7

Ngutang Disana, Belanja Di Sini

{ , }
Beberapa waktu lalu toko saya sempat mendapat pelanggan - pelangan dengan nilai belanja lumayan banyak. Mereka adalah sales freelance yang nampaknya sudah punya banyak pengalaman. Semua lebih senior daripada saya.

Satu, dua, tiga, terus bertambah sampai akhirnya ada seorang 'bandar' datang dan mengeluh pada saya. Dia juga seorang pedagang dan punya sales lumayan banyak. Sales - sales itu mengambil barang darinya dengan sistem tempo alias bayar belakang alias utang. Setoran jeda berapa hari dari saat pengambilan. Akhir - akhir ini, salesnya mulai molor dalam membayar. Satu, dua, dan makin banyak yang molor.

Ternyata sodara2, duit yang harusnya buat setoran itu dibelanjakan di tempat saya. Harga lebih murah karena saya main cash. Sekali dia ambil produk dari juragan tempo, hasil jualannya dibelanjakan di tempat saya beberapa kali. Otomatis setoran mereka molor. Pantas aja saat juragannya mampir tempat saya, beberapa sales pada ribut pingin cepat2 kabur...haha, ternyata...
1

Sales yang Anti SMS

{ , , }
Ada seorang pelanggan saya yang unik. Setiap kali dia datang ke toko untuk membeli produk dan produk yang dicari sedang kosong, dia minta untuk dikasih kabar jika produknya sudah ada. Seperti yang dia minta, saat produk yang dicari itu datang, saya langsung mengirim SMS untuk memberi tahu sales tersebut. Uniknya, jam berapapun saya SMS, dia selalu membalasnya di sore atau malam hari. Tadinya sih saya tidak terlalu memperhatikan, tapi karena sering, saya jadi penasaran juga. Masak sampai demikian sibuknya sampai membalas SMS saja tidak sempat, begitu tadinya pikir saya. Usut punya usut, dari sesama sales yang kenal dengan dia akhirnya saya baru tahu kalau si sales unik itu ternyata buta huruf. Ya, tipe pedagang yang tahu angka tapi nggak tahu huruf. Jadi tiap kali saya kirimi SMS, yang bacain adalah istrinya sepulang ia kerja. Pantes balesnya lama...hehe. Kabarnya, sewaktu masih kelas satu SD, dia sempat sakit lumayan lama, dan akhirnya membuat dia enggan sekolah lagi.

139

Pengalaman Dagang Grosir Snack, Sembako, dll

{ }
Sudah 2 tahun ini saya menekuni bisnis grosir snack dan sembako. Omset awal hanya beberapa ratus ribu sehari, sekarang sudah mendingan, belasan juta sehari. Saya belum merasa itu sebuah kesuksesan untuk dibanggakan, sekedar tanda bahwa bisnis grosirpun jika ditekuni bisa berkembang dan layak untuk dijalankan, meskipun pasar dan retail modern makin menjamur akhir - akhir ini.
 
poside by budityas |n|e