritikpun ada batasnya. Orang Indonesia memilih lebih ke masalah suka - tidak suka, bukan sekedar benar - salah. Meski Amien rais benar, tapi terlalu banyak mengkritik bukan tipikal pribadi yang disukai orang Indonesia.

Dengan pribadi yang santun, lebih banyak diam dan bekerja daripada mengumbar ucapan/kritikan, SBY meminimalisir potensi untuk tidak disukai/dibenci. Nampaknya sepele, tapi menurut saya, menghindari tidak disukai nampaknya jadi begitu vital dalam pemilu, bahkan bisa jadi lebih penting daripada usaha untuk disukai. Apakah saya berkata seperti ini karena mendukung SBY? Bisa jadi. Tapi bisa jadi juga karena saya 'membenci' pesaingnya. Saya harap anda tahu bedanya.
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

0 komentar:

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e