Kopi Torabika, Riwayatmu Kini

Semenjak distributornya berganti, toko saya sudah tidak menjual Torabika lagi. Entah bagaimana performa produk itu sekarang. Dulu, waktu Torabika masih dipegang distributor lama, penjualannya lumayan juga. Seminggu bisa habis 20 karton untuk Torabika susu, padahal saat itu toko saya masih relatif baru. Waktu itu memang yang main torabika jarang. Rata rata grosir fokus dengan ABC susu dari kapal api.


 Waktu distributornya ganti, entah mengapa toko saya tidak lagi dicover. Yang dicover justru grosir2 lama yang prefer ke kapal api yg memang market leader. Entah data darimana yang dipakai. Saat ada sales yang datang, yang ada cuman canvas dan tidak rutin. Meski order bulanan saya jutaan dan cash, itu masih tidak cukup untuk membuat saya dipermudah dalam masalah retur. Saat sales yang datang menolak retur produk yang hanya beberapa biji, ga nyampe serenceng, saat itulah saya memutuskan untuk tidak menjual torabika lagi. Apalagi saat saya minta pindah untuk dicover sales TO dipersulit, wah... yg butuh sebenarnya siapa ya? Bahkan saya menolak menerima kupon hadiah torabika untuk penjualan produk mulai saat itu. Tentu saja penjualan langsung drop, tapi tidak mengapa, karena niat saya memang tinggal menghabiskan stok saja. Pelanggan toko saya alihkan ke kapal api susu, produk dari kapal api dengan harga dan program promosi yang serupa.

Pelajaran yang saya dapat adalah, kerjasama hanya dapat berlangsung jika ada komitmen saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Tidak sombong saat produk laku, karena bagaimanapun juga, roda itu berputar.
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

6 komentar:

Anonymous said...
Kopi torabika saat ini ditelantarkan oleh mayora sejak kehadiran top coffee, kayaknya minder. Padahal rasanya paling enak. Bravo torabika.
Anton Rusli said...
YA mengenaskan memang.
Gunawan said...
Salesmannya kalah sebelum bertanding kalee...
Admin said...
Torabika mungkin emang ga lg menjanjikan krn kompetisi kopi terlalu ketat. Mayora lantas nyari duit dgn menaikkan hg energen, migelas, roma kelapa, n kabarnya permen2 macam kopiko jg nyusul. Utk pedagang, produk mayora kasi margin terlalu tipis. Entah sp kapan para pedagang bertahan. Kebanyakan produknya di harga kritis, klo ga hati2 dgn harga, makin sedikit pedagang yg semangat bantu. Kompetisi makin ketat.
Jayavo said...
Jadi setelah ganti dengan kapal api, apakah kapal api kinerjanya lebih bagus?
Terima kasih atas jawabannya.
Admin said...
Dari kapal api, saya dicover sales TO, jadi kunjungannya rutin, dan suply juga rutin. Sudah lumrah jika sales kanvas itu seringkali memecah nota. Rutinitas kunjungan bukan prioritas selama produk yg dibawa laku. Yg masih kurang bagus di kapal api ada di pengirimannya. Kadang molor, padahal cash, jd ada budget yg tertunda perputarannya.

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e