Offline Store : Pasca Startup

Beberapa hari setelah toko buka, tentunya ada tantangan - tantangan yang harus dihadapi. Tantangan sifatnya teknis praktis, bukan esensial yang harus ditelaah berjam - jam atau dibahas secara bertele - tele. Beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian diantaranya :

1. Faktor Perencanaan
Mungkin benar jika ada yang bilang, jalan dulu, tetek bengek dipikir sambil jalan. Perencanaan matang dan panjang bisa tidak berguna saat dinamika bisnis berjalan rapid, kencang, terus berubah. Kita tidak bisa merancang kapan harus menghindari lobang dan kapan harus mengerem kendaraan untuk suatu perjalanan. Kita hanya bisa melakukannya saat berkendara, tanpa rencana. Ini sifatnya teknis, tapi menentukan selamat tidaknya sampai tujuan.

2. Faktor Finansial
Apakah modal yang besar punya efek yang positif? Ini bisa menjebak. Pemain baru harus pintar - pintar melihat output atau seberapa cepat ia mampu menjual. Jika pemain baru mengambil produk dalam jumlah banyak untuk mengejar harga murah sementara outputnya masih kecil, resikonya adalah saat kena penurunan harga. Produk baru keluar beberapa biji, harga sudah jatuh. Pemain baru kadang tergoda membeli partai karena punya modal, dan ini bisa jadi blunder. Jadi perlu kalkulasi output untuk memprediksi seberapa besar input yang cocok.

3. Faktor SDM
SDM atau tenaga kerja juga punya pengaruh besar. Misalkan saja produk keluar bergantung salesman, sementara salesman bisa resign setiap saat, maka saat ia keluar, aliran produk jadi tidak lancar, bahkan bisa terhenti. Untuk pekerja lainpun relatif sama. Tanpa adanya backup, jika ada yang resign, otomatis kinerja secara keseluruhan terganggu.

4. Faktor Pricing
Jika berdagang untuk user, penentuan harga juga penting. Harga rendah tidak selamanya membuat produk laku. Membanting harga tidak selalu bisa membuat toko jadi kebanjiran pengunjung. Jadi perlu dipilih, mana produk reguler yang sensitif harga dan mana yang tidak.

5. Faktor Promosi
Promosi untuk produk, usaha retail, usaha grosir, tidak sama. Untuk retail kelas menengah ke bawah dengan rentang layanan terbatas, yang terpenting hanyalah menunjukkan eksistensi dan kelengkapan produk. Klo suplier atau grosir lebih ke harga, dimana eksposenyapun perlu dengan cara yang bijak agar tidak merusak harga. Kebanyakan usaha dagang kecil, informasi lebih banyak tersebar dari mulut ke mulut.

Yak, demikian sharing kali ini. Tidak ada startup yang instant. Suply and demand juga berproses, mendalami pasar berproses, dan promosipun berproses. Setahap demi setahap dan seimbang agar tidak ada bottle neck yang bisa membuat optimasi hal - hal lain menjadi tidak berguna. Seperti nyetem gitar, semua senar harus pas agar tidak fals.
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

4 komentar:

Pertamas ... salam kenal
Ssriyono Suke said...
Wah dah buka toko sungguhan toh, sip... pasti banyak pengalaman yang bakal ditulis...
BudiTyas said...
Yak, ditunggu aja sob pengalaman suka dukanya bisnis offline. Mulai start sampai sukses (atau bangkrut! ups..jangan deh) akan diceritakan di sini, hehe...
Yani said...
Wach... plannning nya bagus untuk membuka bisnis baru nich

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e