Mensyukuri Indahnya TV

Mungkin banyak dari kita lupa dengan sebuah nikmat, yaitu Televisi alias TV. Ia sudah hadir sejak lama, menemani kita dengan tontonan yang begitu kita nanti saat kita masih kecil. He-man, Silverhawk, Satria Baja Hitam, Doraemon, dan masih banyak lagi. Sesuatu yang kadang kita lupa karena bergelut dengan pikiran yang seringkali begitu 'online'.

Hari ini saya kembali menikmati TV, sesuatu yang telah sekian lama saya anggap remeh karena penuh dengan sinetron yang tidak bermutu. Sekedar duduk santai di bantal empuk, menikati cemilan, sambil memindah - mindah channel dengan remote. Lalu saya melihat kabar gempa, sedu sedan mereka yang terkena musibah, rumah - rumah yang hancur porak - poranda. Yah, benar - benar informasi yang sangat kaya, seakan saya ada di sana. Dan itu semua berkat televisi.

Lantas saya baca - baca berita di Internet, saya banding - bandingkan. Dan ternyata saudara - saudara, berita - berita di Internet yang sekedar tulisan atau gambar, bagi saya nampak begitu kuno bila dibanding televisi. Aneh memang. Karena bukan barang baru, televisi jadi kurang saya perhatikan. Tapi kini tidak lagi. Saya telah kembali mensyukuri hadirnya televisi. Rasa syukur yang lengkap dengan penerimaan atas ketidak sempurnaan kualitas tayangan - tayangannya. Yah, lagian memang TV tidak pernah salah sih. Stasiun TVnya, atau mungkin kitanya saja yang terlalu permisif dengan tayangan - tayangan yang tidak mendidik.


Ups...cukup sekian saja dulu. Saya bakal curhat lama kalo nggak bersikap kejam pada jemari sendiri dan berhenti mengetik, ....

Note : Turut berduka cita untuk korban - korban gempa yang terjadi di Sumbar, Jambi, dan sekitarnya. Semoga diberi ketabahan atas cobaan yang menimpa.
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

7 komentar:

Wawan Purnama said...
Keadan TV sekarang ini buah hasil "reformasi yang kebablasan"..
BudiTyas said...
Kalau melihat siaran TV lokal, bisa jadi ya. Kalau berlangganan TV berbayar, bisa jadi tidak. Saya sih berharap bisa cinta siaran2 dalam negri,.. tapi klo tdk mencerdaskan,.. apa boleh buat.
belajar blog said...
Kalo saya masi doyan nonton tipi
Saya pecinta sinetron loh
upss...jadi malu akyu ^0^
koleksi mainan said...
Huhuhu...
Tapi koq sekarang makin banyak acara tentang musik indonesia yah
malah jadi bosan
pengennya diputer telenovela kek
hehehehe
BudiTyas said...
@belajar blog
pasti anda nonton melati untuk marvel juga.., hehe..

@koleksi mainan
Iya. Indonesia tu kalo bikin satu sukses, yg lain ikut - ikutan. Nggak heran kita ini sering disebut bangsa latah...
Zippy said...
Hmmm, ia nih kadang suka jengkel juga kalo TV hanya diisi dengan sinetron2 yang gak bermutu...
Tapi emang bener, tv itu bagian dari hidup...
Hambar rasanya tanpa TV :D
BudiTyas said...
Hehe,.. TV tu klo ada serasa ga butuh, klo pas mati baru repot. Apa lagi klo kesebelasan idola lagi maen...,wadew :D

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e