tag:blogger.com,1999:blog-34135807250910593412024-03-13T09:56:01.295+07:00Poside PostAdminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-85705661210822260562014-07-04T08:30:00.000+07:002014-07-04T08:30:01.216+07:00Mengapa harga pasar lebih rendah dibanding harga resmi?Ada banyak hal yang menyebabkan harga di pasaran lebih rendah dibanding harga resminya. Mengapa demikian? Secara detil sebenarnya saya tidak benar2 tahu, hehe.. ^_^, hanya dari pengalaman saja akan saya share. harga pasaran lebih rendah dari harga resmi karena hal - hal berikut :<br />
<a name='more'></a><br />
1. Ada promo resmi<br />
Pada waktu tertentu, dalam durasi waktu tertentu, suatu produk dijual dengan potongan harga tambahan. Ini dijalankan oleh distributor yang secara resmi mengelola area tertentu. Produk murah yang beredar bisa berlangsung cukup lama, bahkan diluar rentang waktu promonya selama stok produk di toko - toko yang mengorder di waktu promo belum habis. Produsen yang bonafid biasanya punya alokasi/budget dan jadwal tertentu untuk promo - promo seperti ini, sehingga selain membuat distribusi produk mereka makin meluas, kemungkinan kompetitor untuk menggerus market share mereka melalui harga murah bisa diminimalkan.<br />
<br />
2. Ada promo modern market<br />
Seperti halnya distributor resmi, modern market skala besar mampu menjual produk dibawah harga standar distributor. Latar belakang hal ini mungkin beragam, namun yang jelas, harga di pasaran akan rusak dalam jangka waktu tertentu, bahkan ada produk - produk yang beredar luas karena cara ini, dalam arti, harga yang ada di pasaran SELALU di bawah harga resmi distributor. Contoh mudahnya adalah Daia 900g dari wings. <br />
<br />
3. Distribusi yang kurang selektif<br />
Distributor dengan team salesnya seringkali kurang/tidak selektif memilih outlet/partner dalam mendistribusikan produk. Outlet2/reseller yg mendapat tempo dan menjual rugi demi cash masih saja mendapat suply dalam jumlah besar sehingga produk2 yang dijual rugi tersebut membanjiri pasar. Ini seringkali terjadi saat team sales mengalami over pressure. Targetnya tidak sebanding dengan serapan pasar. Jika yang seperti ini berlanjut, produk mungkin akan membanjiri pasar, namun bukan uang yang didapat, tapi beragam bad debt dan bubarnya team sales.<br />
<br />
4. Pergantian distributor<br />
Saat produk berganti distributor, seringkali distributor lama melepas produknya dengan cepat dengan harga lebih murah. Saat list harga resmi distributor baru muncul, stok - stok lama dengan harga murah masih membanjiri pasar.<br />
<br />
Distributor resmi memang mitra yang paling ideal dalam bisnis sembako/kelontong/FMCG, namun bukan berarti harga yang mereka tawarkan selalu yang termurah. So, utk yang belum disuplay dist resmi, jangan berkecil hati. Selalu ada jalan untuk tetap kompetitif di bisnis ini.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-41963864247380874002014-05-09T11:21:00.002+07:002014-05-09T11:21:40.412+07:00Karakter Khas Seorang PemimpinDalam suatu kelompok yang memiliki tujuan, hampir bisa dipastikan ada yang menggerakkan dan bertindak sebagai pimpinan/leader. Diluar baik/buruk kepribadian ataupun tujuannya, seorang pemimpin mempunyai karakteristik tertentu yang membuatnya diikuti/punya pengikut. Seorang pemimpin negara atau gembong perampok punya kesamaan hingga mereka menjadi pemimpin. Kesamaan itu khas, dan jika disarikan, ada 3 hal yang khas ada pada seorang pemimpin.<br />
<a name='more'></a><br />
<b>1. Lebih disegani</b><br />
Orang disegani karena banyak hal. Bisa karena wawasannya, kepintarannya, kekuatannya, atau hal - hal lainnya. Orang tidak akan mau menjadi pengikut atau dipimpin oleh orang yang disepelekan banyak orang. Seorang pemimpin mampu membuat orang lain merasa tunduk dan takluk.<br />
<br />
<b>2. Lebih mampu memberi perintah</b><br />
Seorang pemimpin mampu memberi perintah dan dituruti pengikutnya. Orang yang disegani tapi tidak punya kemampuan memerintah hanya bisa disebut penasehat, atau tetua.<br />
<br />
<b>3. Lebih berani mengambil keputusan.</b><br />
Seorang pemimpin berani mengambil keputusan. Tidak ragu - ragu atau takut salah dan dipersalahkan. Pemimpin berkepribadian baik berani memikul tanggung jawab untuk segala resiko dari keputusan yang diambil, sedang pemimpin berkepribadian buruk akan mencari cara untuk lepas dari segala akibat dan tanggung jawab. Dengan mencari kambing hitam misalnya.<br />
<br />
Orang yang memiliki kelebihan di ketiga karakteristik di atas secara alami akan menjadi pemimpin di kelompoknya, baik atas keinginannya sendiri ataupun melalui desakan orang - orang yang ingin dia pimpin, baik itu di level keluarga, hingga ke level negara hingga dunia.<br />
<br />
Terlepas seseorang itu pemimpin yang baik dan menuju kemakmuran atau pemimpin yang buruk dan membinasakan, pemimpin tetaplah pemimpin.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-91955172933291104422013-11-19T10:50:00.000+07:002013-11-19T22:52:10.586+07:00Memulai Grosir Kelontong - Sembako Dengan Modal KecilMemulai dari yang kecil dengan modal terbatas menuntut kita untuk lebih jeli, lebih tangguh, dan lebih cerdik agar bisa berkembang. Memulai dari bawah membuat kita lebih waspada dan berhati - hati. Memulai dari yang kecil, dari bawah, bukanlah hambatan, tapi tantangan. Berikut ini adalah langkah - langkah yang bisa dilakukan jika memang budget yang ada terbatas :<br />
<a name='more'></a><br />
<b>Seleksi Produk</b><br />
Item produk sembako/kelontong itu banyak sekali. Ada produk yang menguntungkan dan ada yang tidak. Ada yang perputarannya cepat namun ada juga yang tidak. Grosir besar cenderung aware dengan produk - produk yang sangat laku, karena memang itu kesehariannya, sedang untuk produk2 yang perputarannya lambat seringkali kurang terperhatikan, atau memang difungsikan sekedar untuk kelengkapan saja. Jika modal kita memang terbatas, ada baiknya memilih produk yg relatif terabaikan oleh grosir besar, namun masih cukup mendatangkan traffic dan profit, sementara produk yg sangat laku difungsikan sebagai pelengkap saja. Jadi dibalik. Bagi grosir besar, kategori item 2nd grade tersebut adalah receh (bahkan seringkali nggak sadar klo stok kosong), namun bagi yang bermodal tipis, yang receh itu sudah lebih dari cukup, dan bisa jadi jalan awal sukses berkompetisi di bisnis grosir. (kategori 2nd grade : lampu, plastik, atk, dlsb)<br />
<br />
<b>Meningkatkan omset. </b><br />
Untuk omset yang besar, kita harus menjual produk dengan cepat. Untuk omset 10jt per minggu, modal yg dibutuhkan bisa 20jt, bisa 10jt, bahkan bisa di bawah itu. Makin kecil modal, konsekwensinya kulakan jadi makin sering dan kerja lebih berat. Mengapa peningkatan omset penting? Karena margin keuntungan grosir terbatas. Jika omset kecil, meski kita mengambil profit di standar tinggi sekalipun, hasilnya tetap saja kecil, dan itu membuat image yang kurang bagus untuk toko kita. Jadi sekalian saja, ambil margin tipis agar bisa menjual sebanyak - banyaknya. Yang terpenting di bisnis ini bukan seberapa banyak anda mampu beli, tapi seberapa banyak anda mampu jual.<br />
<br />
<b>Bermitra dengan distributor resmi. </b><br />
Bermitra dengan distributor resmi adalah langkah selanjutnya. Jika kita punya omset cukup besar dengan banyak pelanggan rutin, nilai tawar kita naik. Bahkan distributor bisa langsung memberi fasilitas tempo tanpa perlu belanja cash terlebih dulu. Mereka tidak melihat berapa modal anda, tapi seberapa banyak/cepat anda mampu jual. Modal besar tapi toko sepi seperti kuburan tidak akan menarik. Lebih menarik memberikan fasilitas tempo untuk toko kecil tapi pelanggannya hilir mudik sampai pada antri - antri. Mungkin pada prosesnya, kita memang perlu bayar cash dulu, atau bayar separuh, sisanya seminggu atau dua minggu kemudian. Itu sebenarnya sudah peningkatan. Jika produk bisa laku cepat, kita bisa merasakan manfaat dari nilai produk yang ditempokan, meski baru setengahnya. Jangan sampai hingga sampai masa jatuh tempo, produk setengahnyapun belum habis. Kredibilitas toko jadi taruhannya.<br />
<br />
<b>Meningkatkan laba. </b><br />
Setelah omset dapat, suplier resmi dapat, mungkin ini saatnya mulai meningkatkan laba. Untuk dapat pelanggan baru, memang kita perlu menjual semurah mungkin, tapi untuk mempertahankan pelanggan, menjual dengan harga sama dengan toko grosir lainpun pelanggan tidak akan lari, selama layanan kitapun terjaga. Dengan adanya dana dari produk suplier yg belum tertagih, kita jadi lebih fleksibel dalam memanfaatkan cash yang kita miliki, terutama dalam memburu produk yang sedang promo untuk lebih meningkatkan laba. Selain itu, dalam rentang waktu tersebut kita jadi lebih berpengalaman. Tahu mana produk yang empuk, mana yang garing. Kapan kita bisa menjual di harga tinggi, kapan kita perlu menurunkan harga. Kepada siapa kita bisa jual mahal, pada siapa kita harus jual murah. Pada prinsipnya, laba akan datang seiring bertambahnya pengalaman.<br />
<br />
Dalam tiap langkah tentu ada variasinya, dan itu akan kita bahas di pos - pos selanjutnya. Untuk sementara itu dulu yah..^_^. Salam sukses!Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-6796357915315211582013-07-13T00:11:00.000+07:002013-07-13T00:11:28.437+07:00Astor dan Astor - astoranAstor kini sudah menjadi sebuah nama generik untuk menyebut nama makanan berbentuk bulat panjang berisi coklat dan dikemas di dalam toples. Orang tidak lagi peduli bahwa sebenarnya, astor adalah sebuah merk wafer stick buatan Mayora. Banyak sekali astor - astoran dengan beragam merek tersedia di pasaran, apalagi menjelang lebaran seperti saat ini. Di pasaran, astor - astoran secara kualitas terbagi menjadi 3, yaitu<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<ul>
<li>Astor murah/astor kopong</li>
<li>Astor menengah/astor isi</li>
<li>Astor mahal/astor kurang laku ^_^</li>
</ul>
<div>
Dibilang astor kopong, karena memang tidak ada coklat di dalamnya. Jadi sekedar tampilannya saja yang mirip astor. Produk seperti ini yang termurah. Pada awal kemunculannya, produk ini cukup populer, namun dalam perjalanannya, peminatnya banyak berkurang. Alasannya sederhana. Tanpa lapisan coklat, wafer stik ini mudah sekali pecah. Jika dibawa ke sanak saudara yang jauh, kita tidak bisa menikmati wafer stick, yang ada adalah remahan wafer stick. Produk ini biasanya di alas toplesnya dikasih kertas, mungkin biar nggak ketahuan kalo di dalamnya kopong saat diintip dari bawah ^_^.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Astor menengah adalah yang paling populer saat ini. Di dalamnya ada lapisan coklat meskipun sedikit. Fungsinya mungkin sekedar agar wafer tidak mudah pecah saat dibawa - bawa. Dari sisi harga, perbedaannya tidak terlalu jauh dibanding astor kopong.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Astor mahal adalah astor - astoran yang kualitasnya mendekati astor betulan, jadi harganyapun paling mahal dibanding jenis astor - astoran lain. Udah mahal, palsu lagi. Gimana mau laris coba? ^_^.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saat astor - astoran begitu banyak membanjiri pasar, astor yang asli justru sulit ditemui. Toko saya tidak berminat menjual, sementara sales dari Mayorapun tidak berminat menawarkan. Klop sudah. Mari kita nikmati astor - astoran.....</div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-44150497489653114522013-07-01T06:45:00.000+07:002013-07-01T06:45:00.740+07:00Mengapa Iklan TV itu Penting?Di era yang serba modern ini, dengan kemudahan akses internet, dengan makin maraknya mekanisme komunikasi dua arah yang makin mudah dan hemat via social media, mengapa perusahaan masih perlu iklan TV mahal untuk menjangkau audiennya? Pertanyaan ini seringkali muncul karena porsi iklan TV masih saja besar dan menguras dana perusahaan.<div>
<br /></div>
<div>
Dalam opini saya, iklan TV masih punya peran sentral karena hal - hal berikut :</div>
<div>
<ul>
<li>Audien luas/nasional</li>
<li>Audien mendapat materi informasi yang sama dan serentak.</li>
<li>Rentang tayang terkontrol<a name='more'></a></li>
</ul>
<div>
Ketiga hal tersebut menjadi penting bagi produk - produk FMCG (produk konsumer habis pakai) karena untuk bisa menjangkau konsumennya, mereka membutuhkan partisipasi pihak lain seperti pengecer, grosir, agen, dlsb untuk membuat produk sampai ke tangan konsumen. Jika iklan tayang bulan Juli, maka di bulan itulah saat terbaik untuk bisa menjual produk ke reseller. Di masa tayang iklan maka awareness masyarakat terbentuk, baik itu konsumen maupun reseller. Reseller (grosir, pengecer, dst) lebih mudah menerima produk saat mereka aware akan produk tersebut. Meski sales menawarkan produk dengan berbusa - busa, jika reseller tidak aware dengan produk tersebut, seringkali produk diangap tidak bonafid, sehingga deal tidak terjadi. Saat konsumen menghendaki produk dan ternyata di banyak toko tersedia, maka produk menemukan konsumennya, dan itu seringkali diawali dari iklan TV yang membentuk momentum dimana pembeli menjadi tertarik, dan penjualpun berminat menyediakan produk.</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Apa yang mungkin terjadi saat informasi tidak terdistribusi sacara serentak? Skenarionya bisa jadi seperti ini; Saat konsumen mulai banyak yang berminat dan ingin membeli, produk sudah jarang tersedia di toko, atau produk pernah tersedia, tapi akhirnya membusuk di toko, sementara sales yang bertugas mendistribusikannya saat dikontak ternyata sudah dipecat karena jauh dari target penjualan. Semua kecewa.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika kita perhatikan, suatu produk muncul di iklan TV karena beberapa alasan, diantaranya :</div>
<div>
<ul>
<li>Memperkenalkan produk</li>
<li>Menginformasikan promo</li>
<li>Mengingatkan kembali tentang produk</li>
</ul>
</div>
<div>
Kita seringkali disuguhi iklan - iklan rokok yang jika diperhatikan seakan tidak membawa misi apapun melalui tayangan iklannya. Pada dasarnya, fungsi iklan tersebut adalah untuk mengingatkan, membuat konsumen maupun calon konsumennya aware bahwa produk tersebut ada, lengkap dengan image yang terkait dengannya. <a href="http://health.kompas.com/read/2013/05/31/15332953/Begini.Aturan.Iklan.Rokok">Regulasi tentang iklan terkait rokok</a> memang sangat ketat. Jangankan membujuk orang untuk membeli, wujud rokoknya sendiripun dilarang ditampilkan, sementara bisnis rokok itu sendiri adalah bisnis besar. Iklan rokok di TV itulah yang akhirnya terwujud. Menunjukkan adanya eksistensi dan image yang ingin ditampilkan, tanpa melanggar regulasi. Apakah efektif? Tentu saja, jika tidak untuk apa terus dilakukan? Perokok pemula memilih suatu merk rokok bukan karena rasa, tapi citra, dan itu terekam di benak melalui iklan. Akibatnya, perokok baru makin bertambah saja tiap harinya.</div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-89580022240658262542013-05-31T15:49:00.000+07:002013-05-31T15:49:50.230+07:00Sales Freelance, Kategorisasi dan Cara KerjaSales freelance adalah sales yang bebas. Tidak ada yang menggaji, beroperasi dengan modal sendiri, inisiatif sendiri, tanpa ada yang memberikan instruksi/perintah. Semua serba mandiri. Singkatnya, sales freelance adalah seorang wirausaha yang bergerak di bidang selling/menjual. Dalam menjual itu sendiri, pendekatan yang digunakan bisa bervariasi. Ada yang menggunakan pendekatan suply/sumber produk, ada yang menggunakan pendekatan demand/permintaan. Namun tetap ada margin dimana mereka bisa mendapatkan profit untuk setiap produk yang mereka jual.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Seperti disebutkan di atas, kategorisasi sales freelance bisa dibedakan menjadi 2, yaitu sales yang berpendekatan suply, dan sales yang berpendekatan demand, atau mudahnya, sales yang lebih fokus mengejar harga semurah - murahnya, dan sales yang fokus dalam hal menjual dengan harga setinggi mungkin. Dalam prinsip ekonomi, mungkin yang diharapkan adalah mendapat produk semurah - murahnya, dan menjual setinggi - tingginya, namun dalam persaingan yang sedemikian ketat, seorang sales freelance memang perlu memiliki prioritas untuk profesi yang ia jalankan, karena dengan durasi 24 jam yang mereka miliki, terlalu sedikit waktu yang ada untuk bisa merengkuh segalanya. Fokus di salah satu, jika memang ada rejeki, rentang margin yang tinggi merupakan sebuah bonus meski mungkin bukan untuk jangka panjang.<br />
<br />
<b>A. Trader</b><br />
Saya menyebutnya trader, karena memang biasa disebut demikian. Dengan pendekatan pada supply, mereka menjual dalam kuantiti besar dengan harga yang murah. Untuk satu jenis produk, mereka membeli dalam jumlah banyak dan menjual dalam jumlah yang banyak pula, dan karena kapasitas angkut terbatas, varian produk traderpun terbatas. Dengan fokus pada koneksi suplier yang baik, trader mampu menjual barang dalam kuantiti besar hanya pada sejumlah kecil pelanggan, umumnya toko - toko grosir yang memang mampu membeli dan menjual dalam skala besar. Trader butuh modal lumayan besar karena timing promo dan jual bisa tidak sama, jadi perlu dana untuk stok. Ada beberapa sumber bagi trader untuk bisa mendapatkan produk dengan harga murah, diantaranya :<br />
<br />
1. Modern market<br />
Jejaring market modern yang ada di berbagai kota seringkali menggunakan umpan harga sangat murah untuk meningkatkan traffic pelanggan, namun hal itu seringkali disiasati oleh trader untuk bisa mendapatkan harga produk semurah mungkin. Dengan hubungan yang baik antara trader dan pengelola modern market, harga yang jauh lebih murah dari standar harga resmi bisa diperoleh. Tingkat sulit/mudah dalam prosesnya tergantung jam terbang/pengalaman dari trader itu sendiri.<br />
<br />
2. Mitra dagang<br />
Mitra dagang di sini bisa sesama trader, atau bisa juga grosir langganan. Setiap trader bisa punya produk tertentu dengan kuantiti berlimpah (overstock), sehingga untuk bisa membuatnya liquid (mudah laku dan jadi duit), maka saling tukar menukar barangpun terjadi. Makin variatif produk yang dijual, makin mudah untuk mencairkannya (laku n jadi duit).<br />
<br />
3. Toko kepepet<br />
Aneh ya istilahnya, hehe.. tapi memang pada kenyataannya demikian. Trader bisa mendapat harga murah, bahkan lebih murah dari harga promo sekalipun, saat sebuah toko terdesak kebutuhan keuangan, misalkan saja saat mereka terdesak oleh tagihan, karena butuh uang mendesak, maka suatu produk bisa dijual dengan harga super murah, yang penting jadi duit. Memang rasanya tidak fair, tapi toko yang menjual produknya dengan harga rugi itu ada dan tidak sulit ditemui.<br />
<br />
<b>B. Sales Keliling/Loper</b><br />
Ada yang menyebutnya sales kelilingan, ada juga yang bilang loper. Sales kelilingan menjual produk dalam satuan jual grosir terkecil (renceng misalkan) untuk bisa mendapat profit setinggi mungkin. Dengan satuan jual kecil, maka perlu produk yang multivarian dan melayani banyak langganan per harinya untuk bisa mendapat omset yang cukup besar. Sales kelilingan tidak butuh modal yang besar. Dengan modal kerja sejutaanpun sudah bisa jalan. Untuk bisa mendapat profit lumayan, target pembelinyapun harus tepat, dan umumnya didominasi pengecer, misal saja :
<br />
<br />
1. Kantin<br />
Setiap sekolahan atau kantor punya kantin, dan kantin menjual ecer dengan basis pelanggan yang jelas. Selama dilayani dengan baik, mereka mau menerima produk meski dengan harga sedikit lebih tinggi.
<br />
<br />
2. Toko Besar Daerah<br />
Yang dimaksud toko besar daerah adalah toko dengan ukuran cukup besar namun hanya melayani eceran, dan beroperasi jauh dari kota besar. Meskipun harga murah adalah harapan semua pelanggan, namun dengan variasi produk yang beragam, selalu ada ruang terbuka untuk produk - produk tertentu. Selain itu, untuk daerah yang jauh dari pusat bisnis, perkara menjual sedikit lebih mudah dibanding mendatangkan dagangan.<br />
<br />
3. Toko Kecil yang Tersebar<br />
Toko kecil adalah toko yang secara ukuran memang kecil, ada di beragam tempat, dengan nilai belanja puluhan hingga ratusan ribu. Untuk melayani toko seperti ini yang dibutuhkan adalah ketelatenan dan jadwal yang jelas. Telaten karena memang omsetnya tidak besar, dan terjadwal karena tidak setiap hari ada cash terkumpul, jadi memang perlu kejelasan, hari apa jika ingin mendatangi toko tersebut.<br />
<br />
Sales kelilingan pada umumnya mencari produk di area terdekat. Tidak harus semua produk selalu mendapat harga termurah, yang penting lengkap dan tidak mengecewakan langganan. Grosir/suplier terdekat itupun kadang punya spesialisasi masing masing, jadi perlu mendatangi 2 hingga 4 toko untuk bisa mendapat harga terbaik.<br />
<br />
Pada dasarnya, profesi apapun butuh jam terbang untuk bisa benar - benar ahli. Makin berpengalaman, maka makin ahli dalam hal mengumpulkan laba. Yang terpenting dalam dagang adalah, jadilah ahli dalam menjual, bukan ahli dalam membeli, karena selama ada modal, membeli bukanlah hal sukar. Selama bisa menjual, modal kecil tidak masalah, jika punya modal besar akan lebih baik lagi.<br />
<br />Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-7598373748104301762013-05-25T09:37:00.000+07:002013-05-25T09:37:47.693+07:00Prinsip Dasar Menjual untuk Wiraniaga Toko<br />
Inti dari bisnis toko adalah menjual. Segala kegiatan lain hanyalah pendukung dalam hal proses menjual. Pada prinsipnya, hanya diperlukan 3 dasar dalam menjual, yaitu :<br />
<br />
•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Jelas<br />
•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Teliti<br />
•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Ramah<br />
<br />
Dalam menjual diperlukan kejelasan dalam berbagai hal. Mulai dari kejelasan produk, harga, isi/kemasan, dan lain sebagainya. Kejelasan menumbuhkan keyakinan, dan keyakinan menumbuhkan kepercayaan.<br />
<br />
Menjual juga membutuhkan ketelitian. Teliti dalam hal kesesuaian produk dengan permintaan pembeli, teliti dalam kalkulasi, dan teliti dalam hal pengemasan. Ketelitian memastikan transaksi berjalan tanpa ada satu pihak yang dirugikan.<br />
<br />
Disamping hubungan bisnis, transaksi di toko adalah hubungan antar manusia yang merupakan makhluk sosial. Keramahan dibutuhkan, terutama untuk toko tradisional dimana tatap muka penjual – pembeli berlangsung lebih intens.<br />
<br />
Ketiga prinsip dasar tersebut harus berjalan beriringan, jangan sampai terjadi suatu kejelasan yang kasar/tidak ramah, atau justru keramahan yang tidak jelas dan tidak teliti (misal : transaksi sambil bergosip ria)<br />
<div>
<br /></div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-89007669249619821682012-01-05T01:03:00.000+07:002012-01-05T01:03:34.786+07:00Sales yang Anti SMSAda seorang pelanggan saya yang unik. Setiap kali dia datang ke toko untuk membeli produk dan produk yang dicari sedang kosong, dia minta untuk dikasih kabar jika produknya sudah ada. Seperti yang dia minta, saat produk yang dicari itu datang, saya langsung mengirim SMS untuk memberi tahu sales tersebut. Uniknya, jam berapapun saya SMS, dia selalu membalasnya di sore atau malam hari. Tadinya sih saya tidak terlalu memperhatikan, tapi karena sering, saya jadi penasaran juga. Masak sampai demikian sibuknya sampai membalas SMS saja tidak sempat, begitu tadinya pikir saya. Usut punya usut, dari sesama sales yang kenal dengan dia akhirnya saya baru tahu kalau si sales unik itu ternyata buta huruf. Ya, tipe pedagang yang tahu angka tapi nggak tahu huruf. Jadi tiap kali saya kirimi SMS, yang bacain adalah istrinya sepulang ia kerja. Pantes balesnya lama...hehe. Kabarnya, sewaktu masih kelas satu SD, dia sempat sakit lumayan lama, dan akhirnya membuat dia enggan sekolah lagi.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Karena kebuta hurufannya itu banyak hal yang aneh terjadi. Setiap kali diminta cek nota kalau - kalau ada yang salah, dia selalu menolak. Baru malam hari atau hari berikutnya suka komplain kalo ada hitungan yang kurang pas. Kadang juga suka dikomplain oleh sesama sales karena menjual produk terlalu murah. Ternyata dia menjual rugi karena nggak bisa baca nama produk di nota, meski begitu ia malu untuk mengaku. Kadang dia juga suka keliru jual. Pelanggan minta produk A tapi dikasih produk B yang mirip tapi mereknya beda dan lebih murah. Untungnya, pelanggannya rata - rata juga sesama buta huruf, jadi tidak ada komplain, hehe..<br />
<br />
Banyak hal yang unik dan menarik di traditional market. Tidak hanya metode jual belinya, tapi juga orang - orang yang terlibat di dalamnya (termasuk saya kali yaa). Tidak seperti modern market yang serba komputer, di traditional market, kita akan menjumpai orang buta huruf, kesulitan mengeja, dan sebagainya. Inilah realita Indonesia. Tidak semua merasa nyaman dengan yang modern yang semua serba ambil sendiri. Masih banyak warga masyarakat yang suka dilayani dan berbelanja sekaligus bersosialisasi. Bangsa ini memang penuh warna, dan rejeki ada di mana - mana...., agak nggak nyambung ya? Ah, biarlah,.....<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-47821809294423152562011-11-04T16:16:00.000+07:002011-11-04T16:16:09.974+07:00Mengenal Kualitas Film (Bajakan)<br />
Jika ditilik dari sumbernya, kualitas film bisa dibedakan sebagai berikut :<br />
<br />
<b>BRRip</b><br />
Blu Ray disk memiliki resolusi maksimal 1920x1080 dan menjadi sumber film terbaik untuk dirip. BRRip adalah istilah untuk encoding hasil rip dari Blu Ray disk (BDRip), dan biasanya disimpan dan didistribusikan dalam format yang terkompresi. BRrip umumnya beresolusi 720p dengan kualitas audio 5.1 kanal. Dengan kualitas seperti itu, ukuran file setiap film bisa dibawah 1GB dan relatif mudah didistribusikan via Internet dengan kualitas gambar terbaik. Kelemahan dari BRrip ada pada proses dekompresinya. Saat film diputar, jika spesifikasi hardware komputer tidak mencukupi, gambar akan patah - patah, bahkan kadang tidak bisa diputar sama sekali.<br />
<br />
<b>HDTV atau DS Rip</b><br />
Hasil ripping yang bersumber dari tayangan berbayar yang bersumber dari film kualitas HD, baik via kabel maupun via satelit (DS/Direct Satelite). Kualitasnya biasanya diatas DVDRip namun masih dibawah BRRip.<br />
<br />
<b>DVDRip</b><br />
DVDrip adalah hasil ripping dari DVD original. Kualitas gambarnya bagus dengan tingkat kompresi medium, sehingga dalam proses penayangan film tidak terlalu membebani komputer. Ukuran file yang dihasilkan biasanya lebih kecil dari BRRIp.<br />
<br />
<b>TC (Telecine) </b><br />
Telecine adalah hasil metode pengkopian film digital langsung dari pita film. Kualitas suara dan gambarnya hampir setara DVDRip, hanya saja, selain lumayan langka karena peralatan untuk melakukan pengkopian jarang dijumpai, pengkopian dari pita film seringkali membuat gambar sedikit tergeser ke kanan atau ke kiri dari posisi seharusnya.<br />
<br />
<b>DVDScr</b><br />
Mirip seperti DVDRip, hanya saja berasal dari DVD Promo/demo dimana diselinggi tulisan - tulisan info yang mengganggu dengan kualitas audio lebih rendah. DVDScr bersumber dari DVD yang dikirim ke kritikus, distributor, dan kalangan perfilman tertentu sebagai demo sebelum DVD originalnya dirilis untuk publik.<br />
<br />
<b>PPVRip</b><br />
PPVRips berasal dari tayangan Pay-Per-View, semua rilis PPVRip adalah film baru yang belum dirilis ke DVD tetapi tersedia untuk dilihat oleh pelanggan Hotel.<br />
<br />
<b>R5</b><br />
R5 berasal dari istilah DVD Region 5, yang sebenarnya bersumber dari pita asli seperti halnya TC, tapi diperuntukkan untuk region 5 (India, Afrika, Korea Utara, Rusia dan Mongolia). untuk tipe ini, kualitas gambar hampir setara dengan DVDRip, hanya kelemahannya, kadang audio belum ada (atau memang tidak ada), dan biasanya audio diganti dari sumber lain dengan kualitas yang buruk.<br />
<br />
<b>CAM</b><br />
Cam bersumber dari handycam tayangan langsung dari bioskop. Biasanya gambarnya ancur, ada orang yang lalu lalang, dlsb. Hanya layak untuk dijadikan VCD bajakan kaki lima karena terindikasi bisa merusak mata ^_^.<br />
<br />
<b>TS (Telesync) </b><br />
Kualitasnya hampir sama dengan jenis CAM, hanya saja sudah dipoles agar lebih layak ditonton. Well,.. tetap saja masih jelek karena sumbernya sudah jelek duluan.<br />
<br />
<b>Workprint</b><br />
Berasal dari film yang editingnya belum selesai secara keseluruhan. Biasanya terdapat cacat seperti ada adegan yang hilang, suara yang bisu/tidak beraturan, visual effect yang belum dirender, dlsb. Kualitas film ini bervariasi dari yang paling baik hingga yang paling buruk.<br />
<br />
Nah, yang di atas itu baru kualitas film jika dilihat dari sumbernya. Untuk kualitas film secara keseluruhan, sebenarnya ada hal lain yang musti diperhatikan, misalnya :<br />
<br />
<b>Kualitas hardware dan software untuk proses ripping</b><br />
Ripping adalah istilah untuk pengkopian removable media (CD/VCD/DVD/BR) ke dalam hardisk. Proses ini membutuhkan hardware dan software yang bisa berbeda - beda kualitasnya, dengan kualitas hasil yang berbeda - beda pula.<br />
<br />
<b>Kualitas kompresi</b><br />
Sistem kompresi ada beragam dengan format yang beragam pula. Umumnya, yang digunakan saat ini adalah codec divX dan didistribusikan dalam kemasan format matroska (.mkv). Matroska dipilih untuk distribusi film karena fleksibilitasnya dalam menyajikan subtitle.<br />Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-78228655595215251962011-10-17T22:34:00.000+07:002011-10-17T22:34:35.900+07:00National Yang Asli NationalSemenjak barang elektronik murah dari Cina membludak masuk tanah air, persaingan antar produk membuat mereka sering menggunakan cara instant agar produknya laku, termasuk memanfaatkan brand yang sudah tidak terpakai, namun nama besarnya belum hilang sampai sekarang. Brand itu bernama National, yang telah berubah nama menjadi Panasonic.<br />
<br />
Ada banyak produk Cina dan produk lokal yang memanfaatkan kata National untuk menjual produk, beberapa diantaranya : National Viva, National Omega, Niko Nasional, dan masih banyak lagi. Semua rata - rata produk dengan harga murah, tapi harganya bisa diangkat setinggi langit oleh penjual - penjual yang nakal.<br />
<br />
Sementara, produk asli National sebenarnya masih ada, hanya saja tempatnya di loakan dan di toko barang antik. Dan satu lagi yang tidak berubah, harganya tetap mahal. Bukan karena teknologinya baru, tapi karena antik dan sudah jarang dijumpai.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-54112531599427525562011-10-08T10:17:00.000+07:002011-10-08T10:17:32.811+07:00Solusi Saat Lupa Nomor Sendiri Waktu Mau Isi PulsaGak enaknya suka gonta ganti kartu, ga punya nomor cantik ya seperti ini. Sama nomor sendiri saja lupa. Bahkan kadang lupa juga yang terpasang di HP tu nomor yang mana. Kalau masih dapat sinyal, tentunya masih ketahuan operatornya apa, jadi kita bisa nanya nomor kita tu berapa dengan cara sebagai berikut :<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 12px; line-height: 17px;"></span><br />
<table border="0" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;"><tbody>
<tr><td style="text-align: left; vertical-align: top;" valign="top" width="28%"><span style="color: black;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Operator Telkomsel<br />Operator XL<br />Operator Indosat<br />Operator Axis<br />Operator Tri</span></span></td><td style="text-align: left; vertical-align: top;" valign="top" width="64%"><span style="color: black;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">: Ketik *808# lalu tekan Ok/Yes<br />: Ketik *123*22*1*1*# lalu tekan Ok/Yes<br />: Ketik *777*8# lalu tekan Ok/Yes<br />: Ketik *2# lalu tekan Ok/Yes<br />: Ketik *998# lalu tekan Ok/Yes</span></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Repotnya kalau mengingat nomor sendiri malas, mengingat kode di atas juga malas,.. blaik..<br />
<br />
Info diatas saya dapat saat kongkow di blognya pakdhe <a href="http://marsudiyanto.info/">Marsudiyanto</a>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-83085239361134843932010-01-29T11:08:00.000+07:002010-01-29T11:08:57.627+07:00Analisa beragam bisnis (part 1)Sejalan dengan waktu, saya mulai rajin menganalisa beragam bisnis yang mungkin dijalankan untuk skala kecil - menengah. Sejauh ini fokus masih di jenis usaha perdagangan. Untuk lini bisnis satu ini, variabel yang menjadi pertimbangan sifatnya subyektif, alias berdasar pada asumsi saya pribadi dengan melihat apa yang terjadi di lapangan. No text book.<br />
<br />
1. FMCG<br />
Fast moving consumer goods atau barang kebutuhan sehari - hari habis pakai merupakan pilihan paling umum untuk bisnis dagang. Disamping dibutuhkan siapa saja, modal kecil atau berlokasi di pelosok desapun usaha ini bisa jalan. Produk2 yang dijual terbagi 2, yaitu produk branded dan komoditas. Produk branded adalah produk bermerk dimana harga lebih stabil karena ada harga dasar yang berasal dari produsen, sedang komoditas adalah produk yang naik turunnya harga benar - benar bergantung dari mekanisme pasar, seperti suply - demand, atau (kadang kala) ada campur tangan pemerintah. Untuk mendapatkan profit lebih banyak, hal yang bisa dilakukan diantaranya : untuk produk branded, 1)membeli dalam jumlah besar. 2) Membeli dari grosir besar (makro misalnya) saat mereka over stock (atau produk mendekati expired). Untuk produk komoditas, maka harus jeli melihat tren pasar. Ini bisa dilakukan dengan update via internet, atau jika tipe old fashionednya, dengar berita radio. Ingat berita radio tentang cabe kriting? Thats it. Act selanjutnya bisa dengan membeli jumlah besar saat harga mau naik, atau buru - buru lepas barang saat harga cenderung turun. Solusi lain saat tren harga naik, borong produk di grosiran besar. Mereka biasanya terjebak birokrasi jadi agak lambat merespon perubahan harga. Bagi anda yang sekedar berdagang kelontong untuk kesibukan, menunggu sales kelilingan itupun cukup. Penghasilan yang didapat tetap lebih besar dibanding menyimpan uang di bank.<br />
<br />
2. Perlengkapan rumah tangga<br />
Barang perlengkapan rumah tangga merupakan pilhan menarik. Mulai dari perlengkapan dapur, elektronik, hingga furnitur bisa memberikan hasil optimal jika dikelola dengan profesional. Saat generasi komputer dan IT booming menggadaikan masa depan dan penghasilannya di bisnis teknologi modern, barang - barang kebutuhan rumah tangga yang nampak sepele bisa menjadi lahan subur untuk mendapatkan penghasilan. Banyak orang melihat jauh ke depan, tapi minim informasi tentang produk2 yang mungkin tiap hari mereka gunakan (sapu, pel, dll). Produk2 offline yang (hampir tidak mungkin) anda beli online ^_^, kecuali grosir besar. Barang - barang bisa dipilah menjadi 2. Yang pertama adalah barang yang punya kecenderungan harganya terus naik, yang kedua adalah barang yang punya kecenderungan harganya turun (elektronik misalnya). Jika ingin aman, lebih banyak investasikan di produk yang punya kecenderungan naik. Barang tipe ini cenderung awet, dan tentunya pembelian terjadi dalam repetisi rendah. Jika berani ambil resiko, sisihkan untuk elektronik. Jika bisa jual cepat, margin elektronik lebih besar dan repetisi belinya lebih tinggi.<br />
<br />
3. Bahan bangunan<br />
Bisnis ini makin booming saja akhir - akhir ini. Dimana - mana tumbuh yang namanya toko bangunan. Jika dulu toko bangunan cuma ada di kota, kini di mana - mana ada. Bisnis ini butuh investasi dan relasi yang cukup. Tidak jarang toko perlu menjual tempo untuk melayani kontraktor2 yang mendapatkan bayaran dalam termin tertentu. Untuk produk2 reguler seperti semen, pasir, dan semacamnya, biasanya harganya standar (rata - rata margin tipis), tapi untuk produk lain, bisa ambil margin cukup besar. Biasanya konsumen membeli produk reguler plus produk lain, dan laba produk lain ini bisa sangat signifikan. Yang perlu hati - hati adalah masalah pengelolaan piutang dan cashflow. Banyak toko yang tutup karena masalah satu ini. <br />
<br />
Karena ragamnya sangat banyak, untuk part 1 ini saja dulu. Untuk lainnya dilanjutkan lain waktu.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-32452188417595110062009-10-02T21:45:00.000+07:002009-10-02T21:45:53.239+07:00Cara Kerja Bisnis Pulsa TronikPada awalnya, cara pengisian pulsa elektronik dilakukan dengan menggunakan chip dari masing - masing operator. Telkomsel, Indosat, XL, dan operator - operator seluler lain mempunyai chip sendiri - sendiri. Dalam keadaan demikian, maka untuk 'kulakan' pulsa, seorang penjual pulsa harus kulakan satu per satu ke tiap - tiap operator dan harus punya ponsel yang cukup banyak untuk menampung masing - masing chip. Hal ini tentunya menjadi beban bagi penjual pulsa bermodal kecil. Untuk menyiasati hal itu, muncullah yang namanya server all operator.<br />
<br />
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_zeF2YkE7nj0/SjwZLDAGfFI/AAAAAAAAABs/AzoJ67YOUvY/s1600/skema.pn%20%20g" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/_zeF2YkE7nj0/SjwZLDAGfFI/AAAAAAAAABs/AzoJ67YOUvY/s400/skema.pn%20%20g" /></a>Server all operator memiliki semua chip dari masing - masing operator. Ia menjadi penengah bagi penjual pulsa dan operator seluler sehingga penjual/retailer pulsa tinggal memerintah server all operator untuk mengisi pulsa sesuai dengan permintaan pembeli menggunakan suatu kode tertentu, cukup dengan bermodal 1 ponsel saja. Retailer tidak perlu lagi memiliki banyak chip. Ia hanya perlu merequest, dan server operator yang akan menyalurkan request itu ke chip masing - masing operator. Agar bisa merequest ini, si penjual harus mendeposit sejumlah uang ke server all operator, dimana untuk tiap request, depositnyanya akan dipotong sesuai harga pulsa.<br />
<br />
Untuk mudahnya, berikut ini alur yang terjadi saat seorang konsumen membeli pulsa di konter yang menggunakan jasa server all operator :<br />
<br />
Saat konsumen datang, biasanya ia akan menulis nomor dan nilai pulsa di kertas yang disediakan. Katakanlah simpati 10 ribu sebagai contoh. Maka si penjual pulsa akan menulis kayak gini :<br />
<br />
<b>S10.nomorkonsumen.kodeIDpenjual</b><br />
<br />
S10 = Kode Simpati 10 ribu<br />
kodeIDpenjual = Kode pengaman untuk ponsel transaksi. Biar ponsel transaksinya ga bisa digunakan oleh orang selain penjual. <br />
<br />
Beda server bisa beda cara penulisan requestnya. Nah, request itu dikirim ke server menggunakan beberapa macam cara. Umumnya via SMS atau menggunakan YM (yahoo messenger). Umumnya, kalau menggunakan SMS, server sudah menyediakan target pengiriman sesuai chip/kartu yang digunakan penjual. Maksudnya agar biaya SMS lebih bisa dihemat karena rata - rata operator, tarif sesama lebih murah. <br />
<br />
Di server, perintah itu melakukan dua hal. Pertama memotong deposit sesuai harga kulakan, selanjutnya mengirim perintah ke chip operator untuk mengisi nomor yang dimaksud. Ini hanya terjadi dalam beberapa detik, tahu - tahu ponsel konsumen sudah terisi pulsa. Si konsumen membayar seharga Rp 11.000,- ke penjual, sementara deposit si penjual terpotong di bawah itu. Selisihnya adalah keuntungan bagi penjual.<br />
<br />
Yang namanya teknologi buatan manusia, tentu bukannya tanpa kendala. Kendala paling umum waktu mengisi pulsa adalah pengisian yang lambat/tertunda. Ada beberapa alasan ini terjadi, diantaranya :<br />
<br />
- Error di pihak operator. Ini sifatnya global, jadi jika operatornya yang bermasalah, semua server akan terkena imbasnya.<br />
<br />
- Error di pihak server. Yang terimbas cuma reseller dari server tersebut. <br />
<br />
Kadang - kadang di sisi operator tidak eror, di sisi server juga tidak eror, tapi ada pesan dari pihak server bahwa untuk 'kartu x' pengisian lambat. Nah, kalau ini yang terjadi, kemungkinan pemilik servernya lupa atau 'duitnya belum ngumpul' untuk mendeposit ke pihak operator ^_^. Maklum saja. Server - server kecil yang sedang mencari pasaran kadang berani ngasih piutang, padahal deposit ke operatornya cash. <br />
<br />
Oke deh. Segitu dulu ngelantur saya. Kapan - kapan disambung lagi.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-60076962605123862832009-09-30T08:19:00.002+07:002009-09-30T08:25:04.725+07:00Bisnis eBook, Sistem Uang Otomatis, dan Skema PonziJika anda melihat bagaimana bisnis online dalam bentuk ebook atau sistem uang otomatis bekerja, sebagian dari anda mungkin tahu bahwa model yang digunakan adalah <a href="http://poside.blogspot.com/2009/09/skema-ponzi-contoh-dan-perkembangannya.html">skema Ponzi</a>. Investor awal mendapat profit dari dana investor/member berikutnya. Apakah bisnis semacam ini penipuan? Apakah ini etis? <br />
<br />
Analogi saya begini :<br />
Dalam sebuah meja judi berisi 4 orang, semua mempertaruhkan uang dalam jumlah yang sama dimana yang akhirnya menang dan mendapat uang hanya satu orang saja. Pertanyaannya; apakah 3 orang yang kalah itu tertipu? jawabannya tidak. Tidak ada penipuan di sini karena sedari awal aturannya sudah diketahui oleh semua, bahwa jika masuk ke meja judi, anda tidak berbisnis, tapi berjudi dimana keuntungan yang satu berasal dari kerugian yang lain. Meski sifatnya money sum game, di Amerika judi tidak dilarang, karena tidak ada unsur penipuan. Akadnya sudah jelas sejak mula.<br />
<br />
Kembali lagi ke bisnis eBook dan sistem uang otomatis yang banyak beredar di Internet, termasuk di ads yang tampil di blog ini ^_^. Apakah itu bisa disebut penipuan? Kembali kita harus merujuk ke kasus - kasus skema Ponzi yang pernah terjadi. <a href="http://poside.blogspot.com/2009/09/skema-ponzi-contoh-dan-perkembangannya.html">Charles Ponzi</a>, dituntut melakukan tindak penipuan karena menyebutkan bahwa bisnis yang ia lakukan adalah bisnis kupon Pos, padahal sebenarnya tidak. Bernard Madoff dituntut melakukan tindak penipuan karena ia menyebutkan pada investor - investornya bahwa ia menggunakan dana mereka untuk bisnis saham, padahal yang ia lakukan adalah sebuah <a href="http://poside.blogspot.com/2009/09/skema-ponzi-contoh-dan-perkembangannya.html">skema Ponzi</a>. Tindak penipuan yang dilakukan dua orang itu adalah : Tidak secara jujur menyebutkan bagaimana cara mereka menghasilkan pendapatan yang sebenarnya. Unsur penipuan bukan karena skema Ponzinya, tapi karena mereka menyampaikan informasi yang tidak benar. Nah, untuk alasan yang sama, bisnis eBook atau sistem uang otomatis belum bisa dikategorikan sebagai penipuan karena memang cara bisnis tersebut menghasilkan uang sudah terbuka sejak awal tanpa ditutupi, jadi calon member bisa menganalisa sendiri bagaimana cara "bisnis" itu bekerja.<br />
<br />
Pertanyaan selanjutnya, apakah ia etis? Ini kembali ke sudut pandang masing - masing. Jika anda merasa oke - oke saja dengan pola mendapat uang dari kerugian orang lain, sah - sah saja karena judi pun berpijak pada konsep itu. Namun jika anda merasa yang demikian itu tidak etis dan illegal karena merugikan yang lain (atau tidak cukup transparan dalam mengungkap mekanismenya), andapun mendapat cukup banyak pendukung. <br />
<br />
Terlepas dari pro - kontra terhadap bisnis tersebut, saran saya adalah : Jika anda ingin masuk dalam <a href="http://poside.blogspot.com/2009/09/skema-ponzi-contoh-dan-perkembangannya.html">skema Ponzi</a>, anda harus tahu sejak mula bahwa anda bisa menang, dan anda bisa kalah. Dalam skema Ponzi, tidak ada klausul bahwa semua orang pasti menang.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-35722252918280712032009-09-29T18:23:00.001+07:002009-09-29T18:23:52.964+07:00Skema Ponzi : Contoh dan Perkembangannya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_3nZJQJY3lPs/SblAtQE1AyI/AAAAAAAABS0/0CWhoqCjjFA/s1600/ponzi.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/_3nZJQJY3lPs/SblAtQE1AyI/AAAAAAAABS0/0CWhoqCjjFA/s320/ponzi.gif" /></a><br />
</div><br />
Skema Ponzi adalah sebuah model investasi dengan menjanjikan keuntungan tinggi, dimana keuntungan itu bukan didapat dari bisnis, tapi dari dana investor lainnya. Dengan kata mudah, keuntungan yang didapat oleh investor lama berasal dari dana investor baru. Meski telah dilarang dan dikategorikan sebagai penipuan, skema ini masih marak sampai sekarang, bahkan berkembang dengan beragam kamuflase meski pada dasarnya tetap sama. Keuntungan berasal dari masuknya investasi baru, bukan margin hasil usaha. <br />
<br />
Pada awal skema Ponzi berjalan, Carlo Pietro Giovanni Guglielmo Tebaldo Ponzi (atau nama amerikanya Charles Ponzi) menyatakan bahwa dia menginvestasikan dana dengan membeli Kupon Pos Internasional dan mengkonversikan nilainya dengan dolar Amerika untuk mendapat profit yang tinggi. Investor yang bergabung di awal - awal merasa investasinya berhasil, sehingga muncul yang namanya 'kesaksian'. Adanya 'bukti' dan kesaksian ini membuat skema berjalan sehingga investasi deras mengalir masuk. Pada saat Carlo Ponzi menerapkan sistem ini, ada puluhan ribu orang yang menjadi korbannya. Contoh lain yang terkenal adalah skema Ponzi yang dilakukan oleh Bernard L. Madoff. Prinsipnya sama, hanya saja yang dijadikan kedok adalah investasi saham, bukan Kupon Pos Internasional. Untuk kasus di Indonesia, yang paling terkenal mungkin skema Ponzi berkedok bisnis ginseng yang terjadi beberapa tahun yang lalu.<br />
<br />
Dalam kelanjutannya, skema Ponzi ini berkembang menjadi beragam bentuk, namun tetap dengan prinsip yang sama. Keuntungan investor lama berasal dari masuknya dana investor baru. Perbedaannya hanya dalam kedok dan mekanisme masuknya investor baru. Kedok yang bisa digunakan diantaranya :<br />
<br />
1. Berkedok Bisnis Margin Tinggi<br />
Bisnis valas, saham, dan semacamnya bisa dijadikan kedok karena memang menjanjikan profit tinggi. Investor - investor awal yang ditarget biasanya para pejabat, ibu - ibu pejabat, atau orang kaya yang kesaksiannya memiliki pengaruh.<br />
<br />
2. Berkedok Harta Karun/Simpanan Mr X di bank Swiss<br />
Kedok ini juga bisa dilakukan, dimana setiap investor akan mendapat beberapa kali lipat investasinya. Dana investasi itu alasannya digunakan untuk sogokan, perijinan, atau semacamnya agar uang/bunganya bisa cair.<br />
<br />
3. Berkedok Produk Superior<br />
Produk pada dasarnya belum/tidak bernilai/bernilai rendah, namun dimarkup sedemikian rupa sehingga bisa menarik uang investor dalam jumlah cukup untuk membuat skema Ponzi bisa berjalan.<br />
<br />
Jika dilihat dari mekanismenya, skema Ponzi kini justru lebih banyak ditemui dalam bentuk jaringan berjenjang atau multi level, tidak lagi tersentral. Untuk yang satu ini, kedok yang paling sering digunakan adalah kedok yang ketiga, yaitu produk superior.<br />
<br />
Nah, pertanyaan yang mengemuka kemudian adalah: Apakah MLM termasuk skema Ponzi? Apakah MLM Legal? Untuk tahu apakah suatu bisnis MLM menganut skema Ponzi atau bukan, kita hanya perlu melihat ekspansi membershipnya. Apakah jika tidak ada member baru bisnis tersebut masih bisa survive? Jika bisa, maka MLM itu bukanlah skema Ponzi, jika ya, maka ia menggunakan skema Ponzi. Seperti telah dibahas di atas, ciri skema Ponzi adalah keuntungan investor lama berasal dari investor baru. Jika tidak ada investor baru, tidak ada 'korban' baru, bisnis sudah bisa dipastikan mati. <br />
<br />
Beberapa contoh MLM yang tidak menggunakan skema Ponzi diantaranya :<br />
<br />
1. MLM Pulsa.<br />
MLM Pulsa sulit mengadopsi skema Ponzi karena harga produknya sudah terpublikasi secara luas di luar sistem. Markup harga yang timbul tidak untuk mengeruk dana investasi membernya, tapi murni usaha untuk mendapat profit dari harga dasar yang jelas. MLM ini bisa hidup tanpa ada penambahan member baru selama harga produknya masih mampu bersaing dengan harga yang dijual di luar sistem.<br />
<br />
2. MLM Air Minum<br />
MLM yang baru saja saya ketahui adalah MLM Air minum dengan merk Axogy. Ia mengadopsi sistem MLM hanya untuk membentuk outlet/reseller, bukan untuk hidup dari hasil investasi. Jika tidak ada penambahan member barupun, sistem ini tetap lancar karena galon air yang dijual memberikan profit yang cukup untuk membuat bisnis itu tetap berjalan.<br />
<br />
Nah, saya sudah memberikan contoh MLM yang tidak menerapkan skema Ponzi. Andapun bisa menambahkan sendiri contoh anda, tentunya dengan alasan yang masuk akal.<br />
<br />
Pertanyaannya kemudian, mana sajakah dari MLM yang ada di Indonesia ini yang terindikasi menggunakan skema Ponzi untuk mengeruk keuntungan? Hehe..., jawabannya : Banyak! Coba anda analisa sendiri. Dari sekian banyak, mana saja yang masih bisa hidup tanpa ada penambahan member baru.<br />
<br />
Dari sekian banyak model - model skema Ponzi, model MLM adalah yang paling lihai. Mengapa bisa disebut paling lihai? Karena gagalnya sistem dibebankan pada member, bukan kreator. Dalam MLM Ponzi, jika suatu sistem tidak lagi bisa berkembang, maka member terakhirlah yang disalahkan karena tidak mampu merekrut member baru, dan ia tidak bisa menuntut si kreator karena sudah ada perjanjian di awal program digulirkan. Si kreator akan tetap kaya raya, dan member - membernya tidak bisa menuntut siapapun untuk kerugian yang telah ia derita. Jika dulu Carlo Ponzi menggunakan metode MLM untuk skemanya, ia tidak akan menjadi tertuduh utama dan satu satunya, ia bisa balik menuduh member - membernya yang ga bisa kerja dan memperluas jaringan. Hoho,.. betapa enaknya...Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-26438204501904802832009-09-07T10:25:00.003+07:002009-09-07T10:25:00.319+07:00Harga Lampu Hemat Energi GenerikLampu hemat energi atau biasa disingkat LHE, bisa didapatkan dengan harga bermacam - macam tergantung posisi anda, apakah sebagai distributor, pengecer, atau konsumen. Untuk LHE generik, atau LHE yang bukan merk ternama, biasanya bisa didapat dengan harga sebagai berikut :<br />
<br />
<b><4000 :</b> Biasanya distributor besar yang langsung mendapat barang dari produsen bisa mendapat harga hingga dibawah 4000. Ini tentu tergantung merk dan 'tampilan' lampu itu sendiri.<br />
<br />
<b>4000 - 4500 :</b> Biasanya didapat oleh distributor kota besar yang mendistribusikan produk ke kota - kota kecil di sekitarnya.<br />
<br />
<b>4500 - 5000 :</b> Biasanya didapat oleh grosir/distributor kota kecil. Ia menjual produk ke pengecer atau langsung ke pengguna.<br />
<br />
<b>5000 - 5500 :</b> Didapat oleh retailer yang menjualnya langsung ke konsumen.<br />
<br />
<b>6000 - 7000 :</b> Harga konsumen. <br />
<br />
Anda konsumen? Jika iya, kemungkinan harga yang anda dapat mungkin di kisaran 6000an, benar tidak?Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-90283251251422738102009-08-11T01:03:00.002+07:002011-11-30T14:22:08.582+07:00Perbedaan Widget dan GadgetKalau sudah menyangkut blog, kadang kita rancu dalam menyebut widget atau gadget. Pada dasarnya, keduanya memiliki persamaan, yaitu elemen yang sifatnya bisa dipasang - lepas pada blog. Hanya saja, ada perbendaan menyangkut independensinya.<br />
<br />
Kalau widget, ia bisa dipasang di beragam jenis mesin blog, dalam arti, sifatnya lebih luas. Contohnya saja shoutbox atau feedjit. Sedangkan gadget hanya bisa dipasang pada mesin tertentu, misalkan saja label gadget atau bloglist pada blogger. Gadget yang merupakan fitur lepas-pasang untuk blogger, seperti bloglist tadi misalnya, hanya bisa digunakan untuk mesin blogger saja, tidak bisa digunakan di wordpress. Demikian pula sebaliknya. Gadget wordpress eksklusif untuk wordpress saja.<br />
<br />
Nah, sekarang kita sudah tahu bedanya, jadi ga bingung lagi kalau menyebut widget atau gadget.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com5