Ngelantur Tentang Prospek Bisnis

Saya harus masuk bisnis apa yang membuat saya cepat kaya dan bertahan dalam waktu lama? Pandangan seorang milyarder yang ingin tetap eksis dalam jajaran milyarder akan berbeda dengan pandangan orang biasa yang ingin tinggal landas dari titik nol.

Orang - orang kaya kebanyakan lari ke sektor - sektor yang tumbuh secara rigid. Contohnya saja sektor agro, pertambangan, dan energi. Sawit, dengan hasil minyaknya sangat dibutuhkan aneka industri, baik untuk dimanfaatkan menjadi sabun, sampho, atau menjadi sumber energi alternatif. Biodiesel misalnya. Pertambangan dan energi juga sama. Keduanya sangat penting sebagai penunjang industri lain. Mukesh Ambani, seorang triliuner India diprediksi menjadi orang terkaya dalam beberapa tahun mendatang. Dia bergerak di bidang petrochemical dan energi.

Hingga saat ini, prospek sektor telekomunikasi masih relatif tinggi, hanya saja telekomunikasi hampir mndekati steady state, dalam arti kata, semua sudah berjalan dalam pos - posnya untuk kemudian saling bersaing untuk menjadi yang paling ekonomis. Ponsel canggih makin murah, tarif komunikasi makin murah, sementara biaya lain (besi hasil tambang untuk bikin tower, minyak buat wira - wiri operasional) meningkat untuk memperkaya pemilik lini bisnis lain (disebut di paragraf atas). Dalam arti kata, bisnis telekomunikasi tetap berjalan lancar, tapi tidak semenarik sektor agro atau tambang.

Untuk saya (dan mungkin banyak netters lain yang melihat ke atas dengan air liur bercucuran) yang ingin tinggal landas dari titik nol, perlu melihat prospek dengan cara yang berbeda. Prospek bisa dibagi 2. Pertama prospek dalam perspektif orang yang ambisius, dan yang kedua adalah prospek yang dilihat oleh orang yang realistis.

Prospek Ambisius
Bagi orang berimpian tinggi, menggapai bintang adalah tujuannya. Itu tidak salah, karena Bill gatespun ambisius dan berhasil. Hanya saja, faktor resiko juga perlu dipertimbangkan, salah satunya adalah resiko waktu. Waktu yang terbuang tidak bisa diputar balik. Prospek - prospek ambisius diantaranya :

1. Bisnis IT dan Internet
Bisnis ini beragam dan biasanya diterjuni dengan semangat menggebu - gebu. Secara financial, modal yang dibutuhkan dari nol hingga milyaran. Modal lain yang perlu ada adalah waktu, dan itu seringkali tidak dihitung (kecuali saat gagal). Bisnis ini tetap berprospek karena melibatkan uang yang tidak kecil, hanya saja faktor resiko dan persaingan jadi sangat besar. Mahasiswa mana sih yang tidak penasaran dengan segala hal berbau komputer dan internet?

2. Bisnis Terkait Pemasaran
Tergabung diantaranya adalah bisnis cetak, EO, dan entertaint. Makin banyak persaingan bisnis, makin banyak baliho/bilboard terpasang, dan flyer tersebar di mana - mana. Bisnis cetak, desain, dan sejenisnya berpesta pora. Event brand A, B, dst, banyak EO bermunculan dan bersaing.  Entertaint, seperti karaoke, live music cafe, juga bisa jadi ladang uang yang menciptakan jutawan - jutawan baru. Bisnis - bisnis ini nampak menyenangkan, bermargin tinggi, namun faktor resiko juga tinggi, terutama dalam lika - likunya.

3. Bisnis Produk/jasa baru
Bisa disebut sebagai bisnis inovasi dan sifatnya spekulatif. Bisnis parfum helm, pengaman LPG, sewa kompor gas hajatan, bisa disebut bisnis inofatif, dan punya rentang waktu cukup untuk mengeruk keuntungan sebelum akhirnya ditiru.

Mungkin masih banyak lagi contoh lainnya untuk prospek ambisius. Sekarang berlanjut ke prospek kedua, yaitu prospek yang realistis. Disebut prospek realistis karena tujuannya tidak terlalu muluk, dan hanya bersandar pada apa yang ada dan terlihat di lingkungan sekitarnya saja. Beberapa contoh diantaranya :

1. Bisnis Grosir Umum
Pertumbuhan perumahan cukup pesat, toko2 kecil tumbuh bak jamur di musim hujan. Darimana mereka mendapat barang dagangan? Kebanyakan dari toko grosir. Saat ini, kebanyakan toko grosir masih dioperasikan oleh engkoh2. Regenerasinya sedikit terhambat. Bagaimana tidak? Impian anak - anak muda jaman sekarang kalau tidak mendirikan warnet, toko komputer, netpreneur, programmer, atau malah jadi hacker (halah...^_^), dan pada kenyataannya jauh lebih banyak lagi yang jadi pegawai (atau pengangguran). Bersaing dengan engkoh2 seharusnya bukan perkara sulit untuk anak muda yang lebih enerjik dan terdidik.

2. Bisnis Servis alat rumah tangga
Membanjirnya produk Cina murah non garansi bisa jadi berkah tersendiri. Pembagian kompor gas dengan kualitas "parah" dari pemerintah juga jadi berkah tersendiri bagi mereka yang bisa memanfaatkannya. Ribuan kompor di lingkungan anda bakal rusak dalam tempo 6 bulan sejak digunakan. Tidakkah terlihat prospek yang menggiurkan? Tukang servis lampu saja sekarang ada lho, dan mereka tidak kelaparan.

3. Bisnis Delivery
Layanan pesan antar produk apapun. Bukankah terdengar menarik? Banyak orang yang terlalu lelah bekerja, terlalu malas keluar rumah untuk ini itu. Anda bisa melist beragam kebutuhan harian, beragam menu rumah makan favorit, dan menawarkan layanan antar ke kompleks2 perumahan sekitar anda. Tidak perlu punya toko atau resto. Cukup listing produk, ambil margin cukup, plus bea antar. Saat ini yang saya tahu baru untuk tabung gas dan galon aqua. Bagaimana jika di pos kamling perumahan2 sekitar anda coba anda tempel info "layan antar beragam produk harian, list produk bisa dilihat di www.pesanantarmurah.com". Kalau ternyata ada respon, bisa dikembangkan. Jikapun tidak, paling rugi fotocopy beberapa lembar kertas, ya kan? Mencoba tidak ada salahnya, kali aja bisa berkembang jadi tim suplier kebutuhan harian seluruh penghuni perumahan.

Yah..., yang namanya prospek ada di mana - mana. Ada yang realistis, ada yang ambisius, ada pula yang tidak masuk akal. Yang penting mau usaha. Kalau nggak diusahakan, ya ga ketahuan ujungnya. 
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

0 komentar:

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e