Pemasaran Primitif Modern

Sales, pada dasarnya adalah tujuan akhir, namun ia menjadi bentuk primitif dari bisnis modern yang menggunakan term marketing sebagai induk. Dalam bisnis modern yang lebih banyak menggunakan pemasaran halus atau soft selling, brand menjadi krusial. Selling skill sebagai keahlian individual disubstitusi oleh kekuatan brand dan mekanisme distribusi. Bagi sebuah brand yang kuat dengan distribusi yang bagus, salesman bisu sekalipun bisa dipekerjakan untuk men-drop produk ke reseller - reseller, dan aliran produk dari produsen ke konsumen bisa mengalir lancar tanpa banyak kendala. Itu mekanisme bisnis modern, dan mekanisme itu bisa jadi tidak lagi relevan karena sangat mungkin digantikan oleh yang lebih baru lagi.
Jika dibuat sebuah timeline, maka skema menuju terjadinya penjualan/sales dapat kita bagi menjadi 3 era :

1. Primitif 
Era dimana tanggung jawab terjadinya penjualan bergantung pada skill selling individual. Mulai dari memperkenalkan produk, membuat konsumen tertarik, hingga akhirnya membeli, semua terbeban pada seorang salesperson. "Produk dagangan si A bagus" lebih dominan dibanding "Produk X bagus".

2. Modern
Era dimana terjadinya penjualan bergantung pada sistem marketing dan distribusi perusahaan. Memperkenalkan produk, membuat konsumen tertarik, hingga terjadi trial, dilakukan melalui aktivitas - aktivitas marketing yang sebagian besar bersifat satu arah. Dari perusahaan menuju konsumen. Publikasi via koran, radio, atau televisi menjadi ciri khas pemasaran modern.

3. Primitif Modern
Adalah era dimana penjualan akan kembali menjadi primitif. Primitif di sini tentu berbeda dengan primitif masa lalu. Primitif di sini adalah mekanisme jual - beli yang terjadi karena komunikasi produsen konsumen kembali menjadi komunikasi dua arah layaknya masa lalu, namun difasilitasi oleh beragam teknologi modern. Presentasi ala primitif tidak didominasi kontak penjual - pembeli dalam lingkup sempit, tapi menjadi semacam presentasi di sebuah hall luas dimana setiap percakapan didengar oleh banyak orang. Branding modern juga tidak lagi satu arah, namun tersebar dimana setiap konsumen bisa memajang pendapatnya di dinding hall layaknya lukisan untuk dilihat semua orang. Paradigma baru butuh toolset baru, bukan adopsi atau hasil adaptasi paradigma lama. Sudah siapkah anda dengan segala perlengkapan pemasaran baru untuk menyambut penjualan primitif di era modern?


Ke depan, poside akan lebih sering membahas mengenai pemasaran primitif modern. Jika anda tertarik dengan bahasan ini dan ingin terus mengikuti artikel - artikel mendatang dan berdiskusi, silahkan berlangganan artikel gratis via RSS feed. Dan satu lagi, kita berpijak pada sales, selling, bukan yang lain. Segala tetek bengek branding, awareness, data user, dan lainnya sekedar aksesoris addisi, bukan fokus. Jargon - jargon komplementer itu sangat mungkin jadi sampah, beban pikiran, dan bisa mendistraksi kita dari tujuan awal bisnis. Sale, produk laku.
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

2 komentar:

Anonymous said...
Anda ini benar-benar luar biasa. Seriusan, Anda hanya seorang pengelola toko kelontong/grosir? Bukan profesor pemasaran?

Sejak tidak sengaja tersesat ke blog ini beberapa bulan lalu, saya kini menjadi pecinta sekaligus praktisi dunia selling dan marketing. Terima kasih, Pak Budi. I'm your very first fan.

A.S
Admin said...
Saya seorang pedagang kecil pak. Ini tulisan th 2009, saya masih seorang karyawan. Lebih menyenangkan n menantang memimpin 4 - 5 karyawan tp bebas drpd puluhan karyawan tp terkungkung pak, hehe...

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e