Dalam bisnis sembako yang saya geluti, saya pakai istilah harga beli dan harga modal. Harga beli adalah harga yang ternota/tertulis di nota saat beli barang, sedang harga modal adalah harga beli plus bea untuk mendapatkan barang tersebut (ongkos transport, kuli, parkir dlsb). Keuntungan yang kita dapat adalah harga jual dikurangi harga modalnya. Mudahnya, kalau kita ingin harga modal serendah mungkin, kita harus membeli barang sebanyak - banyaknya dengan bea lain - lain tetap. Kalau truk kita belum penuh, ya belanja ditambah terus sampai penuh, itu untuk mendapatkan harga modal serendah mungkin. Jika kita tdk mampu mengisi penuh armada angkut kita dengan alasan modal, kita bisa join dengan rekan pedagang lain shg beban transport bisa terbagi.
Pada dasarnya, bea transport akan terus menjadi pertimbangan saat kita memang fokus untuk berjualan keliling (tanpa toko). Namun jika kita punya toko, hal tersebut lambat laun terabaikan oleh faktor - faktor lain karena bea transport dll akan berpindah menjadi beban pikiran suplier kita ^_^, kecuali klo dgn suatu alasan, kita harus terus menerus menjadi suplier untuk toko kita sendiri (di area tanpa dist resmi contohnya). Jika distributor resmi mengcover area jual kita, maka merupakan keuntungan saat kita disuplay mereka, karena dist resmi biasanya menghilangkan variabel transport cost. Mark up nilai produk sbg profit yang mereka dapat sudah cukup untuk mengcover beban distribusi/transport di area yang mereka kelola. Harga yg kita dapat sebagai toko di desa, sama dengan harga di kota selama nilai produk yang kita beli sama.
Jika kita mengoptimasi belanja utk dapat harga serendah mungkin lantas menurunkan harga jual (agar lebih kompetitif), kita harus memperhatikan beberapa hal :
- Kita adalah pedagang/seller, bukan pemasar, bukan pemilik brand. Jangan mengorbankan profit demi lakunya suatu merk, kecuali kita mendapat fasilitas/support dari pemilik brand, atau produk/brand tsb punya arti signifikan untuk daya saing toko kita.
- Saat kita jual murah, kita tidak menciptakan pembeli baru, hanya sekedar "membajak" pembeli yang sebelumnya belanja di toko lain, atau memindah pilihan konsumen dari produk A ke produk B.
- Siapa kompetitor terdekat yg terkena dampak jika harga jual kita turunkan.
Sebenarnya, bagi pedagang, keuntungan maksimal didapat saat kita mampu menjual dengan harga setinggi mungkin, jadi, perang harga (adu murah) sedapat mungkin dihindari. Lebih baik adu layanan daripada beradu harga. Harga yang setara dengan kompetitor adalah pilihan ideal, kecuali saat penetrasi awal (grand opening toko), kita bisa menerapkan harga murah untuk memikat calon - calon pelanggan, itupun tidak untuk jangka panjang.
Jika kita berpikir bahwa harga murah adalah kunci dalam berkompetisi, kita berada dalam jalur yang tidak sehat. Misal saja, sebagai pendatang baru kita fokus untuk selalu menjual lebih murah dengan harapan bisa segera laris, maka kompetitor kita pasti akan merasakan dampaknya (pelanggannya tergerus) dan pindah ke toko kita, lantas ikut menurunkan harga. Bisa - bisa yang terjadi adalah perang harga, kuat kuatan modal. Yang modalnya tipis akhirnya tutup duluan. Akan lebih ideal jika antara satu dengan yang lain saling mengisi dan melengkapi meski bergerak di bisnis yang sama.
3 komentar:
salam dari jual busana muslim murah-0813.3535.4612
saya ingin blajar banyak
gan minta info agen distributor jajanan anak donk
Post a Comment
Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.