tag:blogger.com,1999:blog-34135807250910593412024-03-13T09:56:01.295+07:00Poside PostAdminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.comBlogger34125tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-64711499175284341962014-07-02T01:13:00.000+07:002014-07-03T00:57:50.234+07:00Grosir sembako : Optimasi belanjaSeorang rekan pembaca blog bertanya tentang cara menghemat ongkos transport agar kita bisa menjual barang lebih murah sehingga lebih kompetitif. Saya jadi teringat waktu awal memulai buka toko. Saat itu, saya harus bolak balik belanja dagangan di kota dengan beragam kendala, mulai kehujanan (saat naik motor), mogok di jalan (waktu naik mobil), dan sebagainya. Ada saja masalah yang dihadapi, tapi karena sudah niat, ya ada saja solusinya.<br />
<a name='more'></a><br />
Dalam bisnis sembako yang saya geluti, saya pakai istilah harga beli dan harga modal. Harga beli adalah harga yang ternota/tertulis di nota saat beli barang, sedang harga modal adalah harga beli plus bea untuk mendapatkan barang tersebut (ongkos transport, kuli, parkir dlsb). Keuntungan yang kita dapat adalah harga jual dikurangi harga modalnya. Mudahnya, kalau kita ingin harga modal serendah mungkin, kita harus membeli barang sebanyak - banyaknya dengan bea lain - lain tetap. Kalau truk kita belum penuh, ya belanja ditambah terus sampai penuh, itu untuk mendapatkan harga modal serendah mungkin. Jika kita tdk mampu mengisi penuh armada angkut kita dengan alasan modal, kita bisa join dengan rekan pedagang lain shg beban transport bisa terbagi.<br />
<br />
Pada dasarnya, bea transport akan terus menjadi pertimbangan saat kita memang fokus untuk berjualan keliling (tanpa toko). Namun jika kita punya toko, hal tersebut lambat laun terabaikan oleh faktor - faktor lain karena bea transport dll akan berpindah menjadi beban pikiran suplier kita ^_^, kecuali klo dgn suatu alasan, kita harus terus menerus menjadi suplier untuk toko kita sendiri (di area tanpa dist resmi contohnya). Jika distributor resmi mengcover area jual kita, maka merupakan keuntungan saat kita disuplay mereka, karena dist resmi biasanya menghilangkan variabel transport cost. Mark up nilai produk sbg profit yang mereka dapat sudah cukup untuk mengcover beban distribusi/transport di area yang mereka kelola. Harga yg kita dapat sebagai toko di desa, sama dengan harga di kota selama nilai produk yang kita beli sama.<br />
<br />
Jika kita mengoptimasi belanja utk dapat harga serendah mungkin lantas menurunkan harga jual (agar lebih kompetitif), kita harus memperhatikan beberapa hal :<br />
<br />
<ul>
<li>Kita adalah pedagang/seller, bukan pemasar, bukan pemilik brand. Jangan mengorbankan profit demi lakunya suatu merk, kecuali kita mendapat fasilitas/support dari pemilik brand, atau produk/brand tsb punya arti signifikan untuk daya saing toko kita.</li>
<li>Saat kita jual murah, kita tidak menciptakan pembeli baru, hanya sekedar "membajak" pembeli yang sebelumnya belanja di toko lain, atau memindah pilihan konsumen dari produk A ke produk B.</li>
<li>Siapa kompetitor terdekat yg terkena dampak jika harga jual kita turunkan. </li>
</ul>
<br />
Sebenarnya, bagi pedagang, keuntungan maksimal didapat saat kita mampu menjual dengan harga setinggi mungkin, jadi, perang harga (adu murah) sedapat mungkin dihindari. Lebih baik adu layanan daripada beradu harga. Harga yang setara dengan kompetitor adalah pilihan ideal, kecuali saat penetrasi awal (grand opening toko), kita bisa menerapkan harga murah untuk memikat calon - calon pelanggan, itupun tidak untuk jangka panjang.<br />
<br />
Jika kita berpikir bahwa harga murah adalah kunci dalam berkompetisi, kita berada dalam jalur yang tidak sehat. Misal saja, sebagai pendatang baru kita fokus untuk selalu menjual lebih murah dengan harapan bisa segera laris, maka kompetitor kita pasti akan merasakan dampaknya (pelanggannya tergerus) dan pindah ke toko kita, lantas ikut menurunkan harga. Bisa - bisa yang terjadi adalah perang harga, kuat kuatan modal. Yang modalnya tipis akhirnya tutup duluan. Akan lebih ideal jika antara satu dengan yang lain saling mengisi dan melengkapi meski bergerak di bisnis yang sama.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-44198993783301032682014-03-07T20:22:00.001+07:002014-03-07T20:22:36.347+07:00Memilih Produk Sembako dan Kelontong Untuk DijualSebagai pemula di bisnis sembako/kelontong, seringkali kita bingung memilih produk apa saja yang perlu kita sediakan. Jika kita ceroboh, salah - salah modal kita bisa nyangkut di barang - barang yang susah laku sehingga cashflow kita terganggu. Lantas bagaimana agar itu tidak terjadi? Cara berikut bisa jadi panduan awal, selebihnya bisa anda variasikan sendiri :<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>1. Membuat kategorisasi produk</b><br />
Jika anda suka shopping ke mall - mall besar, anda akan tahu bahwa untuk tiap kategori, ada banyak sekali produk yang didisplay. Jangan sampai terjebak dengan ikut - ikutan menjual beragam produk hanya untuk 1 kategori, apalagi hanya untuk 1 sub kategori. Batasi hanya beberapa saja yang memang laris di lingkungan kita. Itu fungsi kategorisasi.<br />
<br />
Kategorisasi berfungsi layaknya peta yang memandu kita dalam menyediakan produk untuk kita jual. Jika modal anda terbatas, cobalah membuat kategorisasi yang sederhana dulu. Jika modal berlebih, buat hingga sub kategori. Misal saja seperti ini :<br />
<br />
<b>Sederhana :</b> Kopi, Mie,Teh, Sabun mandi, dll<br />
<br />
Jika modal lebih dan ingin dagangan yang lebih lengkap, tiap kategori bisa di sub seperti ini :<br />
Sub kategori kopi :<br />
<br />
<ul>
<li>Instan</li>
<li>Kopi susu </li>
<li>Kopi gula </li>
<li>Kopi hitam</li>
</ul>
<br />
Tiap kategori/sub akan dihuni oleh satu atau dua produk yang merupakan produk leader/produk paling laku di kategori tersebut. Produk laku selain liquiditasnya tinggi, juga bisa memompa semangat kita dalam berdagang karena produk tersebut mudah dijual, dalam arti, kans toko kita untuk laris lebih besar dengan adanya produk - produk tersebut.<br />
<br />
<b>2. Belajar dari lingkungan.</b><br />
Mengapa perlu belajar dari lingkungan? Karena kita tidak punya data yang valid mengenai produk leader di kategorisasi yang kita buat, kecuali kita punya akses ke firma statistik bonafid semacam Nielsen (itupun jika valid hingga level kecamatan). Belajar dari lingkungan bisa kita mulai dari kita sendiri, keluarga, dan tetangga. Jika suatu produk familiar bagi kita, keluarga, dan tetangga, maka besar kemungkinan produk tersebut memang produk leader di kategori tsb, setidaknya jadi leader di lingkungan kita. Selain itu, jika kita salah prediksi sekalipun, masih ada kita, keluarga, dan tetangga yang mau mengkonsumsi produk tsb.<br />
<br />
<b>3. Menyediakan sebatas cukup</b><br />
Yang dimaksud sebatas cukup di sini adalah tidak perlu mengejar harga murah dengan pembelian partai besar/ potongan tertinggi meski modal kita besar. Saat belajar, yang terpenting adalah meminimalisir kesalahan dalam proses belajar, dalam hal ini adalah kesalahan dalam hal memprediksi pembelian produk - produk yang ingin kita jual. Pembelian partai besar sah - sah saja setelah kita tahu kemampuan jual kita, kemampuan modal kita, juga batas kadaluarsa dari produk yang kita borong.<br />
<br />
<b>4. Belajar dari rutinitas harian </b><br />
Dari rutinitas harian, kita bisa mendapat informasi yang beragam. Misalkan saja :<br />
- produk apa saja yang sering diminta pelanggan tapi kita belum punya<br />
- apakah stok suatu produk yang kita miliki cukup atau tidak dalam satu siklus belanja produk/kulakan<br />
- produk non leader/chalanger apa yang kiranya bisa kita optimasi untuk mendapat profit lebih<br />
- dlsb<br />
<br />
<b>5. Belajar menilai kualitas</b><br />
Belajar menilai kualitas ini berfungsi untuk mengevaluasi produk penantang/chalanger yang ke depannya punya potensi menggerus market share produk leader. Produk yang laris, penguasa pasar, identik dengan keuntungan yang tipis dan pelit ngasih promo/diskon tambahan. Jika kita pintar memilih dan menawarkan, bisa jadi produk pelapis/penantang itu justru bisa mendominasi, dan pada akhirnya meningkatkan profit usaha kita.<br />
<br />
<b>6. Belajar melihat kategori potensial</b><br />
Kategori potensial adalah kategori yang lebih berpotensi untuk dikembangkan. Alasannya bermacam - macam, misal saja : kompetitor di lingkungan kita tidak menyediakan kategori tersebut, di kategori tersebut kita mendapat suplier paling murah, atau kategori tersebut memang sedang tumbuh. Jika kita melihat potensi di suatu kategori, ada baiknya kategori tersebut lebih diprioritaskan. Pesaingan di bisnis sembako dan kelontong sangat ketat. Jika kita punya 1 hal yang bisa menjadi andalan/mendominasi, itu adalah nilai plus tanpa harus mengabaikan kategori - kategori lainnya.<br />
<br />
Jika kita bikin foto tahunan toko kita, pasti ada perbedaan dari tahun ke tahun. Tiap perubahan ada latar belakangnya. Di situ ada proses belajar dan berkarya, jadi nikmati saja. Mengapa kita harus menikmati? Karena semua dibayar dengan umur kita, dan itu sangat mahal harganya.<br />
<br />
Mungkin itu dulu sharing kali ini. Semoga bermanfaat.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-38954647496171238422013-07-11T21:27:00.000+07:002013-07-11T21:27:03.413+07:00Strategi Kontra Minimarket KapitalisBeberapa waktu lalu saya mendengar akan didirikannya outlet dari salah satu jaringan minimarket nasional. Outlet tersebut letaknya bukan di ibukota kabupaten, bukan di ibukota kecamatan, tapi di sebuah desa. Sepermisif2nya saya, tetap saja saya menganggap ini sudah keterlaluan. Toko2 di suatu desa rata2 kecil, jumlahnya banyak, dan fungsinya untuk mencari makan, bukan untuk menambah kekayaan. Mendirikan outlet penambah kekayaan dgn potensi membuat banyak orang kehilangan penghidupan rasanya sungguh tidak bermoral.<br />
<a name='more'></a><br />
Ada kepala daerah yang permisif, ada juga yang membatasi ketat bahkan melarang masuknya franchise minimarket di daerahnya. Sebenarnya regulasi ini yang terpenting, namun prioritas kepala daerah dalam melihat hal ini bisa berbeda - beda. Mereka bisa mendengar suara satu kepentingan, sementara kepentingan pihak lain tidak terdengar. Untuk itu perlu ada upaya dari para pedagang kecil sendiri agar suaranya terdengar.
Ada beberapa cara agar kepentingan para pedagang kecil ini dapat terlindungi, diantaranya :<br />
<ul>
<li>Membentuk asosiasi </li>
<li>Meningkatkan daya saing </li>
<li>Selektif menjual produk</li>
</ul>
Besarnya modal chain minimarket tidak bisa disaingi oleh pedagang kecil. Seperti persaingan ism di masa lalu, maka kapitalism hanya bisa bersaing melawan sosialism. Jika modal tidak besar, maka orang yang ada harus banyak. Jadi membentuk asosiasi bisa jadi jalan keluar. Lebih baik berunding jika asosiasinya ada daripada aksi protes sporadis yang seringkali berujung anarkis.<br />
<br />
Bersaing tidak hanya dilakukan di sisi penentuan kebijakan, tapi juga layanan terhadap pelanggan. Pelanggan sebagai raja masih berlaku. Jika ingin mendapat simpati pelanggan, tentunya pedagang kecilpun perlu berusaha meningkatkan daya saingnya, baik itu tempat, cara berjualan, dan sebagainya. Percuma melawan chain minimarket bermodal besar jika ternyata sebagian besar konsumen justru mengelu - elukan kehadiran mereka.<br />
<br />
Pedagang kecil juga perlu selektif memilih produk. Hindari mengorder produk - produk yang dijual minimarket jika memungkinkan. Jikapun sangat perlu menjual produk tersebut, ambil dari minimarket yang sedang promo. Borong hingga ludes, jadi konsumen yang datang ke situ tidak mendapat bagian ^_^ (licik ya....), biar konsumen kalau butuh datang ke tempat anda, hehe...<br />
<br />
Tidak salah jika menjadi kaya atau super kaya, asalkan tidak dengan memiskinkan banyak orang. Ada banyak cara menjadi kaya, dan cara yang terbaik adalah dengan membuat orang - orang di sekitarnya ikut terangkat taraf hidupnya.<br />
<br />
<br />Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-68907624814953480062013-06-30T14:32:00.001+07:002013-06-30T14:32:48.288+07:00Jenis - jenis Promo dan Siapa SasarannyaPromosi, terkait suatu produk, itu ada bermacam macam dan fungsi utamanya adalah untuk menghilangkan bottle neck dalam arus penjualan suatu produk. Untuk melihat dimana bottle neck itu sendiri, suatu perusahaan perlu tahu letaknya dimana karena sebuah strategi pemasaran yang dirancang dengan baik hanya akan berhasil jika didasari oleh sumber data yang akurat. Info lapangan secara langsung itu bisa dari konsumen, pengecer, grosir, dan seterusnya terkait aliran produk dari produsen ke konsumen, atau melalui bantuan data dari pihak ke tiga. Jika kita perhatikan, promo itu bisa dipilah sebagai berikut :<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>Promo untuk konsumen/end user</b><br />
Promo untuk konsumen dilakukan dengan beragam cara, namun intinya sama, memberikan keuntungan lebih pada konsumen. Contohnya :<br />
<br />
<ul>
<li><i>Beli 2 gratis 1</i>. Promo ini sedang populer, terutama sejak Top coffee menggunakan promo ini untuk memikat calon – calon konsumenya. Dengan kuantiti minimal, end userlah yang akan menikmatinya. Dengan insentif yang menggiurkan, maka diharapkan konsumen mau mencoba produk yang ditawarkan, meski mungkin saja, konsumen tersebut telah loyal terhadap suatu merk favoritnya.</li>
<li><i>Kemasan terbuka lebih murah</i>. Promo seperti ini biasanya dilakukan oleh perusahaan rokok, maksudnya agar produk dicoba/dikonsumsi, tidak untuk diperjual belikan kembali. Dari mencoba, maka jika konsumen puas, ia akan membeli produk melalui jalur distribusi normal setelah lewat masa promosi.</li>
<li><i>Kemasan berhadiah</i>. Promo seperti ini menyasar konsumen dan sangat umum untuk makanan ringan murah (biasanya 500an). Hadiah bisa beragam, bisa tukar produk, tukar uang, undian, dan sebagainya. Dengan target yang didominasi anak – anak, maka hadiah adalah opsi yang paling lumrah dilakukan.</li>
<li><i>Produk banded</i>. Promo seperti ini menggunakan hadiah produk lain sebagai bonus untuk pembelian produk tertentu dan umum dilakukan di pasar modern (swalayan, minimarket, dll). Selain konsumen diuntungkan dengan bonus, produsenpun bisa memperkenalkan produk barunya dengan langsung membuat konsumen mencoba produk baru tersebut sebagai bonus.</li>
<li><i>Potongan harga langsung</i>. Promo ini merupakan potongan/penurunan harga jual secara langsung dalam rentang waktu tertentu. Hal ini seringkali dilakukan saat produk oleh masyarakat dianggap terlalu mahal. Jika dengan penurunan harga peningkatan penjualannya signifikan, barangkali memang sebelumnya produk memang dibandrol terlalu mahal, dan durasi promo bisa jadi diperpanjang, atau kelanjutannya justru jadi harga jual standar.</li>
</ul>
<br />
Promo untuk konsumen pada dasarnya difungsikan untuk meningkatkan daya saing produk di mata konsumen, dalam arti, dengan adanya promo, maka konsumen diharapkan mau mencoba membeli, atau konsumen menjadi lebih memilih produk tersebut dibanding produk kompetitor. Di sisi lain, promo seringkali diperlukan untuk bertahan karena kompetitor melakukan hal serupa dan berimbas pada penurunan market share.<br />
<br />
<b>Promo untuk pengecer</b><br />
Promo ini ditujukan bagi mereka yang menjual produk secara eceran. Keuntungan yang ditawarkan tentunya merujuk targetnya, yaitu memberikan keuntungan lebih pada pengecer. Contohnya :<br />
<br />
<ul>
<li><i>Kuantiti berhadiah</i>. Misalkan saja beli sepak bonus 1 biji, atau beli serenceng bonus 1 biji, beli sepak bonus gosok2 berhadiah, bonus toples, dan semacamnya. Karena yang ditarget pengecer, tentunya kuantiti yang dipersyaratkan harus cocok dengan targetnya. Insentif model ini langsung saat produk dibeli, tanpa perlu ribet dengan hal – hal lain.</li>
<li><i>Display dengan insentif</i>. Dengan membeli produk tertentu dan mendisplaynya, maka suatu toko akan mendapat insentif uang tiap bulannya. Promo seperti ini insentifnya tidak bisa langsung, tapi dengan jadwal dan metode tertentu.</li>
<li><i>Harga murah terbatas</i>. Promo ini merupakan metode yang seringkali digunakan untuk memperkenalkan produk baru. Pengecer diberi harga murah, namun jumlahnya dibatasi. Harga yang diberikan bahkan bisa lebih murah dibanding harga untuk toko grosir/pembelian jumlah banyak.</li>
</ul>
<br />
Pengecer di Indonesia ini jumlahnya teramat sangat banyak. Untuk itu, metode promo memang perlu dibuat sepraktis mungkin agar bisa berjalan lancar dan tidak membutuhkan sumber daya berlebih dalam pelaksanaannya.<br />
<br />
<b>Promo untuk grosir/toko besar</b><br />
Promo untuk grosir besar pada dasarnya mirip dengan promo untuk pengecer, hanya kuantiti yang dipersyaratkan lebih besar, dan tentunya, dengan insentif/hadiah lebih besar pula. Misalkan saja; elektronik, potongan harga khusus, hingga pesiar. Dengan promo grosir, maka diharapkan toko fokus dalam menjual produk yang dipromo dan menganak tirikan produk kompetitor.<br />
<br />
<b>Promo Supermarket/Chain minimarket</b><br />
Market modern besar selain sebagai kanal distribusi, juga punya fungsi sebagai media beriklan karena mereka biasanya membuat leaflet/punya sistem publikasi mandiri. Selain itu, dengan variasi pelanggan yang beragam dan omset yang besar, supermarket seringkali mendapat promo – promo khusus dari produsen yang berujung pada harga jual super murah. Dengan harga murah yang ditawarkan supermarket, maka dimungkinkan suatu produk tersebar hingga diluar rantai distribusi organiknya melalui sales/trader freelance (sales mandiri/tidak digaji perusahaan), meski mungkin beresiko mengebiri omset dari distributor lokal produk tersebut.<br />
<br />
Nah, dari promo – promo yang ada, maka selalu ada tengat waktunya, dalam arti, promo tidak berlaku selamanya. Promo tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan bottle neck, atau kendala di titik - titik tertentu dalam aliran produk dari produsen ke konsumen, dan promo ada durasi karena secara periodik perlu dievaluasi untuk melihat hasilnya.<br />
<div>
<br /></div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-43266703454845669072012-12-07T23:03:00.000+07:002012-12-09T19:55:47.460+07:00Strategi Mengembangkan Toko Grosir Sembako - Kelontong BaruPada prinsipnya, saat membuka toko grosir, kita adalah junior, sementara calon - calon pelanggan kita justru lebih senior, dalam arti, mereka buka lebih dulu dan pernah belanja produk dari toko grosir lain yang lebih senior dibanding kita. Memikat pelanggan toko lain itu banyak caranya, namun bisa dimulai dari yang termudah dulu. Bahwa untuk laris itu kita harus punya produk yang lengkap, layanan menyenangkan, harga paling murah, dan lain sebagainya, itu hanya mudah diucapkan di bibir saja. Semuanya butuh proses, tarik ulur, menyesuaikan situasi dan kondisi, namun yang pasti, kita lakukan dari yang termudah dulu, lainnya sambil jalan.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Mudah itu relatif. Bagi yg bermodal besar, bermodal kecil, punya anak cewek cakep, definisi mudah bisa berbeda - beda. Yang bermodal besar bisa menambah variasi produk atau membeli dalam jumlah besar untuk mendapat harga termurah, yang modalnya kecil bisa dimulai dengan durasi buka tutup toko yang panjang atau variasi produk tanpa modal (misal: grosir gula 1/2kg, 1/4kg), yang punya anak cewek cakep bisa dengan mengoptimalkan layanan pelanggan sehingga lebih menyenangkan..^_^. Pada prinsipnya, mengenal nilai plus diri sendiri bisa dijadikan langkah awal berkompetisi.<br />
<br />
Selain mengenali diri sendiri, tentunya kita perlu juga mengenali pesaing, yaitu grosir - grosir yang telah lebih dulu eksis alias senior kita. Mereka mungkin laris, murah, besar, dan punya banyak kelebihan, namun pasti ada celah yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan daya saing kita. Beberapa yang umum di grosir senior diantaranya :<br />
<br />
<b>1. Sudah punya banyak langganan.</b><br />
Disamping beragam sisi positif, punya banyak langgananpun ada sisi negatifnya. Seperti pelanggan harus antri, susah parkir, tekanan kerja yg besar hingga layanan pelanggan lemah, stok kosong yang kurang terpantau, dan sebagainya. Disamping pelanggan - pelanggan yg loyal, ada juga pelanggan - pelanggan yg pada dasarnya terkendala dengan hal - hal di atas, namun belum punya alternatif tempat belanja lain. Dari situ kita bisa tampil sebagai tempat belanja alternatif tersebut, bahkan ke depannya bisa mendominasi di kategori - kategori produk tertentu.<br />
<br />
<b>2. Nyaman dengan produk reguler.</b><br />
Produk reguler adalah produk yang laku secara rutin. Grosir senior biasanya sudah hafal dengan produk - produk tersebut dan fokus di situ. Mereka lebih sukar menerima produk baru karena dengan produk - produk regulerpun, toko mereka sudah laris manis. 80an persen produk baru gagal di pasaran, sangat tidak ideal bermain di situ untuk toko senior yang sudah laris, namun bagi toko baru, produk baru adalah teman. Jika pintar memilih produk yang kemudian booming, toko yang barupun lebih cepat dikenal karena menjadi pioneer yang menjual produk tersebut.<br />
<br />
<b>3. Mitra distributor resmi</b><br />
Grosir senior biasanya sudah bermitra dengan banyak distributor resmi yang menyediakan produk secara kontinyu dengan harga standar. Bagi toko lama yang sudah bisa "menjual", distribusi resmi seperti ini adalah kemudahan. Toko tidak perlu lagi berkelana mencari produk kemana - mana. Hanya fokus menjual, dan produk sudah diantar secara rutin. Bagi grosir baru yang belum mendapat suplai dari distributor resmi, kendala ini bisa jadi sebuah tantangan. Kanal distribusi itu bermacam - macam. Disamping distributor resmi lokal, ada distributor skala nasional. Misalnya hypermarket dan waralaba minimarket yang menjamur di mana - mana. Jika cerdik, seringkali harga di market - market modern tersebut sangat murah. Dengan kuantiti yg cukup dan timing jual yang tepat, toko grosir baru bisa mendominasi beberapa item produk dgn harga sangat murah dalam rentang waktu tertentu sehingga memancing pelanggan - pelanggan baru untuk datang. Bahkan bisa mengundang distributor resmi untuk datang dan mensuplay toko kita jika sirkulasi toko kita menjanjikan.<br />
<br />
<b>4. Konservatif</b><br />
Grosir lama cenderung konservatif. Selain orang - orangnya memang orang lama, mereka mungkin tidak punya waktu lagi untuk mempelajari teknologi baru karena terjebak rutinitas harian. Bagi pendatang baru yang enerjik, punya waktu luang (alias tokonya blom laris ^_^) dan mengerti teknologi, ini adalah tantangan sekaligus modal bagus untuk berkompetisi. Dengan landasan yang lebih modern dan kuat, toko bisa berkembang lebih cepat dan lebih solid dibanding toko grosir lama yang konservatif.<br />
<br />
<br />
<b>5. Hafal tren</b><br />
Karena sudah jalan bertahun - tahun, grosir senior biasanya sudah hafal dengan tren. Tahu stok apa yang perlu diperbanyak saat mau lebaran, apa yang laris saat banyak hajatan, saat musim hujan, saat kenaikan kelas, dan sebagainya. Bahkan hafal siklus panen karena itupun ada dampaknya terhadap sedikit/banyaknya transaksi. Untuk yang satu ini, pemain baru memang perlu jam terbang. Tidak bisa serta merta fasih dalam memprediksi apa yang mungkin terjadi di depan. Setahun pertama adalah tahun untuk belajar. Jika modal banyak dan berani belanja semua produk dalam jumlah banyak tanpa tahu siklus, bisa berabe, karena dalam setiap siklus ada produk yg promo, ada harga yang sedang naik tinggi, dan sebagainya. Murah hari ini dan besok bisa berbeda. Dalam prosesnya, kita perlu tahu kapan saatnya membeli dalam jumlah banyak, kapan membeli seperlunya, dan kapan sama sekali tidak perlu menjual suatu produk.<br />
<br />
<br />
Cuman 5? yah, sebenarnya tidak cuma itu, tapi karena dah capek, sementara itu dulu aja untuk sekedar berbagi info dan pengalaman. Besok - besok bisa disambung lagi kalau ada yang tertarik.<br />
<div>
<br /></div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com25tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-30385974573573381542012-11-21T21:21:00.001+07:002012-11-21T21:21:22.997+07:00Indomie Goreng Cabe HijauProduk mie goreng dari Indofood sebenarnya sudah banyak sekali. Dari indomie goreng biasa, jumbo, versi premium dengan mie keriting, hingga versi pop mie. Itu belum yang diusung merk lain. Sarimi goreng isi 2 misalnya. Setelah sebelumnya muncul indomie goreng rendang, kini muncul satu varian rasa lagi. Indomie goreng cabe hijau.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Di tempat saya, performa Indomie memang kalah dibanding Mie Sedaap, baik versi goreng maupun versi rebusnya. Untuk mie sedaap, yang variatif hanya yang versi rebus, sementara yang goreng hanya ada 2 varian, itupun yang rasa sambal goreng kurang laku. Alih - alih bertarung di genre yang sama, Indomie justru memperbanyak varian rasa di jenis mie goreng. Apakah strategi seperti ini efektif meningkatkat omset, market share? Nampaknya iya,kalau tidak, varian yang ada mungkin berhenti di indomie goreng rendang,<br />
<br />
Saya sendiri mencoba menjual varian satu ini. Nggak banyak, cuman 10 dus buat coba - coba, mumpung masih promo.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-86991090553776015002012-10-03T21:53:00.001+07:002012-11-22T22:23:42.906+07:00Kapal Api Susu 2 Gratis 1Performa fresco dalam menghadang top coffee nampaknya kurang menggembirakan, hingga akhirnya muncul kapal api susu dengan promo 2 gratis 1. Baru minggu ini promonya keluar. Harga dari distributor tetap sama dengan kapal api susu versi sebelumnya. Promo tukar bungkus versi lama praktis tidak ada lagi, juga memberikan kesimpulan kalau torabika susu bukan lagi dianggap kompetitor berat karena dengan perubahan promo ini, membuat hanya torabika saja yang masih memberikan promo tukar bungkus tanpa ada pesaing. Perang kopi berlangsung dengan metode 2 gratis 1.<br/><br/>
Bagaimana kira - kira performa kapal api susu dalam menghadang top coffee? Kalau menurut saya sih, kurang berhasil. Seperti saya tulis di post sebelumnya, kemenangan top coffee ada di term pembayaran yg membuat ketersediaannya di pasaran terjaga. Jaringan distribusi wings, dari yang besar hingga yang kecil mendapat fasilitas tempo yg sifatnya reguler, bukan temporer atau by item saja. Produk kopi pemain besar pada dasarnya punya kualitas setara, dalam arti, faktor2 lain diluar produk itu sendiri yang pada akhirnya menentukan produk itu berhasil atau gagal di pasaran.
Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-73608516533267748952012-09-21T01:15:00.001+07:002012-09-21T15:52:26.320+07:00Alfamart, Indomaret, dan Retailer TradisionalPertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh konsumsi dalam negri yang tinggi membuat prospek bisnis retail makin menarik. Tidak hanya mall - mall besar yang berekspansi, minimarket pun menjamur hingga pelosok kecamatan.
Alfamart dan Indomaret mungkin paling agresif diantara yang lain. Ditopang beragam fasilitas yang membuat konsumen merasa nyaman, dua perusahaan itupun tentunya mendapat support dari produsen dengan potongan harga istimewa. Tampak sangat superior bukan?<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Pertanyaannya kemudian, bagaimana pedagang lain bisa bersaing dengan dua francise tersebut? Kalau menurut saya sih mudah. Jangan bersaing. Keduanya terlalu masif untuk dijadikan kompetitor. Ada alternatif lain yang sama - sama menguntungkan. Berikut ini beberapa kelebihan indomaret alfamart dan cara memanfaatkannya :<br />
<br />
1. Promo harga murah.<br />
Dari sekian banyak produk yang dijual, ada beberapa produk yang memang dijual dengan harga sangat murah. Produk murah biasanya dengan beberapa limitasi, seperti durasi jual yang singkat, stok terbatas, atau pembelian bersyarat. Ini bisa dimanfaatkan pedagang kecil. Dengan adanya dua minimarket tersebut, pedagang kecil bisa mendapat produk dengan harga murah tanpa perlu membeli dalam jumlah besar.
<br />
<br />
2. Setting harga jual<br />
Produk bermacam - macam dan kelebihan (atau kelemahan?) modern market adalah, harga produknya ditulis di etalase. Ini mempermudah siapapun, termasuk toko kelontong kecil, untuk memilah varian. Produk apa yang bisa bersaing, dan mana yang patut dihindari. Minimarket variannya terbatas, jadi masih banyak varian lain dimana dua minimarket tersebut tidak menyediakannya.<br />
<br />
Meski minimarket modern menjamur, tapi konsumsi masyarakatpun bertambah. Variasi produk, timing jual, dan ketersediaan stok mampu membuat pedagang tradisional bertahan di tengah gempuran minimarket modern.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-67432683012837937072012-07-25T10:11:00.001+07:002012-11-22T22:23:42.903+07:00Top Coffee vs Fresco, Wings vs Kapal ApiBeberapa minggu terakhir mungkin jadi hari - hari yang sibuk untuk mereka yang bekerja di PT Santos Jaya Abadi, produsen kopi kapal api, kopi ABC, Goodday, Grande, dan Fresco. Kompetitor kelas berat masuk ke lahan bisnis mereka. Wings, masuk ke pasaran kopi dengan membawa brand Top Coffee, yang iklannya gencar, tidak kalah dengan penetrasi produknya.<br />
<a name='more'></a><br />
<span style="background-color: white;">Kapal api nampaknya tidak ingin menjadi Indofood ke 2, yang market share mie instantnya banyak tergerus oleh hadirnya mie sedaap bikinan Wings. Kapal api cukup sigap menyambut tantangan Wings dengan menghadirkan Fresco. Kopi yang dijual dengan program promo 2 gratis 1, identik dengan metode jual Wings untuk Top Cofee. Pertanyaannya, apakah Fresco mampu membendung Top Coffee? Apakah kehadiran Fresco bukan sebuah kesalahan?</span><br />
<br />
Pada awal kemunculannya, Top Coffee hanya punya dua varian, yaitu kopi susu dan kopi gula. Fresco pun sama. Kopi susu, kemudian disusul dengan kopi gula. Semuanya berjenis kopi dengan ampas, alias kopi tubruk. Yang jalan kencang cuma yang pakai susu, yang versi kopi gula agak ngadat alias tidak begitu laku. Dari sekian banyak yang beredar, Santos (Kapal api) memang menjadi leader dengan brand beragam. Sebut saja ABC susu, Kapal api susu, Ya!susu, ditambah lagi Fresco. Harga ABC susu terlalu tinggi untuk dijual ecer Rp 1000,- , yang akhirnya dibuat serenceng isi 11pcs untuk membuatnya tetap menarik. Kapal api susu dijual ecer Rp 1000,- , harga per rencengnya setara dengan kompetitor lain macam Torabika susu atau Nescafe tubruk. Ya!susu harganya nanggung, dijual 1000an kemahalan, dijual kurang dari itu repot ngasih kembalian receh, jadi kurang populer bagi banyak pedagang tradisional. Top Coffee dengan cerdik menghindari harga 'nanggung', namun tetap terasa jauh lebih murah. Seribuan, tapi beli 2 dapat tambahan gratis 1. Hal ini pula yang mungkin membuat Kapal api perlu sebuah brand lagi untuk melawan Top Coffee, brand dengan metode jual 2 gratis 1, tanpa perlu mengorbankan brand - brand lama yang relatif sudah mapan di pasaran.<br />
<br />
Dari sisi kualitas, Fresco jelas berkualitas. Rasanya lebih enak dan harganya diposisikan di bawah Top Coffee. Dari sisi pemasaran, yang saya tahu, iklan TV nya tidak kalah gencar dengan Top Coffee. Untuk aspek pemasaran lain yang sifatnya BTL, saya kurang tahu. Untuk distribusi, lebih tepatnya masalah term pembayaran, keduanya memiliki perbedaan yang menyolok, setidaknya di area saya. Produsen kopi menjual produknya dominan dengan metode hard cash. COD. Sementara, produk - produk Wings dijual dengan sistem tempo. Jika toko ditanya lebih suka mendapat barang tempo atau cash, sudah bisa dipastikan mereka akan memilih tempo. Pada awalnya, Fresco mungkin dijual juga dengan sistem tempo untuk mendapatkan pasaran, namun semua juga tahu, pada akhirnya para pedagang itu tetap harus membayar cash untuk mendapatkan Fresco, seperti halnya produk - produk Kapal api yang lain. Dari sini tampak jelas bahwa membesarkan Top Coffee lebih menarik dibandingkan membesarkan Fresco. Makin besar Top Coffee, makin besar cash in, sementara untuk Kapal api, makin laku, makin besar cash out di awal, padahal seperti umumnya produk laku, profitnya tipis. <span style="background-color: white;">Wings vs Kapal api tidak sama dengan Wings vs Indofood atau Wings vs Unilever yang menyediakan fasilitas/metode pembayaran yang serupa.</span><br />
<br />
Banyak pedagang mungkin berharap Top Coffee menjadi dominan, namun selera masyarakat itu soal lain. Di tempat - tempat dimana mie sedaap mendominasi, alasan mie tersebut dibeli bukan lagi lantaran harga, tapi karena rasa. Harga murah sekedar pintu masuk untuk membuat calon konsumen mau mencicipi. Seberapa besar penetrasinya/market share yg didapat bergantung pada kualitasnya. Pendapat saya pribadi, dari sisi rasa, produk kapal api sebenarnya masih lebih unggul dibanding Top Coffee (setidaknya untuk saat ini). Top Coffee tetap akan punya pangsa pasar tersendiri, hanya saja tidak akan menjadi dominan jika Kapal api bisa menjaga kanal distribusinya. Jika sampai pangsa pasarnya tergerus banyak, kekalahan Fresco (dan mungkin produk Kapal api yg lain) lebih mungkin karena banyak toko out of stok produk Kapal api, sementara Top Coffee selalu full stock. Yang jelas bukan lantaran kalah harga atau kalah kualitas.<br />
<br />
<b>Update : 12 Nov 2012</b><br />
Semenjak ada promo 2 gratis 1, penjualan Kapal api susu meningkat lumayan pesat. Budget cash 5 jutaan untuk produk kapal api habis dalam 3 hari, padahal biasanya cukup untuk 1 minggu. So, meski yg diminta produk 2 gratis 1 adalah kapal api susu, hari - hari selanjutnya jualannya ya tetep Top Coffee, yg stoknya lumayan banyak karena emang nggak harus beli cash. Batasan penjualan Top coffee adalah animo pembeli, sementara batasan penjualan Kapal api adalah budget pedagang. Maklumlah pedagang kecil. Budget 5 jutaan aja rasanya udah ngos - ngosan, haha... Paling2 orderan mendatang terpaksa order ABC susu dikurangi, dan fresco praktis nggak jual lagi.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com23tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-27514096664019361642011-12-25T11:05:00.001+07:002011-12-25T12:57:43.704+07:00Pembeli Memilih, Penjual MemilihSebagai pembeli, konsumen, kita adalah makhluk yang pemilih. Kita memilih produk yang kita sukai, membeli di toko favorit, makan di warung langganan, dan sebagainya. Sebagai penjual - jika anda pedagang - andapun sebenarnya juga punya hak untuk memilih. Penjual bisa memilih konsumen yang hendak ia layani. Semakin anda tahu tipe konsumen yang ingin anda layani, maka hasilnya akan semakin bagus karena anda akan makin fokus dalam menjual produk. Jangan sampai sebagai penjual, kita terjebak untuk memuaskan semua orang, karena itu adalah hal yang mustahil dilakukan. Hal ini nampak mudah jika yang kita jual adalah produk khusus (produknya sendiri sudah tersegmen), namun akan terasa sukar jika produk yang dijual adalah produk umum. Kelontong atau sembako misalnya.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Sebagai penjual, ada beberapa tipe konsumen yang sebaiknya dihindari, diantaranya :<br />
<b>1. Konsumen yang susah diminta antri</b><br />
Konsumen seperti ini selalu minta didahulukan, membuat team wiraniaga berada di posisi yang serba salah. Tipe pembeli seperti ini perlu diberi ketegasan untuk antri, atau jika antri terlalu sukar untuk konsumen tipe ini, let them go. Jika tipikal konsmen seperti ini dituruti, konsumen lain yang kecewa, meski disimpan di hati. Word of mouth yang timbulpun akan jelek meski sifatnya promosi. "Toko yang di sana itu lho, murah dan ga harus antri", .. dan pelanggan tokopun tergeser dari tipe2 tertib menjadi pelanggan2 yang nggak mau antri dan susah diatur. Buruk buat bisnis.<br />
<br />
<b>2. Konsumen yang hobi ngutang</b><br />
Untuk anda yang menjual produk secara tradisional, pasti pernah ketemu sama konsumen tipe ini. Suka ngutang, atau duitnya kurang. Konsumen seperti ini biasanya bawaan, alias sudah jadi kebiasaan dan sukar dihilangkan. Sekali anda menyetujui untuk memberi utang atau mengijinkan konsumen belanja dengan pembayaran kurang, maka anda harus bersiap mendapatkan pelanggan yang serupa. Anda mungkin akan sadar dan menuliskan di dinding "dilarang bon", saat dana sudah banyak yang hilang. Untuk itu sedari awal, hindari konsumen seperti ini, meski itu tetangga anda sendiri.<br />
<br />
<b>3. Tukang ngutil</b><br />
Tampak seperti konsumen baik - baik, tapi anda kemudian mendapatinya memasukkan barang ke saku tanpa membayar. Jika kita punya sistem yang baik, security dan cctv, semua jadi mudah, namun jika tidak, anda perlu membuat tipe konsumen seperti ini tidak datang lagi ke toko anda apapun caranya.
<br />
<br />
Ada banyak hal penting yang seringkali luput dari textbook standar yang kita punya. Semua dipelajari dari pengalaman, jam terbang. Untuk itu, para pengusaha seringkali menganjurkan take action first, belajar sambil jalan. Itu ada benarnya karena seringkali tantangan tiap jenis bisnis berbeda dan bisa sangat spesifik dan vital, tapi tidak kita temukan di textbook manapun. Hanya pengalaman yang mengajarkannya.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-42908278920466624112011-11-02T04:26:00.000+07:002011-11-02T04:26:20.108+07:00Samsung, Android, dan Masa DepannyaBagaimana jika android 5 dan seterusnya hanya untuk motorola? Semenjak pembelian motorola oleh google, para pembuat ponsel pendukung android mulai khawatir dengan masa depan android di ponsel yang mereka buat. Sebagai sebuah ekosistem, android sudah terbentuk dengan sangat baik. Software pendukungnya amat banyak. Sementara itu, motorola, perusahaan yang diakuisisi google, juga perusahaan yang sudah lama berkecimpung di bisnis ponsel. Distribusi produknya sudah tersebar dengan baik di berbagai negara. Kombinasi google dan motorola bisa menjadi apple yang baru. Bukan tidak mungkin di masa mendatang, google menjadikan android khusus untuk ponsel motorola saja, seperti halnya iOS untuk iPhone.<br />
<br />
Sementara ekosistem android terbentuk, bagaimana dengan samsung, sony, dan pembuat ponsel android lain? Jika android hanya untuk motorolla, itu bakal jadi bencana. Samsung, meski saat ini menjadi produsen smartphone terbesar, namun sangat tergantung pada android. Bagi Samsung, menggunakan OS android pada dasarnya seperti memelihara anak macan. Saat ekosistem android terbentuk, android tidak lagi bergantung pada pembuat ponsel, justru sebaliknya. Samsung nampaknya memang wajib khawatir.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-86876025703539129262011-03-27T11:17:00.000+07:002011-03-27T11:17:02.993+07:00Konsep Distribusi Produk Sehari - hariProduk kebutuhan sehari - hari, atau FMCG (Fast Moving Consumer Goods), bisa sampai ke konsumen dengan beragam cara. Di bawah ini adalah sedikit gambaran bagaimana suatu produk bisa "selamat" sampai ke konsumen dan menjadi produk reguler (produk laku dan rutin dikonsumsi).<br />
<br />
Yang pertama adalah persyaratan suatu produk untuk menjadi produk reguler, yaitu kualitas. Untuk laku, kualitas tidak harus yang terbaik, yang penting kompetitif dan terjangkau di kelasnya.<br />
<br />
Jika produk sudah masuk kualifikasi layak jual, harga perlu dipertimbangkan dengan matang. Harga retail, grosir, dan seterusnya perlu diset terlebih dahulu dan seadil mungkin sehingga tidak ada keluhan dalam proses distribusinya ke depan.<br />
<br />
Setelah itu distribusi produk. Distribusi produk biasanya dibagi menjadi kanal tradisional dan kanal modern. Kanal modern relatif welcome dengan produk - produk baru, sementara kanal tradisional relatif lebih sulit, padahal kanal tradisional potensinya lebih besar karena relatif lebih dekat dengan konsumen dan tersebar dalam jumlah banyak. Menjadi produk reguler di kanal tradisional adalah jaminan suatu produk bertahan dalam jangka panjang. <br />
<br />
Agar konsumen mau membeli suatu produk, maka konsumen perlu tahu produk tersebut beserta kelebihannya. Cara termurah adalah dengan mendisplay produk sedemikian rupa sehingga mudah dilihat konsumen. Produk roti basah dan camilan tradisional biasanya menggunakan cara seperti ini. Cara yang mahal adalah melalui iklan di media massa. <br />
<br />
Nah, bagaimana cara agar suatu produk "selamat" dan menjadi produk reguler yang laku terus menerus? Memantau repetisi order toko atau semacamnya bukan cara untuk mebuat produk laku, namun sekedar untuk mengetahui produk tsb bakal laku terus menerus atau tidak. Jika saya adalah pemilik suatu produk, yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut :<br />
<br />
1. Memastikan produk punya keunikan yang menjual. Keunikan ini merupakan nilai tambah intrinsik produk yang tidak serta merta dpt ditiru kompetitor. Kalau sekedar harga lebih murah sementara produk tidak punya kelebihan tertentu yang menjual, sekedar info saja, menurunkan harga itu perkara mudah dan dapat dilakukan siapa saja, termasuk kompetitor.<br />
<br />
2. Mendistribusikan produk secara top down dengan mencari (dan memberi margin yg layak) grosir2 potensial yang punya komitmen dan punya akses distribusi luas. <br />
<br />
3. Mempekerjakan sales spreading dengan target kunjungan (bukan omset) untuk menginformasikan harga standar pembelian produk skala ritel, sekaligus mencoba menjual produk dengan jumlah minimal.<br />
<br />
Cara tersebut sebenarnya relatif umum, dan tentunya punya kelemahan. <br />
<br />
Kelemahan di no 3, seringkali sales spreading/motoris ditarget omset, dan yang terjadi adalah sales tidak mendistribusi dan menginformasikan harga ke retailer, tapi menjual barang hanya ke beberapa outlet, selanjutnya mengarang nota efective call. Tentunya perlu ada mekanisme yang baik sehingga hal seperti ini bisa dihindari.<br />
<br />
Kelemahan di no 2, grosir umumnya malas menjual barang, dimana langganan2nya tidak ada yg merequest. Untuk itulah perlu selektif memilih grosir yang bisa diajak bekerjasama. Cara mudah untuk mengenali grosir seperti ini adalah via sales freelance. Grosir besar di pasar atau grosir yang sudah memiliki banyak langganan toko, relatif sulit menerima produk baru, karena dengan produk yang sudah adapun mereka sudah jalan dengan lancar.<br />
<br />
Dengan metode di atas, tanpa iklanpun saya pikir produk sudah punya kans untuk menjadi produk reguler. Pada kenyataannya, cukup banyak produk - produk lokal yang mampu bertahan dengan cara - cara di atas.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-7625366326518478142011-02-14T01:28:00.000+07:002011-02-14T01:28:02.379+07:00Nokia, Microsoft, dan Persaingan SmartphoneBaru - baru ini, terjalin sebuah kesepakatan baru antara Microsoft dan Nokia untuk berkolaborasi dalam bisnis ponsel. Ini tidak terlalu mengejutkan, bahkan tidak sukar untuk ditebak. Seperti pernah saya tulis di blog ini juga, diantara OS ponsel yang ada saat ini, hanya Android dan Windows phone yang punya kans untuk mendominasi. OS lain seperti iOS atau Blackberry terkendala 1 hal krusial, yaitu distribusi. Baik distribusi implementasi OS maupun distribusi handsetnya sendiri. Sebesar apapun market share mereka saat ini, bottle necknya terlihat jelas.<br />
<br />
Nokia dan Microsoft adalah perusahaan yang menjadi leader di core bisnisnya masing - masing. Dan saat ini, keduanya sama - sama dalam posisi terdesak di bisnis yang bermasa depan sangat cerah. Smartphone.<br />
<br />
<b>Mengapa Nokia tidak mendukung Android?</b><br />
Saat pabrikan lain beramai ramai menjejalkan android di ponsel mereka, Nokia tetap dengan keputusannya untuk tidak menggunakan Android. Meski android adalah OS yang bagus, namun dari sisi bisnis, dominasi android yang free dan bisa digunakan oleh pabrikan manapun akan membuat komparasi antar brand berubah menjadi sekedar komparasi antar hardware. Nokia sebagai market leader akan kehilangan identitas dan masuk ke persaingan samudra merah yang keras dan minim laba. Saat produk dan kualitas sudah serupa, maka yang dipertarungkan tinggal harga. Itu yang ditakutkan Nokia. Perang harga. Bagi Sony, Samsung, atau LG, ponsel mungkin sekedar cabang bisnis, tapi bagi Nokia, ponsel adalah bisnis utama.<br />
<br />
<b>Mengapa Nokia memilih Windows Phone?</b><br />
Mungkin jawaban awalnya sebenarnya adalah : asal bukan android. Tapi kembali ke pernyataan awal, OS yang punya potensi untuk menjadi dominan saat ini cuma 2, yaitu Android dan Windows. Symbian adalah masa lalu, sementara dengan Meego, Nokia seakan berjuang tanpa kawan, sulit untuk bisa bertahan. Yang tertinggal hanya windows phone milik Microsoft, yang kebetulan juga sangat butuh mitra kuat untuk mampu bersaing melawan Android yang sudah melenggang lebih dulu.<br />
<br />
<b>Bagaimana dengan persaingan smartphone ke depan?</b><br />
iPhone dan BB punya pangsa pasarnya sendiri. Kans mereka untuk menjadi dominan terbentur tembok tinggi yang mereka bangun sendiri. Android saya pikir akan terus berkembang dan didukung banyak sekali merk ponsel, terutama merk - merk pabrikan Cina. Dalam kondisi seperti itu, akan sangat mengherankan jika brand - brand besar seperti Sony, Samsung, dll mampu bertahan lebih lama bersama Android. Perang harga melawan merk - merk Cina akan membuat laba mereka terkikis habis.<br />
<br />
Microsoft, dalam hal ini, adalah pihak yang sangat diuntungkan. Nokia adalah market leader dengan jalur distribusi yang tersebar di mana - mana . Produknya berkualitas. Banyak penggemar fanatiknya yang bahkan mengidentikkan handphone = Nokia. Microsoft sangat beruntung karena Nokia dalam posisi kehabisan opsi. Mungkin bisa juga dikatakan kedua - duanya beruntung karena dengan terjalinnya kerjasama, kans mereka untuk survive di bisnis smartphone makin terbuka.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-28100185852408575822011-01-18T21:18:00.000+07:002011-01-18T21:18:54.999+07:003 Kelas 3 Harga 3 StrategiMelayani kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas, semua bisa menguntungkan tergantung strateginya. Yang pertama perlu diketahui adalah data dan fakta yang ada di lapangan. Umumnya, tingkat ekonomi masyarakat bentuknya adalah piramida. Makin kaya makin sedikit jumlahnya.<br />
<br />
Untuk kelas bawah, karena jumlahnya banyak, umumnya untuk mendapatkan hasil maksimal, maka produk dibuat seterjangkau mungkin untuk bisa terjual sebanyak - banyaknya. Margin tipis, dengan faktor kali lebih diutamakan. Strategi fokus pada efisiensi produksi dan bahan baku, juga minimalisasi biaya distribusi. Bahkan untuk produk - produk tertentu, distribusi bisa berjalan alami tanpa perlu sistem distribusi yang terencana baik.<br />
<br />
Untuk kelas menengah, jumlahnya lebih sedikit. Selain efisiensi produksi, produsen juga sangat perlu memperhatikan margin jual dan persaingan antar produk. Variasi produk juga bisa membantu membentuk kapling - kapling market tersendiri untuk tetap kompetitif dan terjangkau. Sebaran kelas menengah relatif sama dengan kelas bawah, terpencar - pencar,hanya saja untuk distribusi perlu ada strategi khusus. Produk - produk kelas menengah lebih sulit untuk tersebar luas secara alami.<br />
<br />
Kelas atas jumlahnya paling sedikit, dan umumnya tersebar secara terbatas. Biasanya di kota. Produk kelas atas tidak harus efisien dalam produksinya, bahkan handmade bisa jadi nilai tambah tersendiri. Image dan keunikan menjadi modal untuk mengatrol harga jual. Sama - sama kopi plus gula, namanya bisa saja berbeda - beda demi membentuk keunikan agar tidak mudah diperbandingkan. Strategi pricingnyapun unik, karena produk tidak didesain untuk massal. Fokusnya bukan menjual sebanyak - banyaknya, tapi membuat margin setinggi - tingginya. Bahkan untuk produk - produk tertentu dibuat dalam jumlah terbatas. <br />
<br />
Anda mau terjun jadi pengusaha? Mau masuk di kelas yang mana? Semua kelas ada juaranya. Di tiap kelas juga ada yang terpukul KO di ronde pertama.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-9367487853975935102009-10-09T19:54:00.001+07:002009-10-09T21:03:37.332+07:00Bottle Neck BisnisDalam sebuah proses yang berkesinambungan, kita mengenal istilah bottle neck. Bottle neck sendiri adalah bahasa metafor untuk menggambarkan batas bawah kinerja. Dalam sebuah botol, seberapapun besar botolnya, aliran yang keluar dari botol dibatasi ukuran lehernya.<br />
<br />
Bisnis adalah rangkaian proses, paduan beragam variabel. Dalam kondisi yang kompleks tersebut, sudah pasti ada bottle necknya. Jika ini tidak dieliminasi, maka seberapapun optimasi komponen/variabel lain, hasil akhirnya tidak jauh berbeda, bahkan bisa lebih buruk.<br />
<br />
Sebuah contoh : Perusahaan A memasarkan produk barunya dengan gencar. Dengan anggaran yang besar, iklannya bahkan muncul di TV. Perusahaan B sebagai pesaing pemasarannya jelek, anggarannya untuk beriklan rendah, namun distribusi produknya bagus, jauh lebih bagus daripada A. Nah, jika perusahaan A terus saja mengoptimasi pemasaran tanpa memperbaiki distribusi sebagai bottle necknya, apa yang terjadi? Kemungkinan besar, perusahaan B yang justru diuntungkan. Konsumen yang berniat membeli produk perusahaan A tapi tidak menemukannya di toko, besar kemungkinan mereka akhirnya mengalihkannya ke produk pengganti. Produk perusahaan B. Yang keluar dana marketing besar - besaran perusahaan A, tapi yang laku produk perusahaan B. Menyakitkan bukan?<br />
<br />
Mungkin ada dari anda yang pernah menawarkan suatu layanan untuk corporate. Suatu optimasi yang masuk akal, atau pemasaran online yang bagus, atau apapun, namun susah untuk tembus. Mereka tertarik, tapi tidak ada approval. Hal yang paling mungkin terjadi, bottle neck perusahaan bukan di situ. So, jangan memaksakan diri, mending cari perusahaan lain yang lebih potensial.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-71677572863617175922009-10-03T00:22:00.001+07:002009-10-03T20:45:08.946+07:00Google Wave : Langkah Strategis Google Membendung MicrosoftPersaingan 2 perusahaan raksasa itu makin panas saja. Setelah Microsoft menantang dominasi search engine Google dengan Bing, tidak lama lagi, aplikasi perkantoran paling terkenal besutan Microsoft juga bisa dinikmati online secara gratis, bersaing head to head dengan Google doc. Ini adalah tantangan beruntun Microsoft secara langsung untuk Google.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_ZaGO7GjCqAI/Sh7Cv5N0ZMI/AAAAAAAAP-U/R23E30AMQFY/s1600/google-wave-small.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_ZaGO7GjCqAI/Sh7Cv5N0ZMI/AAAAAAAAP-U/R23E30AMQFY/s320/google-wave-small.jpg" /></a><br />
</div>Bagi netters yang terbiasa online mungkin lupa apa manfaat sebuah aplikasi bernama Microsoft office. Facebook dan twitter mungkin lebih akrab di telinga. Namun bagi pekerja corporate, Microsoft office adalah vital. Dalam sebuah komunikasi via e-mail, attachment yang paling sering ditemui adalah file buatan software Microsoft tersebut.<br />
<br />
Saat ini, umumnya corporate menggunakan email Outlook web, dimana antar personelnya berkolaborasi dan berbagi file melalui attachment. Setiap materi yang dibahas bisa diarsipkan, tidak seperti halnya chat. Kelemahan metode ini adalah ketidak praktisan. Komunikasi bisa diarsipkan, namun attachment perlu didownload untuk bisa ditampilkan. Komunikasipun tidak bisa se realtime chat. Meski cara ini bisa jalan, namun jika ada yang lebih baik, sangat dimungkinkan cara ini akan ditinggalkan.<br />
<br />
Google kuat di layanan publik, namun kalah jauh dari Microsoft untuk layanan corporate. Dengan adanya Google wave, Google nampaknya ingin balas menyerang Microsoft di core competensi Microsoft sendiri. Layanan corporate. <br />
<br />
Google wave adalah layanan kolaborasi online yang memiliki kemampuan menggabungkan chat dan dokumen secara online - realtime, dan tetap bisa diarsipkan. Ini bisa menggantikan semua layanan corporate Microsoft, mulai dari layanan web mail hingga office. Dengan kemampuan tersebut, komunikasi online baik secara vertikal maupun horisontal dalam sebuah team/hierarki corporate bisa terjembatani tanpa perlu biaya yang mahal. Jika perusahaan - perusahaan besar mengadopsi cara baru ini, bisa dipastikan revenue Microsoft akan terjun bebas.<br />
<br />
Ini sekedar prediksi, namun bukan tanpa alasan. Google wave dibuat juga bukan tanpa alasan. Tagline "productivity" yang diemban Google wave berkompetisi head to head kasat mata dengan produk - produk Microsoft. Bukankah Microsoft office juga lekat dengan kata "productivity"?Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-77768730408327695032009-09-16T13:08:00.003+07:002009-09-18T09:02:41.531+07:00Menggelar Tikar, Menjual DaganganMungkin title itu cocok untuk mendeskripsikan model bisnis layanan - layanan gratisan di internet. Menyediakan layanan gratis seperti halnya menyediakan tikar atau meja kursi bagi suatu restoran, sementara produk dan bisnis yang menghasilkan uang dijalankan di situ, berbasis layanan gratisan tersebut.<br />
<br />
Beberapa layanan yang bisa dijadikan contoh adalah Facebook dan CMS Joomla/drupal. Yang satu adalah layanan yang terorganisir, semenara yang satu lagi adalah CMS yang bebas digunakan dan disebaluaskan siapa saja. Facebook membuat uang berputar melalui layanan periklanan, sementara Joomla membuat bisnis desain dan customize memiliki ruang yang lapang. Keduanya menciptakan bisnis besar.<br />
<br />
Menggelar tikar tanpa tahu apa yang bisa dijual di atasnya adalah kesalahan, blunder. Sama salahnya dengan menggelar tikar saat tikar lain sudah lama digelar dan orang - orang sudah nyaman ngobrol di atasnya. Bersaing dengan facebook menjadi sebuah kesalahan jika tidak ada nilai tambah yang khas. Bersaing dengan Joomla juga kesalahan jika tidak ada alternatif fungsionalitas fundamental. Penilai tidak melihat seberapa sulit sebuah kode program dibuat, tapi seberapa besar nilai tambah yang bisa didapatkan.<br />
<br />
Pada dasarnya, telah begitu banyak tikar digelar. Jika fokus ke bisnis dan mau instan, maka akan lebih baik langsung saja menggelar dagangan di tikar - tikar yang sudah ada. Atau jika berharap menggelar tikar sendiri, buatlah tikar yang beda. Orang akan malas beranjak dari tempat duduk hanya untuk pindah ke tikar serupa.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-13692273102584789232009-09-04T14:07:00.000+07:002009-09-04T14:07:08.714+07:00Strategi Bisnis Ala MacGyver<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">Anda kenal McGyver? Pernah nonton serialnya? Memang sudah cukup lama berlalu, namun serial satu itu mengajarkan banyak hal. Bukan sekedar teknik meracik beragam senyawa kimia dari bahan - bahan yang kita temukan sehari - hari, tapi juga mentalitas menyelesaikan beragam persoalan dengan memanfaatkan apa yang ada. Nah, poin yang akan kita bahas di sini adalah : <b>memanfaatkan apa yang ada</b>.</div><br />
<br />
Jenis - jenis bisnis itu sendiri banyak sekali macamnya. Setiap jenis membutuhkan kelengkapan tersendiri. Kelengkapan inilah yang kadang membuat kita terpaku, menunggu, karena terlalu kaku menyikapi lingkngan dan opportunity yang ada.<br />
<br />
<a href="http://2.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SqC7ImA9ZDI/AAAAAAAABT4/AKdJfScq1n0/s1600-h/macgyver.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SqC7ImA9ZDI/AAAAAAAABT4/AKdJfScq1n0/s200/macgyver.gif" /></a>Katakanlah anda saat ini menganggur, bingung mau kerja apa. Cari kerja sulit, mau bisnis nggak punya modal, dan lain sebagainya. Beragam alasan dicari - cari untuk tetap bisa bergantung santunan orang tua. Ini yang perlu kita ubah dengan mentalitas ala MacGyver. Yakinkan diri anda sendiri bahwa setiap langkah anda adalah sebuah strategi survival yang membanggakan, jadi anda tidak malu melakukan apa saja yang perlu dilakukan demi mendapatkan penghasilan. Sisi inspiratifnya, orang buta, orang tanpa lengan, orang - orang cacat bisa hidup dan bekerja, maka anda yang normal seharusnya lebih bisa.<br />
<br />
Strategi apa yang bisa anda lakukan? Ada beberapa hal, diantaranya :<br />
1. Nilai diri anda sendiri, dan <b>buat daftar apa saja yang bisa anda lakukan</b> dengan apa yang anda miliki saat ini. Perhatikan keahlian anda, sarana yang anda miliki, kondisi finansial, dan sebagainya. <br />
<br />
2. Dari apa yang mungkin itu, coba <b>evaluasi kansnya</b>. Mana yang kira - kira paling mungkin untuk dilakukan pada saat ini. Bukan minggu depan, bukan bulan depan, atau tahun depan. Saat ini.<br />
<br />
3. Ya. Itu saja. Setelah ketemu, <b>segera lakukan</b>. Tunggu apa lagi?<br />
<br />
Jika hal terbaik yang bisa anda lakukan saat ini telah anda temukan, segera eksekusi. MacGyver akan selalu kalah dengan musuh - musuhnya kalau ia menunggu segalanya ideal. Ia menang karena mampu memanfaatkan apa yang ada, dengan segera, sebelum musuh - musuhnya datang.<br />
<br />
Satu gagal, dua gagal, tetap terus usahakan dengan metode yang sama. Berpijak pada apa yang ada dan mampu anda lakukan. Cepat atau lambat, orang yang mau terus mencoba akan menemukan keberhasilan.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-30592095916673137732009-08-13T00:14:00.001+07:002009-08-13T00:23:18.456+07:00Hi-jack Pelanggan Blog TernamaKalau anda yakin blog anda punya kualitas bagus, maka cara ini bisa anda terapkan untuk menggaet pelanggan blog ternama. Sekarang coba saya tanya dulu. Saat anda ikut aktif berkomentar di blog kondang dan berusaha jadi komentator pertamax!, apa harapan anda? Traffic? Jika iya, sebenarnya ada yang lebih baik dalam membangun traffic via blogwalking disamping sekedar berkomentar di blog ternama, yaitu berkomentar di blog - blog komentator blog ternama tersebut. Ada beberapa alasan itu jadi pilihan menarik, yaitu :<br /><br />1. Mereka baru saja berkomentar di blog ternama tersebut, berarti, mereka sedang online dan bisa dipastikan, mereka juga sedang membuka blog mereka sendiri. Itu saat paling tepat untuk meninggalkan jejak di blog mereka.<br /><br />2. Komentator itu aktif, berarti, blog mereka juga aktif. Orang tidak akan meninggalkan komentar dan memberikan link ke blog mereka jika blog tersebut tidak diurusi.<br /><br />3. Dalam waktu singkat, komentator pada artikel blog ternama jumlahnya lumayan banyak. Dalam waktu sejam sejak artikel dipublikasikan, mungkin ada puluhan komentar. Sebuah jumlah yang ideal untuk meninggalkan jejak pada blog - blog si komentator tersebut dengan lebih hemat waktu.<br /><br />Mungkin ada lebih banyak lagi alasan, namun 3 itu sebenarnya sudah cukup sebagai patokan blogwalking efektif untuk bersilaturahmi sekaligus membangun traffic.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-4215510512499533562009-08-09T08:14:00.003+07:002009-08-09T08:29:22.086+07:00Bisnis Sewa Modem Internet Unlimited<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SnnnWNCY6kI/AAAAAAAABAE/swViicDckYY/s1600-h/inet.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 256px; height: 259px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SnnnWNCY6kI/AAAAAAAABAE/swViicDckYY/s400/inet.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5366574799631477314" border="0" /></a>Coba anda perhatikan persaingan sellular akhir - akhir ini. Bukankah makin banyak saja yang menyediakan tarif koneksi internet unlimited? Dengan tarif unimited, tentunya jika dibreakdown dalam hitungan jam, harganya jadi murah sekali. Pertanyaannya kemudian, berapa harga alatnya, apakah kita mau online terus 24 jam?<br /><br />Melihat kesempatan tersebut, mengapa tidak mencoba dibisniskan saja dengan sistem sewa modem? Katakanlah modem seharga 500 ribu, koneksi unlimited 150 ribu. Disewakan per hari 15 ribu full 24 jam. Jika modem terus tersewa, tidak sampai 2 bulan sudah balik modal. Lumayan kan?<br /><br />Kemungkinan lain, sewakan menjadi warnet. Kalau di kampung - kampung, warnet modern mungkin masih jarang. Sewakan saja komputer/laptop sekalian modemnya menjadi warnet tradisional atau warnet keliling. Kalau punya mobil van dan genset, layanan bisa sangat mobile, bahkan ke desa - desa terpencil sekalipun. Jangan salah dengan potensi desa terpencil. Jika sedang ada keramaian macam pasar malam atau dangdutan, ramainya minta ampun. Rasa penasaran dan keingintahuan bisa jadi uang yang melimpah.<br /><br />Nah, di atas sekedar wacana untuk anda. Jika anda berminat, bisa langsung anda eksekusi. Tapi jangan lupa lho. Kalau sudah jadi juragan, blog ini jangan lupa dikasi bagian, xixixi.. ^_^.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-8579813766297688502009-07-29T23:34:00.004+07:002009-07-30T12:57:45.695+07:00Punahnya Yahoo Search | Microsoft - Yahoo Bekerjasama<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SnCA0PcR14I/AAAAAAAAA_c/0ojLbmf6V1I/s1600-h/yahoo-microsoft-poside.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 415px; height: 381px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SnCA0PcR14I/AAAAAAAAA_c/0ojLbmf6V1I/s400/yahoo-microsoft-poside.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5363928791184955266" border="0" /></a><br />Yah, sebentar lagi, kita akan kehilangan sebuah mesin pencari pioneer yang mungkin saja, dulu, menjadi satu - satunya tempat bergantung untuk menjelajah dunia maya. Yahoo search tidak akan ada lagi seiring kesepakatan Yahoo - Microsoft untuk menggunakan Bing sebagai search engine default.<br /><br />Kerjasama antara Microsoft - Yahoo dimaksudkan untuk bisa berkompetisi melawan google dalam hal pemasukan iklan. Bos Microsoft Steve Ballmer mengatakan, kesepakatan dengan jangka 10 tahun itu akan memberi Bing skala yang diperlukan untuk bersaing. Sebagai imbalan melepas kendali atas mesin pencarinya, Yahoo akan tetap memperoleh 88% pemasukan dari semua penjualan iklan pencarian dalam lima tahun pertama kesepakatan, dan berhak untuk menjual iklan pada beberapa situs milik Microsoft.<br /><br />Kesepakatan ini memberi Microsoft dan Yahoo pangsa pasar gabungan di pasar iklan pencarian internet di Amerika sekitar 30%, sementara Google tetap akan menjadi kekuatan dominan dengan menguasai 65% pasar. Ke depan mungkin saja akan berbeda. Dengan jumlah pengguna email Yahoo plus Live mail Microsoft, kekuatan gabungan itu bisa saja menggoyang Google dari singgasananya. Yah, kita lihat saja perkembangannya.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-17819446630390648562009-07-23T08:25:00.003+07:002009-07-23T08:43:49.502+07:00Paradigma Monetisasi BlogParadigma mencari pendapatan di internet via blog ada 2. Yang pertama adalah : Make money from your blog, yang artinya kurang lebih; menghasilkan uang secara langsung dari blog, dan yang kedua adalah : Make money because of your blog, atau dalam bahasa kita, menghasilkan uang berkat punya blog.<br /><br />Cara pertama adalah monetisasi langsung, jadi uang didapat dari blog anda entah via iklan atau semacamnya. Sedang yang kedua secara tidak langsung, dalam arti, job anda mengalir lebih kencang karena anda memiliki blog. Blog dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi sekaligus membangun kredibilitas. <br /><br />Loh, lantas enaknya pilih mana? Karena dua - duanya bisa menghasilkan, so pilih saja semuanya. Tidak ada yang mewajibkan memilih salah satu. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui, itu kata peribahasa.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-39180085987248631042009-07-22T09:30:00.003+07:002009-09-02T14:41:53.067+07:00Tips Mengikuti Kontes di InternetDengan melihat semakin banyaknya kontes di internet, kita harus makin cerdik dalam memilih. Kontes - kontes mana saja yang layak kita ikuti dan kontes mana saja yang berpotensi menjadi scam/penipuan. Ada beberapa kriteria yang sebaiknya kita tahu, dan tentu saja, kriteria ini sebaiknya juga menjadi perhatian bagi penyelenggara kontes. Apa saja yang kita perlu tahu?<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Tahu Penyelenggaranya</span><br />Kredibilitas penyelenggara kontes adalah hal pertama yang perlu kita tahu. Berapa lama jam terbangnya, berapa besar pengaruh websitenya. Jika mungkin, tentu saja, berapa besar pengaruh website itu untuk bisnisnya sendiri. Main kredibel penyelenggaranya, makin layak anda perjuangkan kontesnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Tahu Hadiahnya</span><br />Selanjutnya adalah hadiah. Perbandingkan nilai hadiah dengan kredibilitas penyelenggara tadi. Jangan sekedar melihat besarnya hadiah,tapi lihat juga apakah itu feasible/layak dengan melihat kemampuan finansial penyelenggara dan sponsornya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Tahu Syarat Memenangkannya</span><br />Lomba tapi garis finisnya tidak tahu? Aneh kan? Jika anda mengikuti kontes, pastikan kriteria kemenangan jelas bagi anda. Jika kontes SEO, pastikan search engine yang digunakan dan jam penentuan hasil lomba. Jika kontes review, pastikan apa saja yang jadi landasan menang - kalah. Jika lomba kualitas penulisan dengan juri, pastikan siapa saja jurinya. Pada intinya, anda harus tahu ujung dari apa yang anda kejar.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. Tahu Durasi Lomba</span><br />Berapa lama waktu lomba? Ini menyangkut durasi kerja dan berapa jam anda harus fokus. 1 bulan? 2 bulan? Seharusnya, makin cepat makin baik karena waktu adalah uang. Bukan begitu? Ada yang perlu dipisah antara waktu lomba dan waktu sosialisasi. Waktu sosialisasi boleh lama,tapi waktu lomba sebaiknya singkat saja, dan tentu saja, tidak ada celah bagi siapapun untuk mencuri start.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. Tahu Kapan Pengumuman Pemenang</span><br />Ini tentu yang ditunggu - tunggu. Pengumuman juara. Jika dalam suatu kontes tidak ada informasi tentang hal ini, sebaiknya anda tanyakan sejak awal agar tidak ada great expectation. Penantian tanpa akhir.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. Tahu Kapan Serah Terima Hadiah</span><br />Menang tapi tidak tahu kapan hadiah akan diserahkan? Wah, pahit juga. Seperti di atas tadi. Bisa berujung ke penantian tanpa akhir. Jadi pastikan, untuk yang menyangkut kata 'kapan', ada kejelasan tanggal, jika perlu jamnya sekalian.<br /><br /><br />Dengan mengetahui tips - tips tersebut, maka anda :<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Tidak dimanfaatkan </span><br />Orang yang ingin belajar dan mencari pengalaman adalah orang yang paling mudah dimanfaatkan. Jadi, jika anda tahu bagaimana detil suatu lomba, andalah yang memanfaatkan lomba itu untuk belajar, mencari pengalaman, sekaligus berburu hadiah, meski penyelenggara juga memiliki agenda tertentu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. Tidak kehilangan fokus</span><br />Blogging adalah kegiatan dengan alasan tertentu. Setiap orang punya alasan masing - masing. Dengan mengetahui detil kontes, anda tidak akan kehilangan fokus hanya mengejar hadiah yang meski anda menangkan, bisa jadi tidak pernah sampai ke tangan anda.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Tahu prioritas</span><br />Blogging, ikut kontes A, ikut kontes B, ikut kontes C. Manakah yang perlu dinomor satukan? Pilih saja berdasar tips di atas. Makin qualified, makin layak ia mendapat prioritas. Selebihnya menjadi task sekunder saja. Bagaimanapun, tertipu suatu kontes atau lomba, apapun bentuknya, pasti tidak enak. Bagaimana jika blog anda mendapat predikat blog langganan ditipu? Nggak enak kan?<br /><br />Oke deh. Segitu dulu aja. Jika ada tambahan informasi atau sanggahan, silahkan disampaikan di kolom komentar.Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-42786742411749821662009-07-14T20:26:00.005+07:002009-07-14T20:45:05.425+07:00Blog : Lebih Menjual Dengan Sentuhan Handmade<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SlyLJScob6I/AAAAAAAAA8w/_0DWY_PUXP0/s1600-h/internet-traffic.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 251px; height: 251px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_Y6cAsrJqtbA/SlyLJScob6I/AAAAAAAAA8w/_0DWY_PUXP0/s400/internet-traffic.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5358310648351059874" border="0" /></a>Post ini khusus untuk anda yang serius ngeblog saja. Tujuannya adalah agar pengunjung blog anda menyempatkan diri membaca post yang menurut anda adalah materi terbaik. Post unggulan anda yang paling menjual. Jika mereka terpikat, mereka akan menjadi pengunjung loyal yang rutin mampir ke blog anda meski sekedar untuk say hai...<div class="fullpost"><br /><br />Sudah hal yang lumrah bahwa untuk meningkatkan pageview sekaligus membuat pengunjung mau berlama - lama di suatu blog, maka blog diotomatisasi untuk menampilkan post - post terkait, atau post menarik yang lain, atau semacamnya. Dalam hal apapun, mesin tidak bisa mengalahkan pertimbangan anda sendiri dalam menilai tulisan mana di blog anda yang paling <strong>menjual</strong>.<br /><br />Ada saatnya kita perlu membuat link terkait secara handmade. Manual. Tidak begitu saja melepasnya untuk diurus sebuah script. Nah, dengan sedemikian banyak post, manakah yang seharusnya kita buatkan link tulisan terkait secara handmade?<br /><br />Cek tool webmaster anda. Lihatlah post anda yang paling banyak membawa pengunjung dari search engine. Edit post itu dan beri link ke post - post anda yang paling berkualitas secara smooth dan padu. Itu saran saya. Seperti kita tahu, kadang tulisan yang kita pikir yang terbaik, yang begitu menguras pikiran, ternyata diabaikan search engine. Sebaliknya, post - post garbage mesum asal jadi justru bikin banjir pengunjung. Nah, di saat seperti itulah post ramah search engine itu perlu diedit dengan ditambah link - link secara manual menuju post - post bekualitas anda yang terkubur dan diabaikan mesin pencari. Paling tidak, pengunjung akan tahu bahwa blog anda bukan hanya berisi gosip sampah atau post - post murahan, tapi juga post berkualitas yang menunjukkan kadar intelektualitas anda.<br /><br />Yakinlah, mereka yang penasaran dengan <strong>"foto bugil julia perez"</strong> bukan sekedar anak ABG yang terdesak libido. Sebagian dari mereka adalah orang - orang kritis yang bisa menilai mana tulisan anda yang berkualitas, ...meski, yah....harus diakui, suka juga sama yang bugil, mesum, dan saudara - saudaranya ^_^.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3413580725091059341.post-33324170374474027112009-07-13T22:26:00.007+07:002009-07-13T23:49:53.437+07:00Data Statistik : Teman Baik Ahli Marketing<img style="margin: 5px; width: 236px; height: 137px; float: left;" src="http://www.univie.ac.at/archiv/tour/img/statistikAUW.jpg" float="left" border="1" hspace="5" />Ya, data statistik adalah teman baik seorang ahli pemasaran. Seorang ahli pemasaran yang jempolan, misalkan ia bergelut dengan imajinasi liar sekalipun, tidak akan lepas dari yang namanya data, terutama data yang bisa dianalisa. Seorang yang lepas dari data, imajinasinya, strateginya, seringkali muncul dari persepsi. And you know what? Persepsi itu mudah sekali salah. Persepsi selalu dibatasi oleh kebiasaan dan lingkungan.<div class="fullpost"><br /><br />Seorang yang biasa berada di lingkungan high clas, akan bersandar pada realitasnya sebagai member club high clas. Mereka yang bergumul dengan kalangan bawah, tentu strategi pemasarannya juga tidak jauh - jauh dari harga murah. Setiap pemasar yang lepas data akan terjebak tempurung realitas sosialnya.<br /><br />Pemasar dari perusahaan besar bisa mendapatkan data dengan mudah. Entah karena berlangganan jasa AC nielsen, punya tim survey sendiri, atau semacamnya. Yang jelas, perusahaan besar selalu saja punya kelebihan tertentu yang tdak sanggup digapai oleh pemasar perusahaan - perusahaan kecil. Jadi pemasar perusahaan besar memang enak.<br /><br />Kesimpulannya, jika perusahaan kecil, akan lebih baik memilih pemasar dari kalangan pengguna jasa produknya. Selain sejalan, paling tidak tingkat error analisa akibat lack datanya lebih rendah. Tanpa teman baik, cuma itu nampaknya solusi yang mungkin dijalankan.<br /><br />Ini tentunya juga tidak lepas dari pemasar capres kemarin yang dibahas di <a href="http://poside.blogspot.com/2009/07/analisa-hasil-pemilu-pilpres-2009.html">Analisa Hasil Pemilu Pilpres 2009</a>. Sorry Pak JK. Marketing anda mungkin kurang data, juga lemah dalam survey hingga membubarkan diri. Meski iklan bagus, tapi kurang tepat sasaran. Just my 2 cent.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/17129050443780353045noreply@blogger.com6