Pembeli Memilih, Penjual Memilih

Sebagai pembeli, konsumen, kita adalah makhluk yang pemilih. Kita memilih produk yang kita sukai, membeli di toko favorit, makan di warung langganan, dan sebagainya. Sebagai penjual - jika anda pedagang - andapun sebenarnya juga punya hak untuk memilih. Penjual bisa memilih konsumen yang hendak ia layani. Semakin anda tahu tipe konsumen yang ingin anda layani, maka hasilnya akan semakin bagus karena anda akan makin fokus dalam menjual produk. Jangan sampai sebagai penjual, kita terjebak untuk memuaskan semua orang, karena itu adalah hal yang mustahil dilakukan. Hal ini nampak mudah jika yang kita jual adalah produk khusus (produknya sendiri sudah tersegmen), namun akan terasa sukar jika produk yang dijual adalah produk umum. Kelontong atau sembako misalnya.


Sebagai penjual, ada beberapa tipe konsumen yang sebaiknya dihindari, diantaranya :
1. Konsumen yang susah diminta antri
Konsumen seperti ini selalu minta didahulukan, membuat team wiraniaga berada di posisi yang serba salah. Tipe pembeli seperti ini perlu diberi ketegasan untuk antri, atau jika antri terlalu sukar untuk konsumen tipe ini, let them go. Jika tipikal konsmen seperti ini dituruti, konsumen lain yang kecewa, meski disimpan di hati. Word of mouth yang timbulpun akan jelek meski sifatnya promosi. "Toko yang di sana itu lho, murah dan ga harus antri", .. dan pelanggan tokopun tergeser dari tipe2 tertib menjadi pelanggan2 yang nggak mau antri dan susah diatur. Buruk buat bisnis.

2. Konsumen yang hobi ngutang
Untuk anda yang menjual produk secara tradisional, pasti pernah ketemu sama konsumen tipe ini. Suka ngutang, atau duitnya kurang. Konsumen seperti ini biasanya bawaan, alias sudah jadi kebiasaan dan sukar dihilangkan. Sekali anda menyetujui untuk memberi utang atau mengijinkan konsumen belanja dengan pembayaran kurang, maka anda harus bersiap mendapatkan pelanggan yang serupa. Anda mungkin akan sadar dan menuliskan di dinding "dilarang bon", saat dana sudah banyak yang hilang. Untuk itu sedari awal, hindari konsumen seperti ini, meski itu tetangga anda sendiri.

3. Tukang ngutil
Tampak seperti konsumen baik - baik, tapi anda kemudian mendapatinya memasukkan barang ke saku tanpa membayar. Jika kita punya sistem yang baik, security dan cctv, semua jadi mudah, namun jika tidak, anda perlu membuat tipe konsumen seperti ini tidak datang lagi ke toko anda apapun caranya.

Ada banyak hal penting yang seringkali luput dari textbook standar yang kita punya. Semua dipelajari dari pengalaman, jam terbang. Untuk itu, para pengusaha seringkali menganjurkan take action first, belajar sambil jalan. Itu ada benarnya karena seringkali tantangan tiap jenis bisnis berbeda dan bisa sangat spesifik dan vital, tapi tidak kita temukan di textbook manapun. Hanya pengalaman yang mengajarkannya.
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

7 komentar:

tipsnya bener banget tuh gan kita harus menghindari itu
bagus bener tuh gan, tipsnya mantep banget deh
vibration meter said...
tipsnya bikin ngakak juga tapi bener juga hehehe
Seputar Jakarta said...
dipilih dipilih dipilih...
semoga rame dagangannya mas... :D
Loker Jakarta said...
textbook memang terlalu banyak info yg out of date, tapi beliau beliau tak mau enyadarinya...
thank's infonya gan !
salam kenal ja dari saya ! :)
terima kasih gan infonya menarik sekali
kami tunggu postingan berikutnya

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e