tag:blogger.com,1999:blog-34135807250910593412024-03-13T09:56:01.295+07:00Poside PostAdminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-86991090553776015002012-10-03T21:53:00.001+07:002012-11-22T22:23:42.906+07:00Kapal Api Susu 2 Gratis 1Performa fresco dalam menghadang top coffee nampaknya kurang menggembirakan, hingga akhirnya muncul kapal api susu dengan promo 2 gratis 1. Baru minggu ini promonya keluar. Harga dari distributor tetap sama dengan kapal api susu versi sebelumnya. Promo tukar bungkus versi lama praktis tidak ada lagi, juga memberikan kesimpulan kalau torabika susu bukan lagi dianggap kompetitor berat karena dengan perubahan promo ini, membuat hanya torabika saja yang masih memberikan promo tukar bungkus tanpa ada pesaing. Perang kopi berlangsung dengan metode 2 gratis 1.<br/><br/>
Bagaimana kira - kira performa kapal api susu dalam menghadang top coffee? Kalau menurut saya sih, kurang berhasil. Seperti saya tulis di post sebelumnya, kemenangan top coffee ada di term pembayaran yg membuat ketersediaannya di pasaran terjaga. Jaringan distribusi wings, dari yang besar hingga yang kecil mendapat fasilitas tempo yg sifatnya reguler, bukan temporer atau by item saja. Produk kopi pemain besar pada dasarnya punya kualitas setara, dalam arti, faktor2 lain diluar produk itu sendiri yang pada akhirnya menentukan produk itu berhasil atau gagal di pasaran.
Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-7625366326518478142011-02-14T01:28:00.000+07:002011-02-14T01:28:02.379+07:00Nokia, Microsoft, dan Persaingan SmartphoneBaru - baru ini, terjalin sebuah kesepakatan baru antara Microsoft dan Nokia untuk berkolaborasi dalam bisnis ponsel. Ini tidak terlalu mengejutkan, bahkan tidak sukar untuk ditebak. Seperti pernah saya tulis di blog ini juga, diantara OS ponsel yang ada saat ini, hanya Android dan Windows phone yang punya kans untuk mendominasi. OS lain seperti iOS atau Blackberry terkendala 1 hal krusial, yaitu distribusi. Baik distribusi implementasi OS maupun distribusi handsetnya sendiri. Sebesar apapun market share mereka saat ini, bottle necknya terlihat jelas.<br />
<br />
Nokia dan Microsoft adalah perusahaan yang menjadi leader di core bisnisnya masing - masing. Dan saat ini, keduanya sama - sama dalam posisi terdesak di bisnis yang bermasa depan sangat cerah. Smartphone.<br />
<br />
<b>Mengapa Nokia tidak mendukung Android?</b><br />
Saat pabrikan lain beramai ramai menjejalkan android di ponsel mereka, Nokia tetap dengan keputusannya untuk tidak menggunakan Android. Meski android adalah OS yang bagus, namun dari sisi bisnis, dominasi android yang free dan bisa digunakan oleh pabrikan manapun akan membuat komparasi antar brand berubah menjadi sekedar komparasi antar hardware. Nokia sebagai market leader akan kehilangan identitas dan masuk ke persaingan samudra merah yang keras dan minim laba. Saat produk dan kualitas sudah serupa, maka yang dipertarungkan tinggal harga. Itu yang ditakutkan Nokia. Perang harga. Bagi Sony, Samsung, atau LG, ponsel mungkin sekedar cabang bisnis, tapi bagi Nokia, ponsel adalah bisnis utama.<br />
<br />
<b>Mengapa Nokia memilih Windows Phone?</b><br />
Mungkin jawaban awalnya sebenarnya adalah : asal bukan android. Tapi kembali ke pernyataan awal, OS yang punya potensi untuk menjadi dominan saat ini cuma 2, yaitu Android dan Windows. Symbian adalah masa lalu, sementara dengan Meego, Nokia seakan berjuang tanpa kawan, sulit untuk bisa bertahan. Yang tertinggal hanya windows phone milik Microsoft, yang kebetulan juga sangat butuh mitra kuat untuk mampu bersaing melawan Android yang sudah melenggang lebih dulu.<br />
<br />
<b>Bagaimana dengan persaingan smartphone ke depan?</b><br />
iPhone dan BB punya pangsa pasarnya sendiri. Kans mereka untuk menjadi dominan terbentur tembok tinggi yang mereka bangun sendiri. Android saya pikir akan terus berkembang dan didukung banyak sekali merk ponsel, terutama merk - merk pabrikan Cina. Dalam kondisi seperti itu, akan sangat mengherankan jika brand - brand besar seperti Sony, Samsung, dll mampu bertahan lebih lama bersama Android. Perang harga melawan merk - merk Cina akan membuat laba mereka terkikis habis.<br />
<br />
Microsoft, dalam hal ini, adalah pihak yang sangat diuntungkan. Nokia adalah market leader dengan jalur distribusi yang tersebar di mana - mana . Produknya berkualitas. Banyak penggemar fanatiknya yang bahkan mengidentikkan handphone = Nokia. Microsoft sangat beruntung karena Nokia dalam posisi kehabisan opsi. Mungkin bisa juga dikatakan kedua - duanya beruntung karena dengan terjalinnya kerjasama, kans mereka untuk survive di bisnis smartphone makin terbuka.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-61263234843318866322009-02-09T12:21:00.000+07:002009-06-12T13:30:40.103+07:00Format Iklan Internet Masa DepanPernahkah anda bertanya - tanya mengapa iklan baris google lebih menarik dibanding iklan gambar/flash yahoo? Jawabannya ada di koneksi internet anda sekalian. Pada saat itu (mungkin hingga saat ini) iklan gambar adalah beban karena berat secara relatif mengacu ke kemampuan koneksi rata - rata pengguna internet. Kelebihannya iklan Google cuma satu. Enteng.<br /><br />Pada dasarnya saat transfer data itu bukan hambatan, sebuah informasi jika ditilik menarik atau tidaknya justru jadi terbalik. Kita bandingkan dengan iklan konvensional saja, maka yang paling menarik adalah iklan video, kemudian gambar, baru iklan text. Dilihat dari tarifnyapun bisa langsung kelihatan mana yang lebih mahal. <div class="fullpost"><br /><br />Iklan itu menarik karena 2 hal. Pertama konteks iklannya, kedua adalah art dari iklan itu sendiri. Dilihat dari konteksnya, ketiganya sama - sama mendeliver informasi pengiklan, namun dari sisi artnya, media video/gambar bergerak jauh lebih kaya.<br /><br />Dengan makin majunya teknologi, koneksi jadi makin cepat, dan bukan tidak mungkin dalam 3-5 tahun ke depan koneksi broadband yang murah sudah ada di mana - mana. Lantas bagaimana dengan keunggulan Google? Kalau Google tetap fokus hanya ke iklan baris, mungkin saja ia akan ketinggalan jaman. Ia bisa saja dikejar lagi oleh yahoo (yang saat ini tidak terlalu menarik karena iklan gambarnya)<br /><br />Saya membayangkan apa jadinya jika iklan - iklan tv yang menarik dan lucu - lucu itu bisa dengan mudah tayang di internet. WoW. Pasti hilang obrolan kita di internet yang bilang, "Dah pada liat iklannya Oalah..Agus Three di TV?" berganti, "Liat iklan Three di Yahoo ga?, iseng tadi ngeklik eh ternyata lucu lho..."<br /><br />Itu harapan masa depan. Dengan adanya iklan video/gambar, selain lebih menarik, maka akan lebih banyak lagi ahli - ahli desain/ director yang dapat pekerjaan, dan tentunya dunia desain akan lebih berkembang. Untuk tahap perkenalan, bisa saja sebenarnya Google atau Yahoo mulai mengaplikasikannya sekarang, dengan memberikan pilihan buat pengguna tentunya agar pengguna yang koneksinya lambat atau terbeban bandwidth bisa memilih untuk tidak menerima iklan jenis tersebut.<br /><br />Koneksi ke depan akan makin cepat dan makin baik. Itu sudah pasti. Nah, mulai dari saat inilah kita seharusnya sudah punya prediksi ke depan. Ide - ide kecil bisa saja jadi peluang.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-55294322381458013472009-01-14T16:44:00.000+07:002009-06-12T13:30:40.181+07:00Microsoft dan Smartphone<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://mbilephone.com/smartphoneblog/smartphone_blog_banner.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; width: 420px; cursor: pointer; height: 48px;" alt="" src="http://mbilephone.com/smartphoneblog/smartphone_blog_banner.jpg" border="0" /></a> 3 pabrikan besar, Apple, RIM, dan Nokia, sedang bertempur berebut pasar yang sama. Smartphone. Mungkin persaingan akan bertambah sebentar lagi dengan masuknya kembali pemain lama yang sempat tidak terdengar. Palm dengan palm pre nya.</div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br /><div style="text-align: justify;">Pabrikan - pabrikan tersebut menggunakan strategi yang kurang lebih sama seperti Apple masa lalu saat mulai menjual Mac nya. Menjual hardware sekaligus software. Smartphone masih dipandang sebagai handphone, belum menjadi suatu bentuk terpisah software-hardware. Hegemoni software belum terasa dampaknya.<br /><br />Saya sendiri bertanya - tanya, sampai kapankah konsep seperti itu akan bertahan? Selamanya? Saya pikir tidak. Akan ada pengerucutan, dan sangat boleh jadi, kemenangan justru jatuh ke pihak lain selain pabrikan - pabrikan yang saya sebut di atas.<br /><br />Pabrikan - pabrikan Asia adalah raksasa yang sedang menunggu dan bersiap. Sony, LG, Samsung, HTC, dan masih banyak lagi pembuat ponsel pintar yang tidak memiliki basis OS sendiri. Mereka lebih memilih bekerjasama dengan dengan pembuat OS smartphone daripada harus mengalokasikan dana untuk pengembangan OS untuk produk - produk yang mereka produksi. Khas perusahaan asia adalah fabrikasi hardware, bukan software.<br /><br />OS smartphone yang memiliki potensi besar ada 2, yaitu Windows mobile dari microsoft dan Android dari Google. Manakah diantaranya yang akan memenangkan persaingan? Jika mau bertaruh, saya akan pegang Windows mobile.<br /><br />Dari sisi urgensi, maka microsoft memiliki kepentingan besar dalam suksesnya windows mobile (winmo). Dengan makin dekatnya gap antara smartphone dan PC, maka kemenangan di winmo adalah jaminan keamanan Windows PC. Adalah ancaman yang sangat berarti saat smartphone didominasi oleh perusahaan lain dimana OS smartphone sangat berpotensi berubah menjadi OS untuk PC. Microsoft tidak akan mengambil resiko.<br /><br />Dari sisi lobi, pabrikan besar semacam sony pun sudah lama menjadi mitra bisnis microsoft dimana windows tertanam sebagai OS bagi Vaio sejak bertahun - tahun yang lalu. Dengan bisnis software yang memiliki jalinan erat dengan beragam perusahaan hardware, microsoft mempunyai 'teman' yang sangat banyak. Belum lagi dengan perusahaan software. Dengan menguasai lebih dari 80% marketshare OS PC, produsen software yang menggantungkan pendapatannya dari windows teramat banyak. Mereka akan bersorak gembira jika dengan software yg mereka miliki bisa berekspansi melayani lebih banyak konsumen via winmo.<br /><br />Dari sisi teknologi, microsof adalah gudangnya tenaga ahli yang banyak berkutat dengan hardware. Tentu tidak sebanding dengan Google yang basis bisnisnya adalah advertising. Dari sisi kapitalisasi modalpun Microsoft jauh lebih besar. Keduanya mempunyai arah bisnis yang sebenarnya berbeda.<br /><br />Saat ini pemberitaan di beragam media sedang gencar - gencarnya mengulas tentang Palm pre, iPhone, Blackberry, maupun Nokia. Itu hal biasa demi "peningkatan oplah majalah". <a href="http://www.budityas.co.cc/2009/01/budak-budak-web-20.html">Budak - budak web 2.0</a> pun nampaknya begitu bersemangat mengulasnya. Termasuk saya :-). Industri smartphone nampaknya belum menjadi prioritas utama bagi microsoft dalam waktu dekat ini. Ada saatnya sendiri raksasa software itu dan raksasa - raksasa hardware asia sebagai mitranya masuk dan mulai menjadi kompetitor terberat bagi lawan - lawannya. So let wait n see. Benar atau tidak prediksi saya nanti.</div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-51972549660418352092009-01-14T00:37:00.000+07:002009-06-12T13:30:40.447+07:00Budak - budak web 2.0<div style="text-align: justify;">Ekspektasi yang berlebihan kadang terjadi dalam sebuah dunia dimana biasa kita sebut dunia maya. Dunia Internet. Web 2.0 misalnya, dimana interaksi dinamis mampu membuai sedemikian banyak orang untuk ikut berpartisipasi di dalamnya. Kalau dilihat dari sudut pandang penggiat internet, sebenarnya seberapa besar sih potensinya? Wajar, atau sekedar wacana yang terlalu meriah dieksploitasi untuk konsumsi penggiat bisnis internet itu sendiri? Ataukah penggiat internet itu sendiri yang sebenarnya telah termakan umpan dan harapan manis kue bisnis yang besar padahal sebenarnya yang terjadi adalah penghematan besar - besaran bagi korporasi tanpa ada sisa dana untuk 'evangelish-evangelisnya'?</div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br /><div style="text-align: justify;">Web 1.0 sudah melangkah ke web 2.0 dimana semua orang bisa saja menjadi publisher. Di web 2.0, informasi yang otentik memiliki arti penting, bukan untuk pemilik produk yang direview/dibahas, tapi untuk web/blog si pembuat informasi itu sendiri. Tanpa campur tangan perusahaan pemilik produk, informasi yang ingin disampaikan dapat tersebar luas di dunia maya tanpa perlu tambahan biaya. Sungguh enak perusahaan jaman sekarang.<br /><br />Dalam pemikiran saya, saat komunikasi jarak jauh dan transfer informasi menjadi makin mudah, nampaknya marketing konvensional justru makin mendapat tempat bagi perusahaan - perusahaan besar. Secara alamiah, sistem publikasi konvensional merupakan satu - satunya media dimana komunikasi bisa dilakukan satu arah dari pemilik produk ke konsumen - konsumennya. Jika diibaratkan umpan, iklan secara konvensional dimakan oleh konsumen konvensional secara instant & mouth to mouth, sekaligus konsumen modern secara berantai jangka panjang via web/blog. Iklan mengena untuk dua - duanya.<br /><br />Saat otentisitas/originalitas menjadi penting di internet, penggiat internet bisa diibaratkan sebagai ikan - ikan di sebuah kolam. Mereka akan berebut informasi yang dipublikasikan perusahaan secepat - cepatnya dan berebut membahasnya bagaikan ikan kelaparan yang dilempar umpan. Jika kita mau berintrospeksi, seperti itulah sebagian besar kondisi kita saat ini. Mengetik berlama - lama, ikut nimbrung cepat - cepat di berita terbaru, menyanjung produk yang kita suka, atau mencemooh produk yang kita benci. Semua dilakukan secara sukarela. Tanpa dibayar pula. Bahkan banyak yang sampai kecanduan segala. Sebuah jaman yang gila.<br /><br />Majalah Time tentang web 2.0 : “<strong>You. Yes, you control the Information Age. Welcome to Your World</strong>”.<br /><br />Sebenarnya lebih punya arti : "Kapitalis. Yes, kapitalis dapat dengan mudah memanfaatkan kalian dalam memantau kinerja produk mereka melalui tingkah polah kalian di internet, dan mereka telah siap sedia melempar umpan - umpan tambahan untuk kalian perebutkan jika dirasa perlu."<br /><br />Dengan melihat gambaran di atas, akan semakin banyak penggiat internet yang terjebak menjadi budak - budak korporasi tanpa sadar<span class="fullpost">. Kita ini secara alami adalah makluk sosial, suka berkomunikasi dan ngerumpi. Rasanya nggak ada yang mau membayar orang ngerumpi kecuali ngerumpinya artis di televisi.</span><br /><br /><span class="fullpost">Di sisi lain, pencari informasi yang benar - benar ingin membeli suatu produk akan berhadapan dengan multi produk, multi opini/review, dan hutan informasi. Crowded sekali. Makin sulit bagi konsumen untuk menentukan pilihan. Pada akhirnya sumber informasi konvensional tetap memegang kendali dan perusahaan hanya akan menggunakan web 2.0 sebagai sarana evaluasi dan pengembangan produk melalui statistik suka-benci atau puas-tidak puas dari responden - responden gratisan/'budak2'-nya di belantara internet.</span><br /></div><span class="fullpost"><br />Sekedar opini saja sih,..anda bisa saja punya pendapat yang berbeda. Silahkan saja.<br /></span></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-1176577230936100232009-01-08T00:11:00.000+07:002009-06-12T13:30:40.433+07:00Trend microblogging<div style="text-align: justify;">Perusahaan - perusahaan sofware besar biasanya punya produk unggulan yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan krisis. Seperti halnya microsoft, adobe, oracle, dan perusahaan - perusahaan senior lain, mereka tidak sepenuhnya bersandar pada produk - produk populer yang basic pemanfaatannya hanya sekedar untuk iklan.</div><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br /><div style="text-align: justify;">Produk - produk mereka pernah dan tetap memberikan banyak manfaat dan dikenal bahkan sebelum raksasa Google ada. Produk tersebut berfungsi di sisi produksi & operasional, bukan di sisi pemasaran. Produk mereka mahal dan dicari, tidak digratiskan.<br /><br />Akhir - akhir ini banyak sekali produk atau layanan web - base yang mengalami pertumbuhan signifikan dalam jumlah pengguna. Contohnya saja layanan microblogging seperti plurk atau twitter. Tidak dapat disangkal layanan seperti ini menarik dan bermanfaat bagi penggunanya, meski dampaknya bagi produktivitas masih layak dipertanyakan.<br /><br />Yang jadi pertanyaan saya kemudian, mampukah mereka bertahan? Maukah pengguna - penggunanya diminta untuk membayar misalkan iklan sukar didapatkan? Rasa - rasanya berat. Meski penggunanya jutaan dan mungkin addicted, dalam prediksi saya, layanan seperti itu tidak akan berlangsung lama. Hilang berganti seiring tumbuhnya aplikasi - aplikasi serupa. Ada saja yang baru tiap harinya.<br /><br />Mereka - mereka yang besar punya pondasi yang kuat karena bermain di sisi produksi. Sebenarnya banyak yang seperti ini. Mereka tidak terkenal, tidak banyak terpublikasi, dan tidak melayani pengguna - penggunanya dalam skala massal. Tapi mereka banyak dicari. Merekalah yang punya kans selamat lebih besar di masa resesi.<br /><br />Twitter? Plurk? bagi saya sekedar selingan di rimba internet. Trend sesaat :-p. Keriuhannya tidak terlalu banyak menghasilkan uang. Karena bisnis adalah uang, maka yang tidak terlalu banyak menghasilkan uang tentu sukar bertahan. Bukan begitu? Paling - paling akan jadi fitur tambahan saja bagi produk - produk web - base perusahaan - perusahaan besar semacam microsoft atau google, itupun tidak dengan akuisisi, tapi bikin sendiri.<br /></div></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0