tag:blogger.com,1999:blog-34135807250910593412024-03-13T09:56:01.295+07:00Poside PostAdminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.comBlogger31125tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-58759012004759193382013-06-23T11:05:00.000+07:002013-06-23T11:05:08.592+07:00Kontes Video Iklan via YoutubeIklan TV dibuat dengan biaya mahal, ditayangkan dengan tarif yang mahal, untuk menyasar konsumen yang kian hari kian akrab dengan gadget dan internet. Bagi mereka yang tradisional atau mereka yang ingin dampak cepat dalam waktu singkat untuk memasarkan produk baru mereka, hal itu masih bisa dibilang wajar. Namun, untuk brand – brand lama yang tidak ingin popularitasnya tergerus, ada beberapa alternatif yang bisa dipilih untuk mempertahankan popularitas brand mereka. Salah satunya via Youtube.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Youtube punya rentang tayang fleksibel dan masa hidupnyapun saya rasa panjang kalau melihat bahwa yang membackup adalah Google, raksasa internet dengan kapitalisasi pasar sangat besar. Youtube adalah media murah untuk cost per view iklan yang rendah dan durasi tayang panjang. Untuk suatu kategori produk, menjadi brand dominan di Youtube adalah kesempatan yang sebaiknya tidak diabaikan.<br />
<br />
Menjadi dominan di Youtube tidak mungkin bisa dilakukan jika suatu brand hanya punya 1-2 video di sana. Perlu ada puluhan atau ratusan untuk bisa mendominasi. Untuk itu, butuh suatu metode untuk mencapainya, dan salah satu cara yang mungkin adalah melalui suatu kontes video iklan yang diupload oleh kontestan. Video yang dibuat siapa saja selama bermuatan positif dan meningkatkan awarenes terhadap produk adalah hal yang positif, terlepas dari kualitas video tersebut. Ada beberapa alasan mengapa hal itu layak dilakukan, diantaranya :<br />
<br />
<ul>
<li>Gadget semakin canggih, bahkan kamera ponsel dengan resolusi 5 Mpix sekarang adalah hal yang lumrah.</li>
<li>Youtube makin sering diakses. Selain karena perkembangan infrastruktur yang makin baik, youtube menjadi menarik karena merupakan gudang video dari seluruh penjuru dunia, bahkan banyak acara TV mengambil video yang merupakan courtesy Youtube.</li>
<li>Kreativitas itu milik siapa saja, dalam arti, dari sekian ratus juta orang Indonesia, pasti ada yang punya ide – ide istimewa untuk bisa menjadi konsep sebuah iklan yang baik. Jadi, tema iklan tidak selalu harus dibuat oleh sebuah tim kreatif, karena anak SMP yang bisa mengoperasikan ponselpun bisa jadi sangat kreatif.</li>
<li>Punya dampak meski tidak tayang di TV. Iklan yang tayang di youtube, meski buatan perseorangan, bukan corporate, tetap punya visitor. Dapat dilihat dan diakses siapa saja, kapan saja, sengaja atau tidak sengaja.</li>
</ul>
<br />
Iklan yang dibuat siapa saja, tentu saja punya konten yang beragam, bahkan bisa juga punya tendensi yang kurang bagus/kontra dengan brand itu sendiri, namun efek viralnya tetap ada, dan itu tetap meningkatkan awareness terhadap brand meski perlu ada effort tambahan untuk terciptanya image bagus terhadap brand tersebut.<br />
<br />
Untuk membuat kompetisi, tentunya perlu ada hadiah dan metode pelaksanaan. Perlu difikirkan dengan baik untuk hal ini, dalam arti, suatu project dapat dibilang berhasil jika hasilnya lebih besar dari modalnya, karena pada dasarnya, ini bisnis. Dan dalam bisnis, perhitungan yang ada adalah untung rugi, bukan yang lain.<br />
<div>
<br /></div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-54799262125562242642011-01-14T23:43:00.000+07:002011-01-14T23:43:55.195+07:00Ngelantur Tentang Prospek BisnisSaya harus masuk bisnis apa yang membuat saya cepat kaya dan bertahan dalam waktu lama? Pandangan seorang milyarder yang ingin tetap eksis dalam jajaran milyarder akan berbeda dengan pandangan orang biasa yang ingin tinggal landas dari titik nol.<br />
<br />
Orang - orang kaya kebanyakan lari ke sektor - sektor yang tumbuh secara rigid. Contohnya saja sektor agro, pertambangan, dan energi. Sawit, dengan hasil minyaknya sangat dibutuhkan aneka industri, baik untuk dimanfaatkan menjadi sabun, sampho, atau menjadi sumber energi alternatif. Biodiesel misalnya. Pertambangan dan energi juga sama. Keduanya sangat penting sebagai penunjang industri lain. Mukesh Ambani, seorang triliuner India diprediksi menjadi orang terkaya dalam beberapa tahun mendatang. Dia bergerak di bidang petrochemical dan energi.<br />
<br />
Hingga saat ini, prospek sektor telekomunikasi masih relatif tinggi, hanya saja telekomunikasi hampir mndekati steady state, dalam arti kata, semua sudah berjalan dalam pos - posnya untuk kemudian saling bersaing untuk menjadi yang paling ekonomis. Ponsel canggih makin murah, tarif komunikasi makin murah, sementara biaya lain (besi hasil tambang untuk bikin tower, minyak buat wira - wiri operasional) meningkat untuk memperkaya pemilik lini bisnis lain (disebut di paragraf atas). Dalam arti kata, bisnis telekomunikasi tetap berjalan lancar, tapi tidak semenarik sektor agro atau tambang.<br />
<br />
Untuk saya (dan mungkin banyak netters lain yang melihat ke atas dengan air liur bercucuran) yang ingin tinggal landas dari titik nol, perlu melihat prospek dengan cara yang berbeda. Prospek bisa dibagi 2. Pertama prospek dalam perspektif orang yang ambisius, dan yang kedua adalah prospek yang dilihat oleh orang yang realistis.<br />
<br />
Prospek Ambisius<br />
Bagi orang berimpian tinggi, menggapai bintang adalah tujuannya. Itu tidak salah, karena Bill gatespun ambisius dan berhasil. Hanya saja, faktor resiko juga perlu dipertimbangkan, salah satunya adalah resiko waktu. Waktu yang terbuang tidak bisa diputar balik. Prospek - prospek ambisius diantaranya :<br />
<br />
1. Bisnis IT dan Internet<br />
Bisnis ini beragam dan biasanya diterjuni dengan semangat menggebu - gebu. Secara financial, modal yang dibutuhkan dari nol hingga milyaran. Modal lain yang perlu ada adalah waktu, dan itu seringkali tidak dihitung (kecuali saat gagal). Bisnis ini tetap berprospek karena melibatkan uang yang tidak kecil, hanya saja faktor resiko dan persaingan jadi sangat besar. Mahasiswa mana sih yang tidak penasaran dengan segala hal berbau komputer dan internet?<br />
<br />
2. Bisnis Terkait Pemasaran<br />
Tergabung diantaranya adalah bisnis cetak, EO, dan entertaint. Makin banyak persaingan bisnis, makin banyak baliho/bilboard terpasang, dan flyer tersebar di mana - mana. Bisnis cetak, desain, dan sejenisnya berpesta pora. Event brand A, B, dst, banyak EO bermunculan dan bersaing. Entertaint, seperti karaoke, live music cafe, juga bisa jadi ladang uang yang menciptakan jutawan - jutawan baru. Bisnis - bisnis ini nampak menyenangkan, bermargin tinggi, namun faktor resiko juga tinggi, terutama dalam lika - likunya.<br />
<br />
3. Bisnis Produk/jasa baru<br />
Bisa disebut sebagai bisnis inovasi dan sifatnya spekulatif. Bisnis parfum helm, pengaman LPG, sewa kompor gas hajatan, bisa disebut bisnis inofatif, dan punya rentang waktu cukup untuk mengeruk keuntungan sebelum akhirnya ditiru.<br />
<br />
Mungkin masih banyak lagi contoh lainnya untuk prospek ambisius. Sekarang berlanjut ke prospek kedua, yaitu prospek yang realistis. Disebut prospek realistis karena tujuannya tidak terlalu muluk, dan hanya bersandar pada apa yang ada dan terlihat di lingkungan sekitarnya saja. Beberapa contoh diantaranya :<br />
<br />
1. Bisnis Grosir Umum<br />
Pertumbuhan perumahan cukup pesat, toko2 kecil tumbuh bak jamur di musim hujan. Darimana mereka mendapat barang dagangan? Kebanyakan dari toko grosir. Saat ini, kebanyakan toko grosir masih dioperasikan oleh engkoh2. Regenerasinya sedikit terhambat. Bagaimana tidak? Impian anak - anak muda jaman sekarang kalau tidak mendirikan warnet, toko komputer, netpreneur, programmer, atau malah jadi hacker (halah...^_^), dan pada kenyataannya jauh lebih banyak lagi yang jadi pegawai (atau pengangguran). Bersaing dengan engkoh2 seharusnya bukan perkara sulit untuk anak muda yang lebih enerjik dan terdidik.<br />
<br />
2. Bisnis Servis alat rumah tangga<br />
Membanjirnya produk Cina murah non garansi bisa jadi berkah tersendiri. Pembagian kompor gas dengan kualitas "parah" dari pemerintah juga jadi berkah tersendiri bagi mereka yang bisa memanfaatkannya. Ribuan kompor di lingkungan anda bakal rusak dalam tempo 6 bulan sejak digunakan. Tidakkah terlihat prospek yang menggiurkan? Tukang servis lampu saja sekarang ada lho, dan mereka tidak kelaparan.<br />
<br />
3. Bisnis Delivery<br />
Layanan pesan antar produk apapun. Bukankah terdengar menarik? Banyak orang yang terlalu lelah bekerja, terlalu malas keluar rumah untuk ini itu. Anda bisa melist beragam kebutuhan harian, beragam menu rumah makan favorit, dan menawarkan layanan antar ke kompleks2 perumahan sekitar anda. Tidak perlu punya toko atau resto. Cukup listing produk, ambil margin cukup, plus bea antar. Saat ini yang saya tahu baru untuk tabung gas dan galon aqua. Bagaimana jika di pos kamling perumahan2 sekitar anda coba anda tempel info "layan antar beragam produk harian, list produk bisa dilihat di www.pesanantarmurah.com". Kalau ternyata ada respon, bisa dikembangkan. Jikapun tidak, paling rugi fotocopy beberapa lembar kertas, ya kan? Mencoba tidak ada salahnya, kali aja bisa berkembang jadi tim suplier kebutuhan harian seluruh penghuni perumahan.<br />
<br />
Yah..., yang namanya prospek ada di mana - mana. Ada yang realistis, ada yang ambisius, ada pula yang tidak masuk akal. Yang penting mau usaha. Kalau nggak diusahakan, ya ga ketahuan ujungnya. Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-57597017250644404022010-11-12T13:39:00.000+07:002010-11-12T13:39:12.984+07:00Jangan Bertransaksi dengan KoruptorMembaca berita tentang liburan Gayus di Nusa Dua untuk nonton petenis – petenis Rusia yang cantik dengan menggunakan uang korupsi, perasaan saya jadi sangat muak dan jijik dengan orang – orang yang duduk di jajaran atas pemerintahan sana. Mungkin ini adalah penyakit psikologis baru. Rasa mual dan ingin muntah saat melihat pejabat negara, seperti saat kita mencium bau telur asin busuk saat kita berniat ingin menyantapnya. Tidak ada rasa benci, sekedar rasa mual yang susah ditahan. Namaya juga penyakit.<br />
<br />
Negara ini mengalami masalah berat dalam distribusi kesejahteraan. Rejeki yang mengalir, uang yang tersebar, seringkali melalui presedur yang nyata – nyata haram jika dipandang dari sudut pandang agama, dan kotor secara moralita. Uang yang dibelanjakan Gayus, uang yang dibelanjakan Kompol Iwan, entah untuk membeli sate atau yang lain, telah memutar suatu roda ekonomi yang saling berkesinambungan, dan jika ditilik, perputaran itu ternyata awalnya digerakkan uang kotor. Jika rejeki dari hasil seperti itu perputarannya dibuat garis hitam di Google Earth, maka peta Indonesia akan nampak hitam pekat, tanpa warna putih sama sekali.<br />
<br />
Ekonomi Indonesia menguat, GDP meningkat, itu tidak saya sangsikan. Tapi yang kuat itu siapa saja, diperoleh dengan cara apa, itu yang saya pertanyakan. Andai saja orang – orang Indonesia dibekali alat khusus yang mempu membedakan uang haram dan uang halal, mungkin cara – cara haram mencari uang bisa hilang. Sayangnya, saat ini hanya ada detektor uang palsu, tidak ada detektor uang haram. Dan lebih disayangkan lagi, meski jelas – jelas seseorang mendapatkan rejekinya secara haram, siapapun masih mau menerima uangnya. Bayangkan, gimana kalau koruptor2 macam Gayus uangnya tidak diterima siapapun. Pasti asik tuh. Mungkin perlu ada gerakan macam itu. <b>Jangan bertransaksi dengan koruptor, jangan menerima uang dari koruptor. Kucilkan siapapun yang sudi bertransaksi jual beli dengan koruptor. </b><br />
<br />
Jika melawan korupsi dari atas susah, mulai dari bawah saja, dan harus tegas dan berani. Wong menggalang dukungan untuk kasus Prita saja bisa, masa yang ini tidak bisa?Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-29682710397313618772009-10-20T14:01:00.000+07:002009-10-20T14:01:21.025+07:00Berharap Kamera Pengaman MiniTetangga sebelah kiri rumah bulan kemarin kemalingan. Uang dan perhiasan yang hilang nilainya puluhan juta. Tetangga sebelah kanan rumah juga kena seminggu kemudian. Barang yang hilang laptop dan peralatan elektronik. Agak mengkhawatirkan memang. Rasanya dunia permalingan makin maju aja. Kalau maling makin canggih begini, nampaknya para pemilik rumah juga perlu makin canggih. Saya jadi kepikiran memasang webcam di depan rumah. Kabarnya webcam bisa dibikin hanya merekam jika ada gerakan. Konsepnya sederhana, semacam membandingkan gambar sebelum dan sesudahnya. Jika ada perbedaan signifikan (alias ada gerakan) maka komputer akan mulai merekam.<br />
<br />
Sistem CCTV dengan webcam kayak gini tentunya butuh komputer yang menyala semalam suntuk. Kalo pakai PC, kayaknya bisa jebol tagihan listriknya. Mungkin lebih tepat kalau pakai laptop jadi lisrik lebih bisa dihemat dan tidak langsung tewas jika listrik mati. Ini masih dalam tataran ide saja, jadi belum saya eksekusi. Kalau harapan saya sih, ada sebuah produk camera kecil yang dilengkapi MMC plus sensor gerak, jadi lebih praktis. Lebih bagus lagi jika ada output untuk mentrigger alarm. Wah, pasti maknyus. Kalau harganya wajar, pasti laris manis.<br />
<br />
Yak, lagi - lagi ini masih sebatas ide, atau saat ini mungkin produknya sudah ada? Saya kurang tahu juga. Kalau melihat di pasaran video recorder buatan China begitu banyak, nampaknya membuat video recorder dengan sensor gerak dan output untuk alarm tidak butuh modifikasi terlalu banyak. Usaha membuatnya cukup sebanding dengan fungsinya.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-72412622758576510952009-09-15T10:16:00.003+07:002009-09-15T10:16:00.117+07:00Membaca Peluang : Teknik dan MekanismeSetiap orang terikat dengan kebutuhan dan keinginan. Setiap manusia juga memiliki keserupaan. Pada dasarnya, membaca peluang adalah membaca apa yang ada di sekitar kita dengan lebih cermat. Lingkungan dan orang - orangnya adalah basis peluang untuk menjadi lahan bisnis yang bisa jadi sangat menguntungkan.<br />
<br />
Tidak banyak yang mampu membaca hal seperti ini. Membaca peluang mungkin adalah gift, mungkin juga sekedar kebiasaan yang berulang. Membaca peluang ada banyak macamnya, berikut ini beberapa yang mungkin bisa dijadikan pijakan.<br />
<br />
<b>1. Keluhan</b><br />
Keluhan adalah tanda ada yang tidak beres. Setiap keluhan punya potensi untuk menjadi opportunity bisnis. Contoh sederhana, ibu - ibu mengeluh tukang sayurnya datang terlalu siang, opportunitinya : dagang sayur lebih pagi adalah lahan bisnis. Contoh lain; Susah nyari pulsa di komplek ini, berarti ada prospek bisnis pulsa di daerah tersebut. Ini sekedar contoh membaca opportunity atau peluang melalui keluhan. Tingkat feasible untuk bisa profitable perlu dikaji tersendiri.<br />
<br />
<b>2. Kebiasaan/Tradisi</b><br />
Membaca tradisi bisa menjadi peluang yang bagus. Tradisi dan kebiasaan adalah hal yang berulang. Jika tradisi sifatnya komuniti, kebiasaan sifatnya individual. Contoh peluang dalam hal tradisi misalnya : Kebiasaan menyumbang beras, teh, atau gula saat hajatan di desa. Jika anda bisa melist orang hajatan, anda bisa mendapatkan produk - produk sembako dengan harga murah. Keluarga yang punya hajat rata - rata lebih menyukai uang daripada stok sembako yang cukup untuk berbulan - bulan. Tradisi Opspek mahasiswa baru, tradisi jual ternak saat musim penerimaan mahasiswa baru, tradisi sembako naik saat ramadhan, dan masih banyak lagi tradisi yang jika dicermati bisa menjadi kegiatan rutin anda dalam 1 tahun penuh.<br />
<br />
<b>3. Kenangan</b><br />
Sesuatu yang sudah berlalu bukan berarti tanpa nilai. Ada banyak peluang daam kenangan. Bahkan facebookpun kental dengan nuansa kenangan sehingga orang berbondong - bondong bergabung demi ketemu dengan teman - teman SMA nya dulu. Sesuatu yang telah lewat punya potensi untuk hits kembali. Tinggal kepekaan anda melihat lingkungan. Kenangan apa yang mungkin bisa anda jadikan lahan bisnis. Restorasi foto jaman baheula mungkin?<br />
<br />
<b>4. Harapan</b><br />
Harapan mirip dengan keluhan, hanya saja jika keluhan sifatnya sudah ada namun belum sempurna, kalau harapan lebih pada sesuatu yang diinginkan ada, namun saat ini belum tersedia. Sifatnya invent, bukan duplikasi - optimasi. Orang - orang desa berharap adanya hiburan, dan anda sigap dengan menghadirkan pasar malam. Kemungkinan suksesnya sangat tinggi. <br />
<br />
Nah, tiap kali anda ngobrol dengan siapapun, perhatikan poin - poin peluang yang bisa anda saring. Makin terlatih, makin peka, maka wawasan bisnis dan peluang yang mungkin anda eksekusi akan makin banyak. Anda tidak akan kehabisan ide. Semua peluang akan mengalir seperti air. Tambahan lagi, jangan berbisnis mengandalkan asumsi, kayaknya, sepertinya, tapi kurang dalam mendengarkan. Biasanya yang seperti itu hanya berujung kecewa.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-30627583572969954902009-09-14T19:50:00.000+07:002009-09-14T19:50:42.293+07:00Ide - Ide Bisnis Terbaru<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/Sq47_KQLKpI/AAAAAAAABVE/D3g0MvUrmho/s1600-h/idebisnis.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/Sq47_KQLKpI/AAAAAAAABVE/D3g0MvUrmho/s320/idebisnis.jpg" /></a></div>Seorang teman tadi pagi konsultasi,.. cie, konsultasi. Intinya mengenai bisnis yang ia jalani. Sudah banyak modal keluar untuk aneka bisnis yang dicoba, sudah banyak kerugian yang diderita, tapi harapan titik balik untung belum juga nampak di depan mata. Pada intinya, yang ingin ditanyakan adalah, enaknya bisnis apa lagi yang bisa mendatangkan hasil dengan cepat mengingat usia tidak muda lagi (dan belum juga dapat jodoh). Haha, moga - moga dia ga baca blog saya.<br />
<br />
Jika diflashback ke artikel - artikel saya sebelumnya, saya akan mencoba memberikan saran satu hal, yaitu detil. Gambaran umum saja tidak jalan, karena selalu teknis dan detil yang jadi kendala. Motivasi saja juga tidak jalan, karena motivasi tanpa pemahaman seperti menekan gas lebih dalam untuk lebih cepat masuk jurang. Pada intinya, bisnis akan lebih smooth saat detil - detil tidak dikesampingkan.<br />
<br />
Nah, jika melihat sikon, enaknya bisnis apaan ya biar margin yang didapat tinggi? Jika mempertimbangkan lebaran, mungkin yang menarik adalah jualan oleh - oleh khas daerah. Produk oleh - oleh semua terdiri dari 2 hal, yaitu isi dan kemasan. Nah, kita bisa sedikit kreatif dalam hal kemasan. Keripik pisang keju buatan Bu Wakijo berharga Rp 3000 saat dijual dalam kemasan plastik, tapi dengan kemasan eksklusif dan layak dibawa pulang ke kota, bandrol bisa menjadi Rp 5000. Jika gerak cepat, momennya masih terkejar.<br />
<br />
Bisnis apa lagi selain itu? Jika anda lihat orang - orang di pinggir jalan suka jualan uang yang masih baru untuk angpau, sebenarnya ada satu lagi yang punya kans untuk dibeli, yaitu amplop tematik. Anak - anak suka dengan yang seperti itu. Uang lama, uang baru, uang lusuh, akan nampak indah saat diberikan dalam amplop dengan desain si unyil berketupat atau doraemon pakai sarung. Ini bisnis singkat, dan prospeknya lebih bagus dibanding kartu ucapan lebaran.<br />
<br />
Diluar bisnis bertema lebaran, jika anda aware, ada bisnis lain yang tidak kalah menariknya. Akhir - akhir ini banyak pengangguran, juga banyak orang bermodal (biasanya pensiunan) yang mulai membuka beragam usaha untuk hari tua. Era baby boomerpun melanda Indonesia. Jika dengan adanya pengangguran membuat makelar kerjaan ada di mana - mana, maka tumbuhnya usaha - usaha baru butuh konsultan startup yang mumpuni. Nah, anda bisa berperan di sini. Tugas konsultan startup kira - kira adalah :<br />
- Membuat desain publikasi<br />
- Merancang lokasi2 dimana publikasi disebarluaskan<br />
- Memastikan informasi tersebar dengan baik.<br />
<br />
Jadi, misalkan seorang pensiunan jendral buka usaha resto pemancingan, anda bisa menawarkan layanan startup anda. Anda bisa mendesain brosur, menawarkan menyebarkannya di sekolah dan kantor - kantor, dan beragam layanan khas startup usaha, termasuk konsultasi publikasi koran dan radio. Jika anda cukup kompeten, uang bisa anda dapat dari dua arah.<br />
<br />
Nah, itu saja dulu share bisnis kali ini. Dan tidak lupa, setiap ide butuh informasi detail, dan itu tugas anda jika anda ingin menjalankannya. Jika anda punya ide - ide bisnis segar lain, silahkan ikutan usul. Usul nggak bayar kok, kali aja bisa menginspirasi rekan - rekan kita yang sedang kebingungan pingin usaha apa.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-17500499909089681642009-09-09T20:33:00.000+07:002009-09-09T20:33:11.143+07:00Kalender Yellow PagesYellow Pages mempermudah kita untuk mendapatkan informasi bisnis secara lengkap. Dalam setiap penerbitannya melalui buku telepon tahunan, aneka ragam penyedia kebutuhan ada di sana. Layanan ini makin melebar dengan adanya web yellowpages (yang maha njelimet dan tidak mempermudah) maupun data berbentuk CD yang harus ditebus dengan harga yang menurut saya relatif mahal. <br />
<br />
Sekedar ide saja, bagaimana jika yellow pages itu menjadi sebuah kalender yang gratis? Apakah memberi manfaat lebih? Secara matematis, jika layanan seperti ini diberlakukan dalam tingkat karesidenan (eks), sebenarnya masih bisa dijalankan, dengan syarat, kalender hanya dibagikan ke warung makan, bengkel, atau tempat - tempat umum yang bisa diakses siapa saja. Dalam arti, bisa diakses secara luas dengan jumlah cetak minimal. <br />
<br />
Yellow pages jika berbentuk buku ukuran A4, tebalnya tidak lebih dari kalender model harian yang jumlah lembarnya hingga 365. Dalam arti, jika ukurannya seperempat plano, ketebalan bisa banyak berkurang dan layak dipajang dalam bentuk kalender. Satu lembar paling belakang adalah kalender, selebihnya adalah informasi bisnis dengan kertas yang lebih tipis. <br />
<br />
Jika ini bisa dieksekusi, maka untuk mencari layanan akan sangat mudah. Tinggal ke warung, buka - buka kalender, dapat banyak referensi. Secara fungsionalitas sangat powerful, dan yang powerful bisa dihargai dengan mahal.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-75815554883802050232009-08-26T12:58:00.000+07:002009-08-26T12:58:00.650+07:00Sepeda Anti Banjir<p>Anda yang hidup di Jakarta atau daerah – daerah lain yang rawan banjir mungkin bisa mempertimbangkan desain ini sebagai solusi transportasi. </p> <p><img style="border-bottom: 0px; border-left: 0px; display: inline; border-top: 0px; border-right: 0px" title="a96721_a471_bike" border="0" alt="a96721_a471_bike" src="http://lh4.ggpht.com/_Y6cAsrJqtbA/SpN9sxW5KSI/AAAAAAAABQs/aNjvQH7dRvw/a96721_a471_bike%5B5%5D.jpg?imgmax=800" width="429" height="431" /></p> <p>Modalnya cuma dudukan untuk menempatkan 4 buah galon agar sepeda bisa mengambang. Klo bikin di tukang las, biayanya juga nggak terlalu mahal. Galonnya sendiri cuma 30 ribu/buah dalam kondisi kosong. Mo nyoba?</p> Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-11580495295500822009-08-24T22:00:00.000+07:002009-08-24T22:02:08.200+07:00Kulkas Alami Tanpa Listrik<p>Ini teknik pendinginan sederhana yang membuat kreatornya, Mohammed Bah Abba, mendapat hadiah Rolex award senilai $100.000 atau sekitar 1 milyar rupiah. Prinsip pendinginannya sederhana, yaitu memanfaatkan proses penguapan untuk mengambil kalor/panas sehingga membuat temperatur jadi rendah. Metode ini efektif untuk daerah kering. Kalau daerahnya lembab, proses penguapan sulit terjadi karena kandungan air di udaranya tinggi. </p> <p>Cara membuat <strong>kulkas alami</strong> seperti ini : <br />Siapkan 2 buah gentong, yang satu besar, satunya lagi kecil. Taruh gentong yang kecil di bagian dalam. Di sela - sela gentong besar dan kecil dikasih pasir basah, kemudian ditutup dengan karung/kain basah. Nah, buah dan sayur yang ingin didinginkan ditaruh di gentong yang kecil. </p> <p><img style="border-right-width: 0px; display: inline; border-top-width: 0px; border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px" title="a96721_a471_refrigerator" border="0" alt="a96721_a471_refrigerator" src="http://lh3.ggpht.com/_Y6cAsrJqtbA/SpKrbOxQ2vI/AAAAAAAABQk/Gl9uM5yY3uw/a96721_a471_refrigerator%5B5%5D.jpg?imgmax=800" width="419" height="381" /></p> <p>Proses penguapan air membutuhkan kalor/panas, dan itu didapat dari dalam gentong, akibatnya suhu dalam gentong berkurang 15 hingga 20 derajad dari suhu sekitarnya. Jadilah kulkas alami. Ini bukan saja hemat listrik, tapi membuat desainernya jadi milyarder. Dalam ukuran rupiah tentunya, hehe. </p> Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-57441878137270676092009-08-23T16:17:00.002+07:002009-08-23T16:33:25.394+07:00Handphone Kinetic<p><img style="float: left;width:425px;" alt="poside watch" src="http://ec1.images-amazon.com/images/I/51ko1Fo4BzL._SS500_.jpg" /><br />Pernah mendengar tentang arloji kinetic dimana energi arloji disuplay dari pergerakan tangan? Yak, bagaimana seandainya mekanisme yang sama diterapkan pada ponsel, cukupkah energi yang bisa dihasilkan melalui goncangan?</p><br /><p><img style="float: left;" alt="poside iphone" src="http://2.bp.blogspot.com/_tqdukxIfRPQ/SYHEteuhaVI/AAAAAAAABFQ/oxwuJyx9cks/s400/iphone_unlocking_tools.jpg" /><br />Sekedar mereka - reka saja. Kalau itu bisa dilakukan, saat travelling tidak perlu lagi bawa - bawa charger. Cukup kalau lagi senggang goncang - goncangin aja handphonenya.</p>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-82350796869868370832009-08-23T12:48:00.003+07:002009-08-23T12:54:57.641+07:00Mungubah Energi Gravitasi Parkiran/Garasi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SpDY4jbbOXI/AAAAAAAABQc/_Y8iAcetLdI/s1600-h/gravity.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 138px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SpDY4jbbOXI/AAAAAAAABQc/_Y8iAcetLdI/s400/gravity.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5373032821547546994" border="0" /></a> Gravitasi, jika bisa dimanfaatkan dengan baik, sebenarnya bisa mensuplay energi yang lumayan. Ini sekedar misal, pengandaian. Jika setiap lahan parkir di kota besar mengadopsi konsep ini, energi yang bisa didapat mungkin cukup untuk menghidupkan lampu dan alat listrik di lahan parkir tsb. Sekedar ide, hitung - hitungannya belum ada.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-9307486397313312842009-08-23T12:10:00.002+07:002009-08-23T12:19:44.012+07:00Handgrip Untuk Mencharge PonselKonsep '<a href="http://petitinvention.wordpress.com/" rel="nofollow">you can work it out</a>' yang didesain oleh <a href="http://petitinvention.wordpress.com/2008/11/14/you-can-work-it-out/" rel="nofollow">Mac Funamizu</a> ini cukup menarik. Jika dilihat dari kekekalan energi, energi masuk = energi keluar, maka energi hasil olahraga tangan ini lumayan besar untuk mencharge sebuah ponsel.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_NpINLHeo8rM/SSu0g2vD9BI/AAAAAAAAm-4/R2QhnEhb6II/s1600-h/1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 400px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_NpINLHeo8rM/SSu0g2vD9BI/AAAAAAAAm-4/R2QhnEhb6II/s400/1.jpg" alt="Hand Grip Charger To Power Your phone (2) 1" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_NpINLHeo8rM/SSu0gW9BoPI/AAAAAAAAm-w/R57URhI1oT4/s1600-h/2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 400px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_NpINLHeo8rM/SSu0gW9BoPI/AAAAAAAAm-w/R57URhI1oT4/s400/2.jpg" alt="Hand Grip Charger To Power Your phone (2) 2" border="0" /></a>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-4215510512499533562009-08-09T08:14:00.003+07:002009-08-09T08:29:22.086+07:00Bisnis Sewa Modem Internet Unlimited<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SnnnWNCY6kI/AAAAAAAABAE/swViicDckYY/s1600-h/inet.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 256px; height: 259px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SnnnWNCY6kI/AAAAAAAABAE/swViicDckYY/s400/inet.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5366574799631477314" border="0" /></a>Coba anda perhatikan persaingan sellular akhir - akhir ini. Bukankah makin banyak saja yang menyediakan tarif koneksi internet unlimited? Dengan tarif unimited, tentunya jika dibreakdown dalam hitungan jam, harganya jadi murah sekali. Pertanyaannya kemudian, berapa harga alatnya, apakah kita mau online terus 24 jam?<br /><br />Melihat kesempatan tersebut, mengapa tidak mencoba dibisniskan saja dengan sistem sewa modem? Katakanlah modem seharga 500 ribu, koneksi unlimited 150 ribu. Disewakan per hari 15 ribu full 24 jam. Jika modem terus tersewa, tidak sampai 2 bulan sudah balik modal. Lumayan kan?<br /><br />Kemungkinan lain, sewakan menjadi warnet. Kalau di kampung - kampung, warnet modern mungkin masih jarang. Sewakan saja komputer/laptop sekalian modemnya menjadi warnet tradisional atau warnet keliling. Kalau punya mobil van dan genset, layanan bisa sangat mobile, bahkan ke desa - desa terpencil sekalipun. Jangan salah dengan potensi desa terpencil. Jika sedang ada keramaian macam pasar malam atau dangdutan, ramainya minta ampun. Rasa penasaran dan keingintahuan bisa jadi uang yang melimpah.<br /><br />Nah, di atas sekedar wacana untuk anda. Jika anda berminat, bisa langsung anda eksekusi. Tapi jangan lupa lho. Kalau sudah jadi juragan, blog ini jangan lupa dikasi bagian, xixixi.. ^_^.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-80448403405445625632009-07-18T09:25:00.002+07:002009-07-18T09:39:54.039+07:00Ide Blogwalking : Six Steps To Go Back<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SmE1oAZ7B9I/AAAAAAAAA-M/3nAl4vmivkI/s1600-h/posidesix.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 415px; height: 294px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SmE1oAZ7B9I/AAAAAAAAA-M/3nAl4vmivkI/s800/posidesix.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5359623992967366610" border="0" /></a>Pernahkah anda mendengar tentang six degrees of separation? Disebutkan bahwa di dunia ini, kita saling terhubung maksimal dalam enam langkah. Anda dengan Barack Obama, atau anda dengan mbak Maria ozawa, sama saja. Maksimal relasi untuk sampai ke yang dituju adalah 6 tahap. Jika dalam dunia nyata berlaku demikian, mungkinkah itu diterapkan di dunia maya?<br /><br />Well, ide blogwalking memang bermacam - macam, namun itu bisa menjadi salah satunya. Anda bisa menarget untuk bisa sampai ke blog tertentu. Katakanlah anda ingin sampai ke blog ini dalam 6 langkah dimulai dari komentar seseorang di blog anda sendiri. Mungkinkah? Coba saja. Kalau saya sendiri sedang mencoba mempermudahnya melalui kampanye saya sendiri. <span style="font-weight: bold;">Six steps to go back</span>. Agar siapa saja bisa sampai ke blog ini dengan beragam cara.<br /><br />Apa maksud dari six steps to go back? Ini adalah cara baru blogwalking dimana dalam blogwalking, kita punya target untuk SELALU bisa kembali ke website kita maksimal dalam 6 langkah. Dalam arti, jika kita di blog ke enam-pun belum bisa kembali ke website kita sendiri, adalah wajib hukumnya memberikan komentar. Itu satu - satunya cara agar kita bisa kembali. Tentunya, eksplorasi ini dilakukan untuk blog - blog diluar blog yang rutin kita kunjungi. Kalo blog yang udah rutin kita kunjungi sih,.. dalam selangkah juga bisa balik lagi ^_^.<br /><br />Gimana, ada yang mau coba ikutan?Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-62430908632863193112009-06-18T14:00:00.001+07:002009-06-18T14:05:02.109+07:00Customer Service : Antri dan MenungguMenyangkut suply and demand, layanan pelanggan atau customer service juga mengalaminya. Demand adalah banyaknya orang yang ingin mendapatkan layanan, sedang suply adalah penyedia layanannya. Jika tidak imbang, maka yang terjadi adalah antri dan menunggu. Customer service adalah cost, karena itu pula biasanya yang merasa jenuh adalah pelanggan yang harus antri, bukan si CS yang nganggur karena tidak ada kerjaan. Jika yang namanya antri itu waktu tunggunya sudah diluar toleransi, yang terjadi adalah kekecewaan di pihak pelanggan. Nah, sekarang bagaimana caranya agar perusahaan mampu menciptakan layanan pelanggan yang hemat sekaligus memuaskan? Daripada berteori tanpa implementasi yang jelas, lebih baik to the poin kasus per kasus saja. Begini :<div class="fullpost"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Antrian Ruang Tunggu</span><br />Yang dimaksud antrian ruang tunggu adalah antrian dalam ruang, langsung di tempat. Misalnya saja di bank. Untuk meningkatkan layanan, ada 2 metode yang bisa diambil. Pertama adalah mempersingkat waktu tunggu. Kedua adalah membuat waktu tunggu menjadi pengalaman yang menyenangkan. Untuk membuat waktu tunggu lebih singkat, tentunya yang terpenting adalah jumlah tenaga CS harus mampu mengcover pelanggan meski saat peak time/saat ramai - ramainya. Jika memperbanyak CS reguler adalah biaya, mungkin yang terbaik adalah memberikan pelatihan pada tenaga yang ada sehingga semua mampu menjadi CS. Jadi saat peak time, tenaga yang tidak mengerjakan tugas primer bisa diperbantukan sementara untuk menjadi CS. Jika waktu tinggal rerata pelanggan yang dipersingkat, maka kesannya adalah 'pengusiran' halus dan itu tidak nyaman untuk pelanggan. Teknis tambahan yang mungkin adalah memanfaatkan satpam sebagai alat filter. Untuk hal - hal yang sederhana, seorang satpam bisa memberikan penjelasan yang cukup. Selain mempersingkat waktu tunggu, cara ke dua adalah membuat waktu tunggu menjadi menyenangkan. Ini dilakukan dengan beragam cara. Mulai dari menyediakan koran, AC, hingga <a href="http://poside.blogspot.com/" target="_blank"><strong>internet</strong></a> hotspot. Setiap perusahaan bisa berbeda - beda metodenya, namun semua bisa diawali dengan survey singkat tentang apa yang disukai pelanggan saat ia harus menunggu. Selain teknis memoles basi - basi pegawai CS, paduan kedua cara tadi bisa membuat antrian ruang tunggu tidak lagi menyebalkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Antrian via Phone</span><br />Setiap perusahaan tentunya punya data berapa jumlah phone call CS yang tidak terlayani.Kembali lagi tentunya pada suply and demand tadi. Kalau jumlah penelepon banyak, penerima telepon juga perlu banyak. Bagaimana caranya agar antrian telepon tidak tinggi sehingga jumlah CS yang ada mencukupi? Paling awal menghindari banjir phoene call sebenarnya sederhana. Bikin produk bagus dengan dokumentasi yang lengkap. Jika itu tidak bisa dilakukan, kelompokkan pertanyaan yang paling sering diajukan ke mesin penjawab, atau buat manualnya dan tunjukkan lokasi untuk mendapatkannya. Mencetak instruksi manual relatif lebih murah dibanding menggaji CS secara rutin.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Menunggu barang kiriman toko online</span><br />Ada beberapa cara agar pembeli sabar menunggu datangnya barang kiriman. Dalam hal teknis, agar pembeli tenang, maka scan resi pengiriman perlu dikirim via email plus contact delivery service untuk track barang. Cara yang kedua adalah hiburan dan nilai tambah untuk kesediaan menunggu. Cara yang afdol mungkin adalah keangotaan sementara di forum online store dimana di dalamnya terdapat konten - konten eksklusive yang sifatnya menarik dan menimbulkan ketagihan. Sementara pembeli menunggu, ia mendapat akses gratis ke konten - konten tersebut. Setelah barang diterima dan dikonfirmasi petugas pengiriman, keanggotaan dihentikan. Bagaimana jika ternyata pelanggan kecanduan? Aha.. kemungkinan ada 2. Pertama adalah menjadi anggota berbayar, yang kedua adalah memesan produk lagi dan tidak tergesa minta dikirim sehingga ia dapat 'menunggu' lebih lama. Ini akan menguntungkan online store. Di samping untung karena kemungkinan dapat member di forum berbayar mereka, produk jadi lebih laris dan bisa memilih delivery termurah meski mungkin sedikit lambat. Di pihak lain pelanggan bisa memanfaatkan konten berbayar itu sedikit lebih lama.<br /><br />Antri dan menunggu di mana lagi yang perlu dibahas? Pastinya banyak sekali. Tapi sementara itu dulu sekedar adisi dan respon tulisan navinot untuk <a href="http://www.navinot.com/kontes-navinot-2009/">kontes berfikir kritis</a>.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-20096090422692278922009-06-11T08:01:00.000+07:002009-06-12T13:30:38.596+07:00Jasa Manajemen Blog Untuk Orang SibukDalam dunia yang penuh warna, tentunya kesibukan orang bermacam - macam. Tidak jarang orang yang punya niat bikin blog terkendala oleh kesibukan hingga untuk mulai membuat blogpun tertunda - tunda, tidak pernah terlaksana. Nah, di sini saya mencoba untuk menawarkan jasa management blog pada orang - orang berduit yang tidak punya waktu untuk sekedar mengurus blog, meski sebenarnya perlu. Adakah pasarnya? <div class="fullpost"><br /><br />Mengenai pasar dan peminat, saya belum tahu. Namun, jika virtual office yang dimanage pihak ketiga bisa eksis, maka bukan tidak mungkin sebuah blog yang dimanage pihak ketiga juga bisa eksis. Prinsip sederhananya, you tahu bereslah. Nggak repot. Kemudian pertanyaannya, anybody interested? Jika ada yang berminat, berapakah bayaran yang realistis untuk jasa tersebut?<br /><br />Masih sebatas ide. Jika ada peminat, fine, jika tidakpun bukan masalah. At least, kita terus mencoba membuka khasanah baru dalam memberikan nilai tambah real di dunia maya.<br /></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-50644820838636375152009-06-06T07:21:00.000+07:002009-06-12T13:30:38.813+07:00Bisnis Baru : Multiplier Effect Kemudahan Koneksi InternetBicara mengenai internet, akhir - akhir ini perhatian tidak bisa lepas dari koneksi dan ketersediaan koneksi. Beberapa bulan terakhir, operator selular mulai aktif menjaring pelanggan dan secara ketat berkompetisi di layanan data. Tidak bisa tidak, dengan makin murah dan makin tersedianya akses internet, beragam bisnis baru bermunculan. Ini adalah sumber penghasilan baru yang terbuka lebar untuk siapapun yang bisa memanfaatkannya. Kesempatan bisnis yang makin menjanjikan itu diantaranya :<div class="fullpost"><br /><br />1. Bisnis Modem<br />Perangkat koneksi satu ini adalah sentral. Dengan makin menjamurnya pengguna laptop dan koneksi 3G/CDMA, modem portable yang simpel dan praktis akan banyak dicari. Bisnis modem dan penyediaan koneksi internet untuk personal adalah lahan basah yang akan makin berkembang. Pada umumnya, penjualan modem adalah lahan bisnis toko komputer, namun dengan makin banyaknya peminat, korelasi modem dengan toko komputer bisa saja bergeser. Toko modem bisa berdiri sendiri dengan spesialisasi pada penyediaan alat koneksi dan jasa - jasa terkait internet. Misalkan saja pembuatan situs, hosting, maupun pulsa. Kini makin banyak pulsa telepon yang habis untuk layanan data daripada menelepon.<br /><br />2. Bisnis Internet<br />Bisnis internet bisa bermacam - macam, namun dengan makin semaraknya pasar lokal, akan lebih baik jika lokal lebih dimaksimalkan. Mulai dari PPC lokal hingga eCommerce yang menyasar pasar lokal akan lebih berkembang dibanding pasar international yang notabene sedang bergelut dengan krisis. Bagi pemain adsense, penurunan pendapatan pasti terjadi. Jadi, lokal yang sedang tumbuh akan jadi primadona baru.<br /><br />3. Bisnis Publikasi Internet<br />Bukan hal baru jika pemain offline kini beranjak ke online. Koran - koran digital ada di mana - mana. Namun, ada perbedaan antara publisher kolektif dan publisher individual. Publisher individual bisa fokus ke daerah mengangkat apa saja yang ada di daerahnya sendiri. Ini akan jadi bisnis menarik karena di tiap kota kemungkinan tumbuh publisher - publisher baru dengan pengiklan - pengiklan yang memang secara khusus menyasar pasar lokal. Jika publikasi tadinya lokal to global, atau global to global, ke depan akan mulai beralih ke lokal to lokal. Apa saja yang terjadi di level kabupaten akan lebih bisa termaksimalkan. Makelar - makelar mobil harus waspada, mungkin saja akan banyak pemain baru berbasis online yang bisa mengganggu lahan bisnisnya.<br /><br />Kemungkinan lain masih banyak, sementara itu saja dulu. Kalau anda punya ide, silahkan berbagi di kolom komentar. Bisa jadi ide andalah yang terbukti menjadi jenis bisnis besar di kemudian hari. Siapa tahu.<br /></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-70615596500868553722009-03-20T20:23:00.000+07:002009-06-12T13:30:39.238+07:00Cara Cerdas Menjadi Orang GagalGagal tidak melulu dengan cara bodoh. Sesuai dengan judulnya, berikut ini adalah cara cerdas menjadi orang gagal alias looser. <div class="fullpost"><br /><br />1. Hidup mengalir saja<br />Ya, tidak perlu punya tujuan. Hidup dapat dijalani apa adanya saja. Mengalir, enak dijalani, tidak enak dihindari. Tidak perlu melihat jauh ke depan karena tiap hari pasti ada plus minusnya. Jalani saja, dan anda akan jadi looser paling bahagia.<br /><br />2. Jika bisa nanti, ngapain tergesa - gesa<br />Toh segalanya mengalir kan? Tidak ada yang penting - penting amat. Kalau bisa besok, ngapain hari ini? Selama hari ini bisa enak - enak nyantai ya nyantai aja dulu. Kalau pekerjaan segera diselesaikan, besoknya pasti ada kerjaan lain lagi, ya kan? Selama masih enak, jalani enaknya dulu, besok - besok belum tentu enak.<br /><br />3. Analisa strategi bisnis orang<br />Bisa menganalisa dengan bagus tanda kita cerdas. Setiap bisnis pasti ada titik lemahnya. Kita bisa tunjukkan itu dengan analisa yang bagus. Tidak perlu punya bisnis sendiri dan dianalisa sendiri. Mending nganalisa perusahaan besar dan terkenal, jadi orang bisa tahu betapa cerdasnya kita. <br /><br />4. Pikirkan yang penting secara obyektif<br />Nah, kalau semua orang berfikir sesuatu itu penting, berarti memang penting. Kita harus ikut andil untuk terlibat. Dengan terlibat, maka kitapun jadi orang penting wong yang kita bahas hal - hal penting. Masalah kita sendiri nggak penting, bisa dipikirin ntar - ntar aja. Orang - orang juga ga menganggap masalah kita penting kok.<br /><br />5. Hindari yang tidak kita sukai<br />Kalau tidak suka, ngapain dijalani, ya kan? Kalau kita terjun di bisnis dan ternyata di tengah jalan harus menghadapi yang tidak kita suka, ya udah, berhenti. Ganti bisnis aja. Bisnis kan banyak, nggak cuma sebiji.<br /><br />6. Sering - sering menyendiri dan berfikir<br />Ya, kita harus sering - sering menyendiri, merenung, dan berfikir. Hindari maen dan terlibat banyak kegiatan. Ikut organisasilah, kunjungan inilah itulah, kumpul - kumpulah. Nggak penting itu, buang - buang waktu saja. Semua hal bisa kita selesaikan dengan menyendiri bersama komputer dan koneksi net kita. Di internet apa aja bisa dicari kok. <br /><br />7. Hindari kegagalan<br />Gagal itu nggak enak. Udah nggak enak, malu lagi. Jadi, kalau kira - kira bakalan gagal, mending berhenti cepet - cepet. Lebih mudah cari alasan berhenti daripada hilang harga diri karena gagal.<br /><br />8. Dan lain - lain<br /><br />Kalau ingin jadi orang sukses, caranya mudah. Lakukan saja sebaliknya.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-32960239950857200582009-03-16T21:11:00.000+07:002009-08-28T01:28:59.039+07:00Telkomsel dan iPhoneSaat ini di detikinet yang lagi meriah adalah berita iphone yang dijual Telkomsel. Dengan membaca komentar yang ada, maka sebagian besar menilai harga iphone terlalu mahal.<div class="fullpost"><br /><br />Nampaknya upaya pemasaran akan menemui jalan buntu. Netter menanggapinya dengan negatif. Itu sekedar warning yang bisa dicatat.<br /><br />Apakah dengan harga sedemikian mahal apakah lantas produk tersebut tidak laku? Belum tentu sebetulnya. Tergantung bagaimana divisi salesnya bekerja. Jika divisi marketing gagal menciptakan animo, belum tentu divisi salesnya gagal menjual.<br /><br />Telkomsel bisa saja memaksimalkan salesnya untuk menjemput bola. Sebagai perusahaan besar dan memiliki banyak pelanggan premium, bukan tidak mungkin ia memanfaatkan data yang ada untuk melakukan aktif selling dengan kunjungan langsung ke customer potensial. Kalau targetnya adalah subscriber baru yang diharapkan mau berlangganan kartu halo, mungkin list data 'yang menolak' kartu halo bisa dimanfaatkan, itu juga kalau tsel punya, karena banyak juga sales yang tidak disiplin mendata yang ginian (prinsipnya ga laku ya udah, tinggal aja...) padahal masih bisa ditindaklanjuti dengan 'senjata' baru. Dalam hal ini iphone.<br /><br />Sukses penjualan tidak melulu tergantung marketing. Ada saat tertentu dimana divisi sales harus berperan lebih aktif. Nggak cuma terima matang aja, tapi juga berusaha menumbuhkan minat on the fly hingga akhirnya seseorang melakukan pembelian. Intinya adalah; it's not impossible untuk menjual iphone dengan harga kompeni,..^_^. Biasalah, telkomsel gitu loh..., mana ada yang murah,hehe...<br /><br />Note: Misalkan kepepet harus ada report penjualan iphone dalam jumlah tertentu, paling - paling dealer kna getahnya juga. Kali aja ikut kena wajul alias wajib jual, klo ga, jatah mkios ilang, ga jadi dealer lagi...,hehe. Nggak isa jual baek2 ya maksa dong. Telkomsel kan powerful.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-21693245235111903042009-03-15T01:27:00.000+07:002009-06-12T13:30:39.303+07:00Apple, Chrysler, dan Durasi ProduksiMungkin anda pernah mendengar tentang Chrysler saat mendapat tekanan dari mobil - mobil jepang. Mobil Jepang dengan kualitas lebih bagus bisa diproduksi dengan lebih cepat dan lebih murah. Chrysler, seperti kebanyakan produsen dari US, lamban dalam membuat produk - produk baru. Chrysler membutuhkan waktu hingga 60 bulan (5 tahun) untuk merilis produk baru.<div class="fullpost"><br /><br />Tiap kategori produk memiliki durasi trendnya sendiri. Seperti lagu, yang terbaikpun tidak terus menerus di atas. Untuk mobil, 5 tahun itu terlalu lama. Siklus yang lama menyebabkan perusahaan tidak memiliki senjata dalam mengikuti trend pasar yang ada. Di saat yang sama, produk baru yang dirancang akan basi saat hari peluncuran. Bisa dibayangkan apa jadinya jika desain yang dirancang tahun ini baru dijual masal 5 tahun lagi? Durasi Chrysler adalah akibat model kompetisi sebelumnya yang berbeda. Chrysler akhirnya berbenah. Durasinya berkurang menjadi 39 bulan dan iapun mengikuti trend dan mampu bersaing.<br /><br />Jika anda perhatikan, hal yang sama terjadi pada Apple dengan iphonenya. Untuk fitur standar, ia banyak tertinggal. Contohnya saja kemampuan 3G dan kamera. Kemampuan 3G baru disusulkan kemudian (saat kompetitor beralih ke HSDPA), sedang kameranya tidak lebih baik dari produk kompetitor lansiran 2 tahun sebelumnya. Jika Apple terus seperti ini, maka produk barunya akan bertambah lama. Bisa jadi rancangan yang harusnya launching tahun depan dibatalkan karena nampak sekali kadaluwarsanya, lalu rancang ulang lagi, tahun depan kadaluwarsa lagi.., begitu seterusnya hingga durasi produksinya diperbaiki. Apple bisa saja berkelit dengan menambah fitur yang tidak bisa dikomparasi dgn produk kompetitor untuk menutupi desain lawasnya. Tapi sampai sejauh mana? Fitur non standar harusnya adalah nilai tambah, bukan decoy pengalih perhatian.<br /><br />Berani taruhan kapan Apple bakalan launching produk baru? Pasti masih lamaaa sekali. Desain mungkin sudah ada, tapi belum tentu diproduksi masal. Mengapa? Seperti Chrysler, saat menjadi produk jadi, kemungkinan desain tersebut sudah basi.<br /><br />Note: pakai hp. Maaf klo ada salah tulis.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-14611077987990315542009-03-13T01:31:00.000+07:002009-06-12T13:30:39.315+07:00Possibility dan OpportunityApa yang anda pikirkan jika mendengar kata kemungkinan dan kesempatan? Kalau anda seorang yang punya banyak waktu luang, seorang pengamat, editor, atau komentator, maka 'kemungkinan' merupakan kata yang sangat menarik dibahas. Possibility is future. Mungkinkah kita membuat aplikasi sukses serupa facebook versi Indonesia? Mungkinkah bikin twitter lokal yang berhasil? Mungkinkah pemasaran horisontal memegang peran besar di masa mendatang? Jawabannya adalah mungkin dan tidak mungkin dengan argumen masing - masing. Kapan hal itu terjawab adalah unknown.<div class="fullpost"><br /><br />Jika anda pebisnis betulan, ada satu kata yang prioritasnya ada di atas kemungkinan. Opportunity. Kesempatan adalah ruang terbuka dimana sesuatu belum/sedikit tersedia, tapi banyak peminatnya. Dalam arti kata, jika kita menyediakan, maka kemungkinan suksesnya sangat besar.<br /><br />Mungkinkah kita membuat facebook ala indonesia? Jika anda jawab dengan pembuktian, anda bukan orang bisnis. Jika orang bisnis, yang dijawab adalah opportunities, bukan possibilities. Jika ada orang dari suatu perusahaan datang pada anda dan bertanya, bisakah membuat program bla bla bla dengan bea sekian dalam tempo sekian? Jika anda menjawabnya dan bertindak, berarti anda orang bisnis. Itu opportunity. Menjawab opportunity adalah uang sekaligus kebanggaan. Menjawab possibility berarti kebanggaan, tapi belum tentu uang. Bisa jadi anda justru rugi waktu, uang, dan melewatkan banyak kesempatan,...demi sebuah pembuktian, demi sebuah kebanggaan, yang entah berakhir kapan.<br /><br />Jika anda berencana menghidupi anak istri, switch quicly. Jangan berputar - putar terus dengan possibility. Kejar opportunity.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-12050159637339074942009-03-10T17:24:00.000+07:002013-06-29T06:08:24.632+07:00Bisnis Baru : Fokus ke Selling, Bukan MarketingPost ini merupakan salah satu post terpenting bagi saya, entah bagaimana menurut anda. Masih merupakan rangkaian dari post sebelumnya, yang dibahas adalah tentang selling dan marketing. Dua hal yang sangat erat kaitannya dengan dunia usaha. <br />
<br />
Kalau boleh jujur berpendapat, aktivitas marketing itu sebenarnya dalah urusan perusahaan besar. Hanya karena perusahaan besar dengan dana besar melaksanakan aktivitas marketing dimana salah satunya adalah publikasi, maka aktivitas marketing itu tersosialisasi dan menjadi bahasan lumrah untuk siapa saja, bahkan bagi perusahaan kecil ataupun entrepreneur baru sekalipun. Sedang selling, sales, dan teknis penjualan menjadi terpinggirkan, bahkan terkonotasikan. Di mana - mana yang dibahas adalah marketing hingga orang lupa tentang apa dan bagaimana aktivitas selling itu sebenarnya. Beberapa mendefinisikannya sebagai elemen marketing, tapi bagi saya sendiri keduanya sangat berbeda.<br />
<div class="fullpost">
<br />
<br />
Kembali ke statement awal saya, marketing sebenarnya bukan prioritas untuk perusahaan kecil yang sedang/baru tumbuh. Jika kita menilik bagaimana perusahaan - perusahaan besar itu menjadi besar, mungkin andapun akan akan berpendapat sama, bahwa mereka tidak membesarkan perusahaan tersebut dengan aktivitas marketing, tapi lebih ke aktivitas 'menjual' atau selling. Ini berbeda. Seperti pernah saya ibaratkan di post sebelumnya tentang memancing ikan, maka untuk mulai mendapat ikan lebih banyak, yang dilakukan adalah lebih dulu memperbagus umpan, kail, dan cara kita memancing, bukan bergelut memikirkan bagaimana cara kita membuat ikan menjadi lapar.<br />
<br />
Perusahaan kecil belum sepantasnya fokus dalam membentuk image, awareness, dan tetek bengeknya jika dari sisi produk maupun teknis penjualan kemampuannya belum teruji dari sisi hasil. Membentuk brand image atau awareness itu expense, dan membangunnya tanpa ditunjang progress dari sisi produk maupun teknis penjualan maka bisa berujung pada cashflow negatif. Jika bukan masalah uang, anda akan merasakan lelah lebih besar dibanding hasil yang anda peroleh. Ini mengenai paradigma. Dengan berfikir marketing, maka think flownya adalah: expense dulu, revenue menyusul kemudian sebagai hasil. Untuk perusahaan besar itu bagus karena memang kelebihannya di 'dana'. Jika dana yang tersedia besar, berfikir marketing tidak salah. Kalau dana tidak habis untuk itu lha untuk apa lagi? ^_^<br />
<br />
Kalau boleh saya katakan, jika aktivitas marketing itu top down, maka aktivitas penjualan itu bottom up. Aktivitas marketing itu berangkat dari strategi ke arah taktis, baru ke teknis di lapangan. Ia dirancang oleh head offices, diterjemahkan by area oleh branch office, dan dilakukan secara teknis oleh ujung tombak di lapangan. Sifatnya benar - benar top down, baik planning maupun eksekusi.<br />
<br />
Aktivitas <b>selling atau menjual lain lagi. Ia berangkat dari teknis individual, terangkum dalam bentuk taktik, dan tergeneralisir menjadi sebuah strategi. Sebuah perusahaan kecil menjadi besar biasanya berangkat dengan cara seperti ini</b>. Untuk lebih mudahnya, ada cerita seperti ini :<br />
<br />
Mr X adalah pedagang pasar dan ia menjual ikan. Seiring waktu, ia tahu bagaimana menjual dengan lebih baik sehingga laku lebih banyak. Taktik cara berjualannya makin terkumpul seiring waktu, dan ia bisa melebarkan sayap ke pasar - pasar lain dan mengajarkan taktiknya tersebut kepada para pegawainya. Ia telah meningkat menjadi seorang juragan ikan. Seiring waktu pula, taktiknya <b><i>bukan hanya dalam 'menjual' ikan, tapi juga menjual kata - kata dan kepercayaan</i></b>. Dengan reputasi itu, ia bisa membuat lebih bayak orang berinvestasi di perikanan dengan hasil kolam ikan ada di mana - mana. Ia bisa meningkatkan suply, menjaganya, dan iapun bisa melebarkan sayap lebih luas lagi. Penjualan antar pulau atau antar negara. Di titik ini seorang pedagang pasar mulai membukukan kaidah bisnis ikan dalam sebuah strategi yang mantap, solid, dan teruji. Ini bukan awareness, image, atau apalah terkait marketing. Ini sebuah aktivitas selling dalam membangun imperium bisnis dan konglomerasi. Om liem yang bermodal bantal atau Sampoerna yang mulai membuat rokok secara rumahan berangkat dengan cara seperti ini dalam membangun imperium bisnisnya. Setelah perusahaan menjadi besar, baru anak - anak lulusan kuliahan dan para marketer menjalankan aktivitas marketing untuk menjaga kelangsungan bisnis besar tersebut.<br />
<br />
Akhir - akhir ini, lebih banyak orang yang fokus dalam hal marketing, bahkan untuk perusahaan yang baru mulai sekalipun. Jujur saja, anda merasa lebih keren kan kalau ngomongin marketing jika dibanding selling? ^_^. Seperti kita tahu, <b>membangun imperium besar tidak bisa di "short cut" dengan mempelajari dan membahas hal yang lebih layak dibahas saat 'sudah menjadi besar'</b>. Pelajaran untuk kita yang ingin membangun perusahaan dari kecil tidak bisa disamakan dengan pelajaran dan bahasan seorang Michael Sampoerna yang beruntung mendapatkan warisan perusahaan yang sudah jadi.<br />
<br />
Mengawali usaha, jika anda ingin bermitra dengan seseorang untuk membangun perusahaan dari bawah, mungkin lebih baik anda bermitra dengan orang yang ahli menjual sapu lidi dalam jumlah banyak di pasar daripada dengan seorang marketer yang ahli menciptakan brand image atau awareness. Dengan penjual sapu lidi yang ahli, paling tidak anda akan menapak satu langkah ke depan dari sisi penjualan dan penghasilan untuk membesarkan perusahaan anda. Dengan ahli marketing, kemungkinan yang terjadi adalah pengeluaran dan image bagus, tapi dengan resiko anda kehabisan cash dan terhenti dalam melanjutkan langkah ke depan. Kebanyakan startup gagal karena "they do marketing first, selling later", sedang budget mereka sangat terbatas. Sayangnya, yang seperti ini sangat banyak dan justru hadir dari kalangan terdidik yang melek marketing tapi minim dalam keahlian menjual. Semangat 45 di marketing, tapi alergi menjual. Jika dikasih produk dan diminta untuk menjual, kemungkinan besar mereka akan gagal. Itu kisah masa kini yang mungkin akan terulang dan terulang lagi. Wajar saja jika <b>orang - orang yang mampu membangun imperium bisnis yang besar justru tumbuh dari kalangan orang biasa</b>, bukan kaum terdidik atau ahli - ahli marketing yang jempolan.<br />
<br />
Mari difikirkan ini lebih mendalam jika anda seorang bisnis owner yang baru memulai usaha, karena paradigma keduanya sangat berbeda. Kebanyakan marketer di berbagai perusahaan besar tidak ahli menjual, tapi mereka ahli berkreasi dengan beragam cara, dengan aneka teknik dan beragam istilah yang intinya sama saja. Mengeluarkan uang perusahaan. Expense perusahaan adalah nadi hidupnya. Segala yang berkaitan dengan marketing pada dasarnya dibuat dan 'sold to' bisnis owner, bukan customer. Marketing it self IS a product. Jadi hati - hatilah. Apa yang anda beli belum tentu berguna untuk anda.</div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-33932296036282811232009-03-09T21:44:00.000+07:002009-08-28T01:27:35.677+07:00Blog : Antara Selling dan MarketingMungkin anda sudah tahu apa itu selling/menjual, apa itu marketing/memasarkan. Definisinya bisa anda dapat di banyak tempat dan andapun bisa dengan bebas mengutip dan mencatatnya, jadi jika sewaktu - waktu muncul di ujian, anda bisa menjawabnya..^_^. Tidak seteoritis itu, di blog poside ini anda akan diajak memahami 2 hal tersebut dalam kaitannya dengan blog dan pemanfaatan internet untuk mencapai hasil maksimal meski untuk itu butuh pemikiran yang lebih mendalam karena post kali ini bukan langkah step by step 'how to', tapi lebih ke fundamental mengenai cara pandang kita.<div class="fullpost"><br /><br />Selling atau menjual sendiri adalah suatu proses dengan ujung yang sudah pasti. Something sold. Ada yang terjual. Ada take and give. Setiap selling sudah pasti revenue atau pemasukan, kecuali yang anda jual adalah sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang.<br /><br />Marketing atau memasarkan adalah suatu aktivitas yang fungsinya untuk membuat produk/jasa yang dipasarkan memiliki nilai untuk diperhatikan, diinginkan, dibeli, hingga orang jadi setia dalam mengkonsumsi produk tersebut. Ibarat mencari ikan, jika aktivitas selling berfungsi agar kail bisa dimakan oleh ikan, maka marketing berfungsi untuk membuat ikan menjadi lapar. Sudah ada gambaran? Jika selling itu pendapatan, maka marketing adalah biaya.<br /><br />Lantas mana yang lebih penting dari keduanya? Sebenarnya keduanya penting, tapi tingkat penting itu sendiri berbeda tergantung jenis bisnisnya. Jika anda menjual rumah, tanah, mobil bekas, dan semacamnya, maka aktivitas selling dan selling skill adalah prioritas. Tapi jika anda bergerak di produk masal seperti consumer goods, telko, mass gadged, dan semacamnya dimana oulet retail sebagai kanal output produk/jasa ada di mana - mana, maka marketing dan distribusi menjadi lebih penting.<br /><br />Kembali ke blog. Agar lebih mudah dalam pengaplikasiannya, maka anda sebagai pemilik blog harus punya tujuan dulu dimana di tujuan itulah titik closing jual anda. Kalau tercapai titik tersebut berarti sold, jika tidak berarti tidak. Itu akan mempermudah banyak hal, termasuk mengevaluasi langkah anda sejauh ini. Seperti telah saya sebutkan di atas. Beda bisnis beda prioritasnya. Salah prioritas tentu saja beda hasilnya.<br /><br />Sekedar sample case saja. Selama ini dagangan saya adalah ide, dan agar ide tersebut sampai ke tangan 'pembeli' alias terbaca, saya memprioritaskan aktivitas selling dulu, bukan marketing. Blog ini adalah sebuah toko dengan ide sebagai dagangan utama. Mampukah saya melakukan aktivitas marketing hingga orang jadi kelaparan ide dan berbondong - bondong datang ke toko saya sekedar untuk mendapatkan ide saya? Jujur saja, saya tidak mampu. Itu terlampau muluk untuk blog baru dengan orang baru seperti saya. Marketing itu expense, berproses, dan bisa gagal tanpa sempat terjadi penjualan yang sebanding. Untuk itu, skill dan naluri jual beli lebih diutamakan untuk penjualan yang lebih optimal dengan tambahan marketing sederhana yang masih ala kadarnya (see..? I have no banner yet! LOL).<br /><br />Karena blog saya sekedar toko, ya saya nunggu aja produk bagus yang dipasarkan dengan optimal. Misal saja tentang foto mesum praja IPDN, atau hartono prapanca club. Itu sebuah produk yang dibuat orang lain dan dipasarkan dengan sangat baik oleh situs berita. Orang jadi benar - benar kelaparan. Saya tinggal nyetok dagangan dengan timing yang tepat, orang berbondong - bondong beli tanpa saya sendiri harus bersusah payah memasarkan. Tinggal pasang kail saja, tanpa keluar expense berarti untuk pemasaran. Perusahaan mana saja pasti suka yang seperti itu. LCHR istilahnya. Low cost high result. Apakah mereka sekedar beli itu saja? Nggak kok. Sebagian ada juga yang ngelirik dagangan utama saya dan akhirnya 'membeli' juga. Itu sekedar contoh bagaimana proses selling bekerja. Instant, tanpa babibu. Seperti menjual mobil bekas. Sell and done. Dengan cara ini, produk fresh saya yang bukan tipikal barang hype masih sempat dikonsumsi tanpa menjadi basi.<br /><br />Note: post pakai hp jadul. Maaf jika typo agak kacau. </div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-78774692799912077902009-02-27T22:48:00.000+07:002009-06-12T13:30:39.794+07:00Re-Class Untuk Membuka Pasar BaruJika anda melihat beragam toko di kanan kiri anda sepanjang perjalanan, maka anda melihat beragam jenis toko dengan beragam dagangan. Jika dipilah, maka ada toko kelontong, toko buah, toko meubel, dan semacamnya. Dalam pemrograman, mereka bagaikan kelas - kelas yang menjalankan fungsinya tersendiri.<br /><br />Sekedar mempelajarinya dan mengikuti arus tidak akan memberikan nilai tambah apapun. Bagaimana jika class - class toko itu kita coba kelompokkan sendiri menurut cara kita, jaman kita, dimana ada nilai tambah lebih dari sisi kompetisi? Mampukah kita?<div class="fullpost"><br /><br />Contoh mudah :<br />Restoran, Toko Meubel, Bengkel, Toko buah.<br />Gampang bukan untuk mengetahui pengelompokannya berdasar apa? Well, yang ini agak sulit untuk di re-class, hehe..<br /><br />Ambil contoh lain :<br />Indosat, XL, Telkomsel, Esia, Fren, Smart, Flexy, Starone, Ceria.<br />Bisa mengkategorikan pengelompokan berdasar apa? Ya,..yang ini nampaknya bisa di re-class<br /><br />Misalkan saja kita lihat skema distribusi mereka hingga ke customer. Ada dealer, grosir, dan retail. Masih terbuka cara pandang yang lain jika dilihat dari produk operator selular tersebut, misalnya : Penjual Perdana, Penjual Voucher fisik, Penjual tronik, Penjual layanan data.<br /><br />Orang yang jualan voucher fisik,tronik, sekaligus perdana ini banyak sekali jadi sulit dianggap class yang berbeda, tapi layanan data bisa dipisahkan. Ia bisa di re-class untuk menjadi genre outlet mandiri yang mengusung layanan khusus data.<br /><br />Misalkan saja : POSIDE, layanan internet wireless anda. Yang dijual diantaranya : Smart Internet, Ceria Internet, IM2, Telkomflash, XL broadband, dan layanan internet wireles lain. All about wireless mulai dari kabel data, layanan pasang, pemilihan layanan sesuai letak geografis dan tangkapan sinyal terbaik, dan lain - lain. Class baru ini bisa dimaksimalkan dan berkembang di masa mendatang seiring dengan majunya teknologi wireless dalam menyajikan Internet murah sekaligus makin terbukanya masyarakat terhadap kemajuan jaman. Dengan memfokuskan ke bidang satu ini, ada banyak kemungkinan yang bisa diperdagangkan, jadi tidak cuma terbatas pada pemasangan awal. Bisa saja berkembang menjadi toko modem, antena luar penguat sinyal, jasa servis koneksi internet, dan masih banyak lagi, termasuk pedagang yang paling kompeten untuk merekomendasikan HP apa yang paling nyaman untuk berinternet ria. Artinya, masyarakat yang ingin memiliki dan punya kendala seputar internet wireless bisa mempunyai toko rujukan dimana ia bisa mendapat pertolongan jika mengalami kendala. Itu contoh kemungkinan re-class dari taburan layanan dan barang dagangan yang main variatif di sekitar kita.<br /><br />Ada lagikah kemungkinan re-class atau genre baru yang mungkin hadir dalam waktu dekat? Jika ada, pastikan anda jadi yang pertama. Selalu ada ruang terbuka dengan menciptakan genre bisnis sendiri daripada beradu dengan class - class bisnis yang sudah mapan dan dikenal orang.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-60088085138527059202009-02-27T12:00:00.000+07:002009-06-12T13:30:39.825+07:00Membangun Pondasi e-Commerce KompetitifMemikirkan masa kini dan melihat kesuksesan e-commerce manca nampaknya memang lebih membangkitkan semangat kita untuk turut serta terjun ke dunia e-commerce. Dari sisi biaya, toko maya hanya sedikit membutuhkan modal. Toko maya pada dasarnya adalah kanal distribusi yang memiliki fungsi yang serupa layaknya toko - toko biasa. So, strategi pemasaran tentu dapat diadopsi langsung dari realitas 'toko nyata' yang ada. Sebelum melangkah lebih jauh, saya perjelas dulu garis besar strategi ala poside yang akan ditempuh di sini untuk e-commerce kita, diantaranya :<div class="fullpost"><br /><br />1. Mereferensikan diri pada toko nyata di lingkungan kita sendiri, bukan pada e-commerce sukses yang sudah ada (amazon misalnya). So, jangan berharap ada link, karena referensi kita tidak bisa di-link.<br />2. Memulai dari halaman yang putih bersih sehingga langkah yang terbentuk benar - benar tumbuh dari analisa real kita, tidak terpapar pola bisnis e-commerce mainstream yang ada sehingga kita tidak menjadi 'invisible mini brown cow'. Hasilnya unpredictable tentu saja. Remarkable dan mencerahkan, atau mungkin saja resiko yang kita temui.... kacau ekstrim ^_^. Lebih baik berhasil gemilang atau gagal total daripada ikut arus, gagal enggak, berhasil juga nggak terlalu ^_^.<br /><br />Oke, lets roll on...<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Berikut Blueprint e-Commerce Kompetitif</span><br />A. Menumbuhkan kepercayaan/kredibilitas<br />B. Teknis, termasuk layout dan usability<br />C. Generate traffic & pemasaran<br />D. Managerial<br />E. Aneka Tips<br /><br /><span style="font-weight: bold;">A. Menumbuhkan Kepercayaan/Kredibilitas </span><br />Untuk toko nyata, kepercayaan dan kredibilitas sangat tergantung modal. Itulah mengapa toko nyata butuh dana besar karena <span style="font-weight: bold;">kredibilitas langsung dibentuk secara visual berupa tampilan toko yang meyakinkan</span>. Poin satu ini yang sangat sulit diadopsi toko maya karena berapapun modal toko maya, yang tampak hanya tampilan 2D pada layar monitor. Tapi sisi baiknya, user tidak tahu kalau modal anda ternyata super tipis, asalkan anda mampu membangun kredibilitas anda secara online dengan baik. Lantas bagaimana membangun kredibilitas toko maya?<br /><span style="font-style: italic;">1. Identitas.</span> Team yang merupakan penggerak toko maya tersebut sedapat mungkin teridentifikasi dengan jelas dan bisa dihubungi dengan mudah. Akan sangat baik jika semua anggota team memiliki YM sendiri atau blog sendiri di sub domain toko maya disamping alamat email usaha. Semakin lengkap identitas yang kita publish, semakin yakin orang untuk membeli.(lebih lanjut di sub bab teknis/usability)<br /><span style="font-style: italic;">2. Koneksi. </span>Akan lebih meyakinkan jika Toko maya memiliki koneksi dengan toko/distributor nyata yang sudah ternama. Koneksi dengan bisnis real sejenis merupakan indikasi bahwa toko maya tersebut memang serius bergerak di bidangnya, bukan sekedar coba - coba atau sekedar jual - lari.<br /><span style="font-style: italic;">3. Fleksibilitas.</span> Kemampuan menerima beragam jenis pembayaran dan beragam pilihan perusahaan pengiriman barang merupakan nilai lebih. CC, transfer bank, dan semacamnya ditunjang pilihan pengiriman yang fleksibel memiliki nilai lebih (disamping adanya kemungkinan untuk bekerjasama secara eksklusif dengan perusahaan pengiriman tertentu).<br /><span style="font-style: italic;">4. Kesaksian.</span> Komentar konsumen memberikan arti penting untuk toko maya. Menciptakan pola membership yang menarik dapat menumbuhkan keyakinan membeli sekaligus pembelian berulang/kunjungan berulang. (lebih lanjut di sub bab traffic & pemasaran)<br /><span style="font-style: italic;">5. Memiliki real office.</span><span style="font-weight: bold; font-style: italic;"> </span>Setiap bisnis meskipun ia bergerak di dunia maya, akan lebih baik jika memiliki kantor representatif untuk mengelola bisnis tersebut. (lebih lanjut di managerial).<br /><br /><span style="font-weight: bold;">B. Teknis toko maya</span><br />Bicara mengenai teknis, ada baiknya kita lihat toko nyata dulu. Saat anda masuk ke sebuah toko, apa yang anda lihat? Apa yang anda lakukan? Apa yang nyaman untuk anda? Baiklah, saya coba dengan diri saya sendiri saja saat ke toko buku. Saat datang ke toko buku, tentu yang pertama adalah image awal toko. Setelah masuk, saya melihat buku - buku yang ada di rak/etalase. Kemudian saya ambil buku yang menarik untuk saya baca sinopsisnya. Hal - hal yang nyaman buat saya adalah: etalasenya bagus dan nyaman sehingga buku mudah diraih, petugasnya siap saat kita mo nanya - nanya, dan tentu saja, mudah dan cepat membayarnya alias nggak antri. Lantas bagaimana adopsi mayanya?<br /><span style="font-style: italic;">1. Header yang profesional.</span> Header adalah papan nama toko, jadi sedapat mungkin didesain untuk menciptakan kesan yang bagus di benak konsumen sekaligus menggambarkan apa yang ada di dalamnya.<br /><span style="font-style: italic;">2. Etalase maya yang indah dan nyaman.</span> Layout halaman produk yang terkategorisasi dan dilengkapi tumbnail sangat mempermudah dalam memilih. Klik untuk membaca sinopsisnya. Disamping usabilitas, desain yang bersih dan cantik adalah satu faktor yang menunjukkan kualitas toko maya.<br /><span style="font-style: italic;">3. Tersedia tempat bertanya (wiraniaga maya).</span> YM atau fasilitas chat yang mudah sangat menarik tentunya bagi pengunjung untuk bertanya & langsung mendapat jawaban saat itu juga sehingga memperbesar kans penjualan. Keberadaan sistem pencarian memang memberikan nilai tambah, namun dengan adanya komunikasi langsung via YM, chat, atau blog, konsumen dapat berkomunikasi dengan lebih manusiawi, tidak sekedar berkomunikasi dengan mesin.<br /><span style="font-style: italic;">4. Cepat dan tidak antri.</span> Adopsi mayanya adalah loading page yang cepat dan metode pemesanan yang ringkas sekaligus mudah, jadi pembeli tidak jenuh duluan sebelum menentukan pilihan dan membeli. Jangan terlalu terpengaruh dengan penggunaan mesin/engine CMS yang canggih dan modern jika target anda masih di kisaran ratusan - ribuan transaksi/hari. As always, keep it simple. Makin mudah dan ringan maintainnya, itu makin bagus. Yang penting, pantau terus traffic anda, karena ada saatnya anda harus melakukan update/upgrade teknologi agar mampu melayani sesuai jumlah traffic/customer anda.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">C. Generate traffic dan pemasaran</span><br />Bagaimana dengan toko nyata? Toko yang bermodal besar biasanya <span style="font-weight: bold;">memanfaatkan traffic yang sudah ada</span> dengan membuka usaha di lokasi traffic tinggi. Misalkan saja di mall atau jalan protokol. Untuk menarik perhatian, kadang memanfaatkan SPG juga. Lantas gimana adopsi mayanya?<br /><span style="font-style: italic;">1. Mendekatlah ke traffic utama. </span>Traffic utama di internet hanya ada 2. Pertama search engine, kedua adalah situs berita. (Situs esek - esek nggak usah dimasukkan yah..^_^). Untuk memanfaatkan traffic situs berita dan search engine, bisa dibaca di post <a href="http://poside.blogspot.com/2009/02/spp-spg-dunia-maya.html">yang ini</a> dimana 'SPG maya' juga dibahas. Jika anda intens dengan Internet, tidak perlu banyak beriklan jika anda mampu membangun traffic secara mandiri.<br /><span style="font-style: italic;">2. Menciptakan pembelian dan keanggotaan yang mengikat.</span> Kalau anda pernah belanja di carefour atau matahari, tentu anda pernah mendengar tentang kartu belanja. Di dunia maya, membership bisa difungsikan serupa bahkan bisa ditingkatkan lagi. Misalkan saja untuk pembeli yang memberikan kesaksian hari, tanggal, dan jam suatu paket pembelian sampai ke alamat pembeli, maka pembeli tersebut mendapat poin deposit senilai tertentu yang bisa digunakan untuk membeli produk(ini strategi pengganti potongan harga). Cara ini selain meningkatkan jumlah kesaksian, juga menunjukkan pada yang lain bahwa paket benar2 dikirim dan sampai ke tujuan, sekaligus mengikat pembeli untuk tetap berbelanja karena ada dana yang dimasukkan ke account membershipnya.<br /><span style="font-style: italic;">3. Ciptakan event yang menarik.</span> Event bisa saja jumpa darat atau kontes di internet yang terkait dengan produk. Untuk toko buku misalkan saja kontes cerpen atau kontes resensi buku atau semacamnya. Untuk event non internet bisa dengan mengundang penulis ternama, set lokasi yang eksklusive, dan pembayaran event bisa menggunakan poin yang dimiliki member.<br /><span style="font-style: italic;">4. Masih banyak lagi.</span> Be creative sajalah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">D. Managerial</span><br />Managerial berfungsi untuk menjalankan toko maya dimana ia running as background atau tidak tampak dari sisi user. Sama dengan toko nyata, managerial di sini menyangkut hubungan dengan distributor, suplier, maintenance infrastruktur, managemen tenaga kerja, legal, delivery, dan semacamnya. Yang berbeda antara toko nyata dan toko maya hanyalah media outputnya. Yang lain kurang lebih sama. Yang pasti, yang di belakang layar inilah yang sebenarnya harus rutin bekerja keras. Terkait situs sebagai output,kerja keras hanya dibutuhkan saat startup saja. Jika anda bekerja sendirian, anda harus benar - benar tahu kapasitas anda. Jika salah prediksi dan keteteran, selanjutnya adalah bencana.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">E. Aneka Tips</span><br /><span style="font-style: italic;">1. Tidak perlu takut dalam memilih produk</span>. Mengapa? Karena anda tidak harus membeli produk terlebih dahulu. <span style="font-weight: bold;">Modal anda sekedar gambar dan text, bukan produk nyata!</span> Jadi bisa dikatakan, anda tidak akan pernah rugi untuk produk.<br /><span style="font-style: italic;">2. Persiapkan launching yang remarkable.</span> Jangan sampai penjualan pertama anda gagal hanya karena salah memilih layanan delivery.<br /><span style="font-style: italic;">3. Keep in touch dengan suplier anda.</span> Jangan sampai ada pesanan tapi produk tidak tersedia. Jika memang produk tidak ready, umumkan sejak semula di situs anda.<br /><span style="font-style: italic;">4. Perbanyak relasi suplier.</span> Dengan begitu, kemungkinan anda menjadi kanal 'cuci gudang' semakin besar.<br /><span style="font-style: italic;">5. Manfaatkan resource anda semaksimal mungkin.</span> Jika secara managerial sudah mapan, bikin e-commerce lagi dan lagi hingga resource anda mencapai peak performancenya. Beragam jenis produk bukan masalah selama resource anda masih mampu menangani.<br /><span style="font-style: italic;">6. Kredibilitas, profesionalitas, dan reputasi adalah modal bisnis online anda. </span>Itu merupakan modal jualan sekaligus alat ampuh dalam bargain dengan suplier anda.<br /><span style="font-style: italic;">7. Mulai dengan segera</span>, atau pesaing makin banyak,..termasuk saya...^_^<br /><br />Akhir kata, silahkan jadi pengekor kalau anda memang punya dana sangat besar. Jika tidak, utamakan inovasi dan terus berkreasi. Kembangkan ide untuk jadi purple cow yang remarkable.<br /><br />Ada pendapat atau pertanyaan? Silahkan saja. Komentar di sini tidak dipungut biaya..^_^<br /><br />note : Blog lain yang membahas e-Commerce diantaranya :<br />1. NavinoT :: <a href="http://www.navinot.com/2009/02/27/e-commerce-navigasi-dan-search-engine/" rel="nofollow" target="_blank">E-Commerce: Navigasi dan Search Engine</a>.<br /></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2