2

Jangan Bertransaksi dengan Koruptor

{ , }
Membaca berita tentang liburan Gayus di Nusa Dua untuk nonton petenis – petenis Rusia yang cantik dengan menggunakan uang korupsi, perasaan saya jadi sangat muak dan jijik dengan orang – orang yang duduk di jajaran atas pemerintahan sana. Mungkin ini adalah penyakit psikologis baru. Rasa mual dan ingin muntah saat melihat pejabat negara, seperti saat kita mencium bau telur asin busuk saat kita berniat ingin menyantapnya. Tidak ada rasa benci, sekedar rasa mual yang susah ditahan. Namaya juga penyakit.

Negara ini mengalami masalah berat dalam distribusi kesejahteraan. Rejeki yang mengalir, uang yang tersebar, seringkali melalui presedur yang nyata – nyata haram jika dipandang dari sudut pandang agama, dan kotor secara moralita. Uang yang dibelanjakan Gayus, uang yang dibelanjakan Kompol Iwan, entah untuk membeli sate atau yang lain, telah memutar suatu roda ekonomi yang saling berkesinambungan, dan jika ditilik, perputaran itu ternyata awalnya digerakkan uang kotor. Jika rejeki dari hasil seperti itu perputarannya dibuat garis hitam di Google Earth, maka peta Indonesia akan nampak hitam pekat, tanpa warna putih sama sekali.

Ekonomi Indonesia menguat, GDP meningkat, itu tidak saya sangsikan. Tapi yang kuat itu siapa saja, diperoleh dengan cara apa, itu yang saya pertanyakan. Andai saja orang – orang Indonesia dibekali alat khusus yang mempu membedakan uang haram dan uang halal, mungkin cara – cara haram mencari uang bisa hilang. Sayangnya, saat ini hanya ada detektor uang palsu, tidak ada detektor uang haram. Dan lebih disayangkan lagi, meski jelas – jelas seseorang mendapatkan rejekinya secara haram, siapapun masih mau menerima uangnya. Bayangkan, gimana kalau koruptor2 macam Gayus uangnya tidak diterima siapapun. Pasti asik tuh. Mungkin perlu ada gerakan macam itu. Jangan bertransaksi dengan koruptor, jangan menerima uang dari koruptor. Kucilkan siapapun yang sudi bertransaksi jual beli dengan koruptor.

Jika melawan korupsi dari atas susah, mulai dari bawah saja, dan harus tegas dan berani. Wong menggalang dukungan untuk kasus Prita saja bisa, masa yang ini tidak bisa?
1

Smartphone dari Beragam Sudut Pandang

{ }

Hasil nemu...
 
poside by budityas |n|e