0

Bicara Mengenai Kesuksesan Bisnis

{ }
Karena pindah account Google, permalink artikel jadi kacau balau. Untuk alamat artikel ini jadi :

http://poside.blogspot.com/2009/03/adopsi-konsep-distribusi-untuk-promosi.html

Mohon maaf atas ketidaknyamanyannya. Mari silahkan masuk..., jangan lupa nanti kasi comment ya. ^_^
0

Menjual : Ekstraksi Beragam Keahlian

{ }
Untuk beberapa post ke depan, poside akan membahas lebih lanjut tentang menjual. Informasi yang diketengahkan berasal dari pengalaman pribadi, rekan/praktisi, dan tentu saja: internet. Jika anda tertarik, mari kita bahas bersama - sama.


Keahlian menjual merupakan ekstraksi beberapa keahlian, diantaranya:
1. Membangun kredibilitas dan pengenalan karakter
2. Presentasi
3. Negosiasi
4. Deal/closing
dimana keahlian - keahlian tersebut diaplikasikan dalam durasi terbatas.

Menjual bisa berarti banyak hal, seperti menjual ide pada atasan, menjual strategi marketing pada perusahaan, menggoalkan kerjasama, dan masih banyak lagi dimana tidak diartikan secara sempit hanya menjual barang atau jasa. Lebih dari itu, kemanpuan menjual adalah skill dasar bagi individu sebagai sebuah sumber daya agar perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.

Dalam banyak kasus, kita tidak punya keleluasaan waktu untuk memaparkan apa yang ingin kita jual. Entah karena yang ingin kita presentasi terlalu sibuk atau target kita sendiri yang cukup banyak bisa jadi penyebabnya. Dalam menjual, ada 4 hal tadi yang perlu dilakukan. Jadi, pintar - pintarlah mengekstraknya agar keempatnya tetap terlaksana dengan waktu yang terbatas. Secara garis besar, berikut ini esensi 4 hal di atas:
1. Kredibilitas dan pengenalan karakter.
Berkenalan dan berbincang sebagai pembuka adalah saat yang sangat penting. Di situ, kredibilitas anda akan dinilai. Entah melalui seragam, ID card, hingga cara anda berbicara. Di saat yang sama andapun menilai dan mengengali karakter prospek anda. Membangun kredibilitas dan mengenali karakter sulit dipisahkan karena setiap karakter menilai dengan kacamatanya sendiri. Jadi, bisa dibilang bahwa membangun kredibilitas dan mengenali karakter prospek harus dilakukan secara simultan.

2. Presentasi.
Saat semua terbuka, maka itu saat anda mempresentasikan dagangan anda. Dari pengamatan karakter di step sebelumnya anda bisa tahu bagaimana seharusnya anda mempresentasikan dagangan anda tersebut. Beda karakter beda cara, dan anda akan melakukan hal ini dengan lebih baik seiring meningkatnya jam terbang.

3. Negosiasi.
Jika presentasi berhasil dan tumbuh minat, maka langkah selanjutnya adalah negosiasi. Kalau versi lapak di pasar, negosiasi adalah tawar menawar.

4. Deal/closing.
Ini penutup negosiasi. Inti dari closing sebenarnya adalah menumbuhkan keyakinan bahwa keputusan yang telah disepakati adalah tepat. Di saat yang sama juga membuka kesempatan di waktu - waktu mendatang untuk menjual pada orang yang sama.

Jika anda ingin terjun sebagai wirausahawan, setiap langkah adalah menjual, baik menjual keahlian, produk, atau kerjasama bisnis. Jadi, bagi wirausahawan, 4 hal itu harus terus menerus dilatih agar mengalir secara alami dan mendarah daging.

Note: jam terbang sayapun belum tinggi, but i'm on the way through. Learning...by doing. Jika anda ada sample case dalam menjual, please share. Pasti jadi bahasan yang menarik :)
7

Cara Cerdas Menjadi Orang Gagal

{ }
Gagal tidak melulu dengan cara bodoh. Sesuai dengan judulnya, berikut ini adalah cara cerdas menjadi orang gagal alias looser.


1. Hidup mengalir saja
Ya, tidak perlu punya tujuan. Hidup dapat dijalani apa adanya saja. Mengalir, enak dijalani, tidak enak dihindari. Tidak perlu melihat jauh ke depan karena tiap hari pasti ada plus minusnya. Jalani saja, dan anda akan jadi looser paling bahagia.

2. Jika bisa nanti, ngapain tergesa - gesa
Toh segalanya mengalir kan? Tidak ada yang penting - penting amat. Kalau bisa besok, ngapain hari ini? Selama hari ini bisa enak - enak nyantai ya nyantai aja dulu. Kalau pekerjaan segera diselesaikan, besoknya pasti ada kerjaan lain lagi, ya kan? Selama masih enak, jalani enaknya dulu, besok - besok belum tentu enak.

3. Analisa strategi bisnis orang
Bisa menganalisa dengan bagus tanda kita cerdas. Setiap bisnis pasti ada titik lemahnya. Kita bisa tunjukkan itu dengan analisa yang bagus. Tidak perlu punya bisnis sendiri dan dianalisa sendiri. Mending nganalisa perusahaan besar dan terkenal, jadi orang bisa tahu betapa cerdasnya kita.

4. Pikirkan yang penting secara obyektif
Nah, kalau semua orang berfikir sesuatu itu penting, berarti memang penting. Kita harus ikut andil untuk terlibat. Dengan terlibat, maka kitapun jadi orang penting wong yang kita bahas hal - hal penting. Masalah kita sendiri nggak penting, bisa dipikirin ntar - ntar aja. Orang - orang juga ga menganggap masalah kita penting kok.

5. Hindari yang tidak kita sukai
Kalau tidak suka, ngapain dijalani, ya kan? Kalau kita terjun di bisnis dan ternyata di tengah jalan harus menghadapi yang tidak kita suka, ya udah, berhenti. Ganti bisnis aja. Bisnis kan banyak, nggak cuma sebiji.

6. Sering - sering menyendiri dan berfikir
Ya, kita harus sering - sering menyendiri, merenung, dan berfikir. Hindari maen dan terlibat banyak kegiatan. Ikut organisasilah, kunjungan inilah itulah, kumpul - kumpulah. Nggak penting itu, buang - buang waktu saja. Semua hal bisa kita selesaikan dengan menyendiri bersama komputer dan koneksi net kita. Di internet apa aja bisa dicari kok.

7. Hindari kegagalan
Gagal itu nggak enak. Udah nggak enak, malu lagi. Jadi, kalau kira - kira bakalan gagal, mending berhenti cepet - cepet. Lebih mudah cari alasan berhenti daripada hilang harga diri karena gagal.

8. Dan lain - lain

Kalau ingin jadi orang sukses, caranya mudah. Lakukan saja sebaliknya.
1

Telkomsel dan iPhone

{ , , }
Saat ini di detikinet yang lagi meriah adalah berita iphone yang dijual Telkomsel. Dengan membaca komentar yang ada, maka sebagian besar menilai harga iphone terlalu mahal.


Nampaknya upaya pemasaran akan menemui jalan buntu. Netter menanggapinya dengan negatif. Itu sekedar warning yang bisa dicatat.

Apakah dengan harga sedemikian mahal apakah lantas produk tersebut tidak laku? Belum tentu sebetulnya. Tergantung bagaimana divisi salesnya bekerja. Jika divisi marketing gagal menciptakan animo, belum tentu divisi salesnya gagal menjual.

Telkomsel bisa saja memaksimalkan salesnya untuk menjemput bola. Sebagai perusahaan besar dan memiliki banyak pelanggan premium, bukan tidak mungkin ia memanfaatkan data yang ada untuk melakukan aktif selling dengan kunjungan langsung ke customer potensial. Kalau targetnya adalah subscriber baru yang diharapkan mau berlangganan kartu halo, mungkin list data 'yang menolak' kartu halo bisa dimanfaatkan, itu juga kalau tsel punya, karena banyak juga sales yang tidak disiplin mendata yang ginian (prinsipnya ga laku ya udah, tinggal aja...) padahal masih bisa ditindaklanjuti dengan 'senjata' baru. Dalam hal ini iphone.

Sukses penjualan tidak melulu tergantung marketing. Ada saat tertentu dimana divisi sales harus berperan lebih aktif. Nggak cuma terima matang aja, tapi juga berusaha menumbuhkan minat on the fly hingga akhirnya seseorang melakukan pembelian. Intinya adalah; it's not impossible untuk menjual iphone dengan harga kompeni,..^_^. Biasalah, telkomsel gitu loh..., mana ada yang murah,hehe...

Note: Misalkan kepepet harus ada report penjualan iphone dalam jumlah tertentu, paling - paling dealer kna getahnya juga. Kali aja ikut kena wajul alias wajib jual, klo ga, jatah mkios ilang, ga jadi dealer lagi...,hehe. Nggak isa jual baek2 ya maksa dong. Telkomsel kan powerful.
0

Apple, Chrysler, dan Durasi Produksi

{ , , }
Mungkin anda pernah mendengar tentang Chrysler saat mendapat tekanan dari mobil - mobil jepang. Mobil Jepang dengan kualitas lebih bagus bisa diproduksi dengan lebih cepat dan lebih murah. Chrysler, seperti kebanyakan produsen dari US, lamban dalam membuat produk - produk baru. Chrysler membutuhkan waktu hingga 60 bulan (5 tahun) untuk merilis produk baru.


Tiap kategori produk memiliki durasi trendnya sendiri. Seperti lagu, yang terbaikpun tidak terus menerus di atas. Untuk mobil, 5 tahun itu terlalu lama. Siklus yang lama menyebabkan perusahaan tidak memiliki senjata dalam mengikuti trend pasar yang ada. Di saat yang sama, produk baru yang dirancang akan basi saat hari peluncuran. Bisa dibayangkan apa jadinya jika desain yang dirancang tahun ini baru dijual masal 5 tahun lagi? Durasi Chrysler adalah akibat model kompetisi sebelumnya yang berbeda. Chrysler akhirnya berbenah. Durasinya berkurang menjadi 39 bulan dan iapun mengikuti trend dan mampu bersaing.

Jika anda perhatikan, hal yang sama terjadi pada Apple dengan iphonenya. Untuk fitur standar, ia banyak tertinggal. Contohnya saja kemampuan 3G dan kamera. Kemampuan 3G baru disusulkan kemudian (saat kompetitor beralih ke HSDPA), sedang kameranya tidak lebih baik dari produk kompetitor lansiran 2 tahun sebelumnya. Jika Apple terus seperti ini, maka produk barunya akan bertambah lama. Bisa jadi rancangan yang harusnya launching tahun depan dibatalkan karena nampak sekali kadaluwarsanya, lalu rancang ulang lagi, tahun depan kadaluwarsa lagi.., begitu seterusnya hingga durasi produksinya diperbaiki. Apple bisa saja berkelit dengan menambah fitur yang tidak bisa dikomparasi dgn produk kompetitor untuk menutupi desain lawasnya. Tapi sampai sejauh mana? Fitur non standar harusnya adalah nilai tambah, bukan decoy pengalih perhatian.

Berani taruhan kapan Apple bakalan launching produk baru? Pasti masih lamaaa sekali. Desain mungkin sudah ada, tapi belum tentu diproduksi masal. Mengapa? Seperti Chrysler, saat menjadi produk jadi, kemungkinan desain tersebut sudah basi.

Note: pakai hp. Maaf klo ada salah tulis.
2

Possibility dan Opportunity

{ }
Apa yang anda pikirkan jika mendengar kata kemungkinan dan kesempatan? Kalau anda seorang yang punya banyak waktu luang, seorang pengamat, editor, atau komentator, maka 'kemungkinan' merupakan kata yang sangat menarik dibahas. Possibility is future. Mungkinkah kita membuat aplikasi sukses serupa facebook versi Indonesia? Mungkinkah bikin twitter lokal yang berhasil? Mungkinkah pemasaran horisontal memegang peran besar di masa mendatang? Jawabannya adalah mungkin dan tidak mungkin dengan argumen masing - masing. Kapan hal itu terjawab adalah unknown.


Jika anda pebisnis betulan, ada satu kata yang prioritasnya ada di atas kemungkinan. Opportunity. Kesempatan adalah ruang terbuka dimana sesuatu belum/sedikit tersedia, tapi banyak peminatnya. Dalam arti kata, jika kita menyediakan, maka kemungkinan suksesnya sangat besar.

Mungkinkah kita membuat facebook ala indonesia? Jika anda jawab dengan pembuktian, anda bukan orang bisnis. Jika orang bisnis, yang dijawab adalah opportunities, bukan possibilities. Jika ada orang dari suatu perusahaan datang pada anda dan bertanya, bisakah membuat program bla bla bla dengan bea sekian dalam tempo sekian? Jika anda menjawabnya dan bertindak, berarti anda orang bisnis. Itu opportunity. Menjawab opportunity adalah uang sekaligus kebanggaan. Menjawab possibility berarti kebanggaan, tapi belum tentu uang. Bisa jadi anda justru rugi waktu, uang, dan melewatkan banyak kesempatan,...demi sebuah pembuktian, demi sebuah kebanggaan, yang entah berakhir kapan.

Jika anda berencana menghidupi anak istri, switch quicly. Jangan berputar - putar terus dengan possibility. Kejar opportunity.
16

Bisnis Baru : Fokus ke Selling, Bukan Marketing

{ , }
Post ini merupakan salah satu post terpenting bagi saya, entah bagaimana menurut anda. Masih merupakan rangkaian dari post sebelumnya, yang dibahas adalah tentang selling dan marketing. Dua hal yang sangat erat kaitannya dengan dunia usaha.

Kalau boleh jujur berpendapat, aktivitas marketing itu sebenarnya dalah urusan perusahaan besar. Hanya karena perusahaan besar dengan dana besar melaksanakan aktivitas marketing dimana salah satunya adalah publikasi, maka aktivitas marketing itu tersosialisasi dan menjadi bahasan lumrah untuk siapa saja, bahkan bagi perusahaan kecil ataupun entrepreneur baru sekalipun. Sedang selling, sales, dan teknis penjualan menjadi terpinggirkan, bahkan terkonotasikan. Di mana - mana yang dibahas adalah marketing hingga orang lupa tentang apa dan bagaimana aktivitas selling itu sebenarnya. Beberapa mendefinisikannya sebagai elemen marketing, tapi bagi saya sendiri keduanya sangat berbeda.


Kembali ke statement awal saya, marketing sebenarnya bukan prioritas untuk perusahaan kecil yang sedang/baru tumbuh. Jika kita menilik bagaimana perusahaan - perusahaan besar itu menjadi besar, mungkin andapun akan akan berpendapat sama, bahwa mereka tidak membesarkan perusahaan tersebut dengan aktivitas marketing, tapi lebih ke aktivitas 'menjual' atau selling. Ini berbeda. Seperti pernah saya ibaratkan di post sebelumnya tentang memancing ikan, maka untuk mulai mendapat ikan lebih banyak, yang dilakukan adalah lebih dulu memperbagus umpan, kail, dan cara kita memancing, bukan bergelut memikirkan bagaimana cara kita membuat ikan menjadi lapar.

Perusahaan kecil belum sepantasnya fokus dalam membentuk image, awareness, dan tetek bengeknya jika dari sisi produk maupun teknis penjualan kemampuannya belum teruji dari sisi hasil. Membentuk brand image atau awareness itu expense, dan membangunnya tanpa ditunjang progress dari sisi produk maupun teknis penjualan maka bisa berujung pada cashflow negatif. Jika bukan masalah uang, anda akan merasakan lelah lebih besar dibanding hasil yang anda peroleh. Ini mengenai paradigma. Dengan berfikir marketing, maka think flownya adalah: expense dulu, revenue menyusul kemudian sebagai hasil. Untuk perusahaan besar itu bagus karena memang kelebihannya di 'dana'. Jika dana yang tersedia besar, berfikir marketing tidak salah. Kalau dana tidak habis untuk itu lha untuk apa lagi? ^_^

Kalau boleh saya katakan, jika aktivitas marketing itu top down, maka aktivitas penjualan itu bottom up. Aktivitas marketing itu berangkat dari strategi ke arah taktis, baru ke teknis di lapangan. Ia dirancang oleh head offices, diterjemahkan by area oleh branch office, dan dilakukan secara teknis oleh ujung tombak di lapangan. Sifatnya benar - benar top down, baik planning maupun eksekusi.

Aktivitas selling atau menjual lain lagi. Ia berangkat dari teknis individual, terangkum dalam bentuk taktik, dan tergeneralisir menjadi sebuah strategi. Sebuah perusahaan kecil menjadi besar biasanya berangkat dengan cara seperti ini. Untuk lebih mudahnya, ada cerita seperti ini :

Mr X adalah pedagang pasar dan ia menjual ikan. Seiring waktu, ia tahu bagaimana menjual dengan lebih baik sehingga laku lebih banyak. Taktik cara berjualannya makin terkumpul seiring waktu, dan ia bisa melebarkan sayap ke pasar - pasar lain dan mengajarkan taktiknya tersebut kepada para pegawainya. Ia telah meningkat menjadi seorang juragan ikan. Seiring waktu pula, taktiknya bukan hanya dalam 'menjual' ikan, tapi juga menjual kata - kata dan kepercayaan. Dengan reputasi itu, ia bisa membuat lebih bayak orang berinvestasi di perikanan dengan hasil kolam ikan ada di mana - mana. Ia bisa meningkatkan suply, menjaganya, dan iapun bisa melebarkan sayap lebih luas lagi. Penjualan antar pulau atau antar negara. Di titik ini seorang pedagang pasar mulai membukukan kaidah bisnis ikan dalam sebuah strategi yang mantap, solid, dan teruji. Ini bukan awareness, image, atau apalah terkait marketing. Ini sebuah aktivitas selling dalam membangun imperium bisnis dan konglomerasi. Om liem yang bermodal bantal atau Sampoerna yang mulai membuat rokok secara rumahan berangkat dengan cara seperti ini dalam membangun imperium bisnisnya. Setelah perusahaan menjadi besar, baru anak - anak lulusan kuliahan dan para marketer menjalankan aktivitas marketing untuk menjaga kelangsungan bisnis besar tersebut.

Akhir - akhir ini, lebih banyak orang yang fokus dalam hal marketing, bahkan untuk perusahaan yang baru mulai sekalipun. Jujur saja, anda merasa lebih keren kan kalau ngomongin marketing jika dibanding selling? ^_^. Seperti kita tahu, membangun imperium besar tidak bisa di "short cut" dengan mempelajari dan membahas hal yang lebih layak dibahas saat 'sudah menjadi besar'. Pelajaran untuk kita yang ingin membangun perusahaan dari kecil tidak bisa disamakan dengan pelajaran dan bahasan seorang Michael Sampoerna yang beruntung mendapatkan warisan perusahaan yang sudah jadi.

Mengawali usaha, jika anda ingin bermitra dengan seseorang untuk membangun perusahaan dari bawah, mungkin lebih baik anda bermitra dengan orang yang ahli menjual sapu lidi dalam jumlah banyak di pasar daripada dengan seorang marketer yang ahli menciptakan brand image atau awareness. Dengan penjual sapu lidi yang ahli, paling tidak anda akan menapak satu langkah ke depan dari sisi penjualan dan penghasilan untuk membesarkan perusahaan anda. Dengan ahli marketing, kemungkinan yang terjadi adalah pengeluaran dan image bagus, tapi dengan resiko anda kehabisan cash dan terhenti dalam melanjutkan langkah ke depan. Kebanyakan startup gagal karena "they do marketing first, selling later", sedang budget mereka sangat terbatas. Sayangnya, yang seperti ini sangat banyak dan justru hadir dari kalangan terdidik yang melek marketing tapi minim dalam keahlian menjual. Semangat 45 di marketing, tapi alergi menjual. Jika dikasih produk dan diminta untuk menjual, kemungkinan besar mereka akan gagal. Itu kisah masa kini yang mungkin akan terulang dan terulang lagi. Wajar saja jika orang - orang yang mampu membangun imperium bisnis yang besar justru tumbuh dari kalangan orang biasa, bukan kaum terdidik atau ahli - ahli marketing yang jempolan.

Mari difikirkan ini lebih mendalam jika anda seorang bisnis owner yang baru memulai usaha, karena paradigma keduanya sangat berbeda. Kebanyakan marketer di berbagai perusahaan besar tidak ahli menjual, tapi mereka ahli berkreasi dengan beragam cara, dengan aneka teknik dan beragam istilah yang intinya sama saja. Mengeluarkan uang perusahaan. Expense perusahaan adalah nadi hidupnya. Segala yang berkaitan dengan marketing pada dasarnya dibuat dan 'sold to' bisnis owner, bukan customer. Marketing it self IS a product. Jadi hati - hatilah. Apa yang anda beli belum tentu berguna untuk anda.
0

Blog : Antara Selling dan Marketing

{ }
Mungkin anda sudah tahu apa itu selling/menjual, apa itu marketing/memasarkan. Definisinya bisa anda dapat di banyak tempat dan andapun bisa dengan bebas mengutip dan mencatatnya, jadi jika sewaktu - waktu muncul di ujian, anda bisa menjawabnya..^_^. Tidak seteoritis itu, di blog poside ini anda akan diajak memahami 2 hal tersebut dalam kaitannya dengan blog dan pemanfaatan internet untuk mencapai hasil maksimal meski untuk itu butuh pemikiran yang lebih mendalam karena post kali ini bukan langkah step by step 'how to', tapi lebih ke fundamental mengenai cara pandang kita.


Selling atau menjual sendiri adalah suatu proses dengan ujung yang sudah pasti. Something sold. Ada yang terjual. Ada take and give. Setiap selling sudah pasti revenue atau pemasukan, kecuali yang anda jual adalah sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang.

Marketing atau memasarkan adalah suatu aktivitas yang fungsinya untuk membuat produk/jasa yang dipasarkan memiliki nilai untuk diperhatikan, diinginkan, dibeli, hingga orang jadi setia dalam mengkonsumsi produk tersebut. Ibarat mencari ikan, jika aktivitas selling berfungsi agar kail bisa dimakan oleh ikan, maka marketing berfungsi untuk membuat ikan menjadi lapar. Sudah ada gambaran? Jika selling itu pendapatan, maka marketing adalah biaya.

Lantas mana yang lebih penting dari keduanya? Sebenarnya keduanya penting, tapi tingkat penting itu sendiri berbeda tergantung jenis bisnisnya. Jika anda menjual rumah, tanah, mobil bekas, dan semacamnya, maka aktivitas selling dan selling skill adalah prioritas. Tapi jika anda bergerak di produk masal seperti consumer goods, telko, mass gadged, dan semacamnya dimana oulet retail sebagai kanal output produk/jasa ada di mana - mana, maka marketing dan distribusi menjadi lebih penting.

Kembali ke blog. Agar lebih mudah dalam pengaplikasiannya, maka anda sebagai pemilik blog harus punya tujuan dulu dimana di tujuan itulah titik closing jual anda. Kalau tercapai titik tersebut berarti sold, jika tidak berarti tidak. Itu akan mempermudah banyak hal, termasuk mengevaluasi langkah anda sejauh ini. Seperti telah saya sebutkan di atas. Beda bisnis beda prioritasnya. Salah prioritas tentu saja beda hasilnya.

Sekedar sample case saja. Selama ini dagangan saya adalah ide, dan agar ide tersebut sampai ke tangan 'pembeli' alias terbaca, saya memprioritaskan aktivitas selling dulu, bukan marketing. Blog ini adalah sebuah toko dengan ide sebagai dagangan utama. Mampukah saya melakukan aktivitas marketing hingga orang jadi kelaparan ide dan berbondong - bondong datang ke toko saya sekedar untuk mendapatkan ide saya? Jujur saja, saya tidak mampu. Itu terlampau muluk untuk blog baru dengan orang baru seperti saya. Marketing itu expense, berproses, dan bisa gagal tanpa sempat terjadi penjualan yang sebanding. Untuk itu, skill dan naluri jual beli lebih diutamakan untuk penjualan yang lebih optimal dengan tambahan marketing sederhana yang masih ala kadarnya (see..? I have no banner yet! LOL).

Karena blog saya sekedar toko, ya saya nunggu aja produk bagus yang dipasarkan dengan optimal. Misal saja tentang foto mesum praja IPDN, atau hartono prapanca club. Itu sebuah produk yang dibuat orang lain dan dipasarkan dengan sangat baik oleh situs berita. Orang jadi benar - benar kelaparan. Saya tinggal nyetok dagangan dengan timing yang tepat, orang berbondong - bondong beli tanpa saya sendiri harus bersusah payah memasarkan. Tinggal pasang kail saja, tanpa keluar expense berarti untuk pemasaran. Perusahaan mana saja pasti suka yang seperti itu. LCHR istilahnya. Low cost high result. Apakah mereka sekedar beli itu saja? Nggak kok. Sebagian ada juga yang ngelirik dagangan utama saya dan akhirnya 'membeli' juga. Itu sekedar contoh bagaimana proses selling bekerja. Instant, tanpa babibu. Seperti menjual mobil bekas. Sell and done. Dengan cara ini, produk fresh saya yang bukan tipikal barang hype masih sempat dikonsumsi tanpa menjadi basi.

Note: post pakai hp jadul. Maaf jika typo agak kacau.
3

Kiki Fatmala, Saiful Jamil, dan Video Dhea Imut

{ }
Selain kasus IPDN dan hartono prapanca, berita panas yang lagi bikin heboh adalah tentang berita mesum Saiful Jamil dan Kiki Fatmala juga tentang video mesum dhea imut. Untuk yang 2 terakhir ini cukup banyak juga yg kesasar ke blog poside ini. Sayangnya saya nggak tertarik membahas lebih lanjut. Ipul dan Kiki fatmala sekedar gosip, bukan kasus kayak praja IPDN atau hartono prapanca. Sedang video dhea imut juga nampaknya adalah sekedar pencemaran nama baik murahan. Tidak ada baiknya buat dibahas. Masak ikut - ikut syeh puji, sukanya ma anak - anak. Fyuh, cape deh...

Maaf ya, untuk yang 2 itu saya absen dulu ^_^
7

Meta Tag Revisit After

{ }
Fungsi dari tag tersebut adalah untuk mengatur search engine agar mengunjungi suatu page paling cepat x hari sejak pengindekan sebelumnya. Beberapa orang menganggapnya tidak penting karena revisit after berfungsi untuk menolak crawler untuk datang jika belum lewat durasi yang telah ditentukan. Lebih baik biarkan crawler datang sesering mungkin kan? Mungkin itu asumsinya. Saya sendiri berpikir tag tersebut sangat penting, terutama untuk hal - hal berikut :

1. Menghindari pemborosan bandwidth, terutama untuk yang fakir bandwidth.
2. Menghindari anggapan post spam jika kita terpaksa mengedit berulang - ulang post kita dalam sehari.
3. Menghindari page tertentu terabaikan.

Bagaimana jika kita tidak menaruh script tersebut di meta tag? Gambaran kemungkinannya adalah :
1. Search engine mengindex setiap ada comment, padahal sebenarnya masih di url post yang sama. Untuk yang fakir bandwidth tapi kaya comment, tentu jadi sangat boros, apalagi jika rel="canonical" tidak digunakan, sebentar - sebentar terindex sebagai duplicat content.
2. Edit post jadi agak mengkhawatirkan, karena jika terlalu sering, apalagi dalam 5 menit terpaksa edit & publish berulang kali karena terbiasa salah ketik, bisa - bisa dianggap spam oleh mesin pencari dan page tersebut justru diabaikan.
3. Kemampuan crawler terbatas, jadi bisa saja page satu terindex berulang - ulang sementara page lain terlupakan.

Dengan revisit after, search engine lebih punya pola kunjungan, jadi tiap kali crawler datang, ia tahu mana saja yang index pagenya perlu direnew. Tanpa itu, tiap kali datang ke suatu situs, search engine akan mengindex tanpa petunjuk, jadi sekenanya saja karena tidak ada agenda kunjungan di tiap pagesnya. Ada post yang sehari ke index dua kali, ada post yang 3 hari nggak ditengok - tengok. Dengan revisit after, bisa dibilang andalah yang pegang kendali. Asumsikan anda punya 200 page-post dan crawler mengunjungi web anda 3 kali sehari. Dengan adanya revisit after, ia akan terpandu untuk mengindex hanya yang sudah lewat durasi kunjungan, jadi tiap pages ada kemungkinan kebagian jatah kunjungan. Revisit after berlaku untuk page/halaman, bukan untuk keseluruhan web, jadi jangan kaget meski sudah diset revisit after 10 days, ternyata tiap hari crawler masih datang juga. Itu karena halaman anda sudah banyak dan tiap pages punya durasi revisitnya sendiri. Makin banyak pages yang anda punya, maka tag tersebut makin dibutuhkan. Untuk lebih jelasnya, jika anda punya account google webmaster tool, anda bisa lihat jumlah pages yang mampu dicrawl setiap harinya (yang jelas nggak mungkin semua jika post anda bejibun). Dari situ anda bisa menentukan durasi revisit after terbaik untuk situs anda.

Note : Apa yang sebenarnya dilakukan oleh search engine hanya pembuat search engine yang tahu. Yang lain sebatas menduga dan menganalisa.
17

Blog Link Foto Bugil Praja IPDN

{ }
Entah mengapa search engine kok mengirim banyak tamu ke blog ini. Ternyata mereka pada nyari gambarnya foto bugil mesum praja IPDN asal papua.

Biar nggak kecewa, nih LINKNYA,...catet. Link ini nggak akan lama tampil di sini. Sekedar bukti saja bahwa fotonya memang ada. Asli atau palsu silahkan menilai sendiri. Yang berbau bugil dan mesum - mesum cuman buat penyegar dan penghilang penasaran aja, setelah hebohnya usai, link dihapus.

O iya, jangan lupa komentarnya yaa...

Note : Yang ga bisa dengan link di atas bisa ke SINI atau
Download 1
1

Kumo.com : Alamat Calon Search Engine Baru Microsoft

{ }
Kumo.com adalah berita baru yang cukup menarik untuk kita jadikan bahasan poside kali ini. Jika anda belum tahu, kumo.com adalah domain yang dibeli Microsoft yang nantinya akan digunakan sebagai domain mesin pencari Microsoft yang baru. Kumo.

Hanya ada 1 cara untuk menjadi raja dunia maya, yaitu kepemilikan terhadap search enggine terbaik. Tidak dapat dipungkiri bahwa mesin pencari menempati peran sentral. Tingkat pengaruhnya jauh melampaui layanan lain di internet. Ibarat PC, maka mesin pencari adakah operating sistemnya. Search engine rules!


Sementara ini Google adalah raja internet. Yahoo berhasil dipecundangi dan nampaknya sangat kecil kemungkinan untuk mengejar karena secara finansial maupun teknis, ia menjadi inferior dibanding Google.

Hanya tinggal satu yang mampu memberikan perlawanan terhadap Google, yaitu Microsoft. Dalam banyak hal, baik jumlah dan kualitas SDM maupun finansial, Microsoft masih jauh di atas Google. Mungkin sudah lama Microsoft mengagendakan pembuatan search engine baru, namun baru terekspos beberapa hari ini. Kumo adalah search engine terbaru Microsoft. Demikian kabar terbaru yang banyak diberitakan. Dari nama dan engine pencarian, mungkin yang satu ini berbeda dengan mesin pencari sebelumnya yaitu live search. Rasanya kecil kemungkinan Kumo ini sekedar rebranding live search karena seperti kita tahu, mobil kijang tetaplah kijang meski ada sedikit modifikasi dan tambahan logo mercy di moncongnya. Microsoft tentunya tahu itu.

Kumo sendiri dalam bahasa jepang berarti spider atau laba - laba. Sebuah kata yang ideal untuk penjelajah dunia web. Teknologi semantik dikabarkan mampu mengenali kalimat, bukan sekedar paduan kata atau keyword. Jika melihat kehebatan Google dalam hal pencarian kata, maka hampir tidak mungkin menyainginya dengan metode yang sama. Pesawat baling - baling hebat yang penuh penumpang akan sulit dikomparasikan/dikalahkan oleh pesawat baling - baling lain yang 'mungkin saja' lebih hebat. Cara pasti untuk mengalahkannya adalah dengan mesin jet, dan hampir bisa dipastikan penumpang akan berpindah.

Nah, kita lihat saja ke depan bagaimana kumo.com beraksi. Apakah pesawat baling - baling baru atau sudah dilengkapi enggine baru sehebat mesin jet. Berita baru layak untuk ditunggu.
16

Adopsi Konsep Distribusi Untuk Promosi Blog

Bicara mengenai kesuksesan bisnis consumer goods, maka tidak ada yang lepas dari yang namanya distribusi. Ada beberapa hal dalam distribusi yang bisa diadopsi untuk mempromosikan blog kita. Tidak ada hal baru dalam hal ini karena apa yang harus dilakukan adalah hal - hal standar seperti meninggalkan komentar di blog lain, mencantumkan post di situs social bookmarking, dan hal - hal lain yang sejenis. Hanya saja, yang diutamakan di sini adalah manajemennya, dimana faktor konsistensi dan kedisiplinan dalam melakukan rutinitas tersebut lebih diprioritaskan. Hal yang menarik untuk diadopsi dari distribusi dunia nyata diantaranya :


1. Call visit
Call visit adalah rutinitas jumlah kunjungan yang mampu dicover. Bayangkan saja produk yang anda jual adalah 'link' menuju blog anda. Terlepas dari asumsi akan ada yang membeli atau tidak, maka anda harus berkeliling ke beragam blog atau situs social bookmarking untuk mendistribusikan produk tersebut. Nah, di sini yang terpenting adalah; berapa banyak jumlah kunjungan anda dalam sehari? Tentukan jumlahnya dan disiplinkan diri anda sendiri untuk tetap konsisten di angka tersebut. Seorang sales real yang harus berpanas - panas keliling kota bisa konsisten di angka 30an per hari. Anda yang duduk - duduk seharusnya mampu lebih dari itu jika anda benar - benar serius menjadi blogger profesional.

2. Penawaran
Jangan lupa bahwa anda punya produk untuk ditawarkan. Link anda adalah produk anda. Jika anda mampir ke suatu blog, pastikan anda meninggalkan jejak melalui komentar. Jangan canggung, segan, atau ragu. Meski blog anda terkenal dan hebat, tidak ada salahnya anda meninggalkan jejak di situs yang anda kunjungi. Dalam distribusi, tidak ada bedanya mall besar atau rombong kecil pinggir jalan. Penawaran berlaku untuk semua. Produk hebat sekelas marlboro pun tidak akan menjadi besar jika ia hanya ditawarkan di mall. Pada dasarnya, setiap komentar anda mempunyai nilai, terlepas dari kualitas blog dimana anda meninggalkan link.

3. Rute dan target kunjungan
Terkait call visit, maka rute dan target kunjungan adalah agenda rutin harian yang dilaksanakan secara kontinyu dalam kisaran waktu tertentu untuk memenuhi target dalam jumlah tertentu. Katakanlah anda punya target 300 blog visit per minggu dimana anda pilah - pilah menjadi 50 kunjungan per hari. Maka di awal pelaksanaan, setiap blog yang anda kunjungi harus anda catat hingga tercapai 300 blog yang berbeda dalam seminggu. Blog yang sama bisa anda ulang minggu berikutnya sesuai rute regular yang sudah ada.

4. Efektif call
Efektif call adalah kunjungan yang menghasilkan. Jika dagangan kita link, maka disebut efektif jika apa yang kita distribusikan tersebut membawa traffic ke blog kita. Dalam kaitannya dengan promosi blog, tentunya yang efektif ini perlu kita catat. Ke depan, blog seperti itu yang kita pertahankan dalam bloglist kita. Sisanya kita replace dengan yang baru.

5. Outlet baru
Dalam kunjungan rutin, hal yang biasa jika kita mendapat outlet baru disamping outlet reguler yang kita miliki. Jika kemampuan kita adalah 300 per minggu atau 50 per hari, maka outlet baru bisa kita jadikan pengganti outlet lama yang tidak menghasilkan. Outlet baru memiliki potensi lebih besar dibanding outlet terlist yang tidak produktif. Kaitannya dengan blog, ganti kata outlet dengan blog. Prinsipnya sama.

Seiring pertumbuhan traffic, maka rutinitas tersebut bisa dikurangi. Dari 300 menjadi 200 atau kurang. Semua tergantung seberapa puas anda dengan traffic yang anda dapatkan. Anggap saja pengurangan itu pertanda anda telah naik pangkat. Bukan sales lagi tapi udah manager, jadi tidak perlu sering - sering turun ke lapangan..^_^. Meski begitu, jangan lupa dengan poin 2. Tetap tinggalkan jejak di setiap kunjungan anda.

Demikian kira - kira prinsip distribusi dalam kaitannya dengan peningkatan traffic blog. Optimasi masih terbuka mengingat karakteristik blog dan ritual posting blogger yang tidak sama dengan outlet nyata umumnya yang buka lapak rutin di jam - jam tertentu. Paling tidak, ada gambaran baru dalam membangun traffic, bahwa yang kita butuhkan tidak sekedar strategi atau metode, tapi langkah nyata yang ditunjang kedisiplinan dan kegigihan.
0

Ponari Sweat, Pocari Sweat ala Dukun

{ }
Anda bisa bayangkan, berapa besar biaya yang harus dikeluarkan pocari sweat untuk iklan angkasa luarnya agar ia terimage sebagai minuman astronot, minuman berkelas. Mahal sekali kan? Berapa besar biaya yang harus ia keluarkan agar ia terimage sebagai minuman dukun? Gratis, nggak bayar, itu berkat internet. Terima kasih internet...
4

Logika Pagerank

{ }
Sekedar permainan logika saja, anda boleh sependapat, boleh juga tidak. Ini mengenai pagerank. Jika anda diminta untuk mendesain sistem pagerank, aturan seperti apakah yang akan anda terapkan untuk menentukan ranking suatu situs? Google membangun metodenya dengan logika, dan jika kita pakai alur logika yang sama dalam memprediksinya, maka hasilnyapun tentu kurang lebihnya akan sama. Berikut ini adalah logika sistem penentuan PR dari sudut pandang poside :


1. Pada dasarnya, search engine akan berlaku seperti halnya directory. Ia akan mengindeks dan mengelompokkan situs di internet meski sifatnya tidak sekaku directory. Jika poside adalah pendesain pagerank, maka saya akan mengubah N/A menjadi PR 0 setelah ada cukup informasi dalam suatu situs untuk mulai dikelompokkan/dikategorisasi.

2. PR 1 akan diberikan jika suatu situs memiliki cukup materi untuk bisa dispesifikasi dari sisi konten tanpa harus memperhitungkan link dari situs lain. Justru link ke luar menuju suatu situs dengan PR tinggi akan diperhitungkan karena sedikit banyak memberikan penjelasan mengenai materi yang disajikan.

3. Untuk mencapai PR 2 ke atas, maka link mulai dilihat keluar masuk dan kualitasnya. Kualitas disini dilihat dari kesamaan materi. Link masuk dari situs2 yang belum jelas kategorinya (PR 0) maka tdk akan mempengaruhi PR, tapi jika link itu dari situs yg minimal sudah PR 1, maka ada poinnya karena PR 1 sudah teridentifikasi materinya, dalam arti, link PR 1 mampu memberikan kepastian lebih bahwa pengelompokan yang dilakukan sudah tepat. Sebaliknya untuk link keluar, jika terlalu banyak bikin link keluar untuk situs - situs PR rendah, situs dengan konten yang belum cukup terspesifikasi (apalagi jika ternyata beda materi), maka PR terancam turun karena mempersulit peranking dalam menentukan kategorisasi situs baru. Jika melink ke PR yg lebih tinggi, PR tidak turun, tapi juga tidak naik.

4. Untuk PR level selanjutnya, link dari situs dengan materi yg sama secara global akan diperhitungkan, jadi PR tinggi akan lebih mudah dicapai jika kontennya spesifik dan tidak banyak tersedia di internet karena dengan konten yang spesifik, sedikit link dari situs lain yang berkategori sama sudah cukup secara prosentase untuk menjadikan suatu situs 'penting' di topik tersebut.

Beberapa hal lain yang muncul sebagai akibat logika yang digunakan :
1. Link dari situs PR tinggi ke situs PR rendah akan membuat situs PR rendah meningkat rankingnya karena hal itu "PR tinggi memberitakan tentang kategori situs PR rendah" sehingga mempermudah peranking menentukan kategori situs PR rendah tersebut meski hal itu beresiko bagi pemilik PR tinggi.

2. Jika yang melink ke situs PR rendah adalah situs - situs PR tinggi namun berbeda - beda kategori/materi, bukannya PR yang akan naik, justru situs PR tinggi yang kemungkinan akan turun. Situs PR tinggi tersebut membuat algoritma pagerank kesulitan mengkategorisasi situs - situs baru. Daripada bikin rusak metode pengelompokan, lebih baik PR tinggi yang asal bikin link tersebut di drop rankingnya.

Lantas bagaimana cara pengelompokan suatu situs? Bukankah kategori akan sangat variatif mengingat banyaknya jumlah situs web di dunia? Kalau saya punya mesin pencari, kategorisasi dinamisnya jadi sangat mudah. Misalkan page anda bertitel bisnis online, maka SERP yang terbentuk dari kata tersebut adalah anggotanya (dari kelompok bisnis online). PR tertinggi kemungkinan dimiliki oleh situs yang dilink lebih banyak oleh mereka yang tampil di SERP. Jadi, bukan PR yang mempengaruhi SERP, malah sebaliknya, meski pada akhirnya PR tinggi tetap memiliki kans lebih besar untuk muncul di halaman depan hasil pencarian.

Jika logika di atas benar, maka ada cara terbaik untuk meningkatkan PR yaitu dengan melihat title page kita dan mencari web serupa di search engine dan mengajaknya bertukar link. Melakukan link antar situs yang sama - sama tampil di search engine di kata kunci yang sama adalah salah satu cara paling cepat dan paling aman untuk meningkatkan PR. Cara lain yang agak nakal adalah model dummy blog dengan content serupa. Tautkan satu sama lain dengan ujung web/blog utama.

Bagaimana cara cepat menurunkan PR? Gampang saja. Bikin aja banyak - banyak link ke situs - situs yang sama sekali tidak akan muncul bersama dengan situs anda di SERP (berarti benar - benar sudah tidak sekategori).

Melakukan kalkulasi tersebut tentunya tidak bisa dalam sekali waktu karena menyangkut hubungan antar situs. Wajar saja jika Google melakukan perubahan PR secara periodik, bukan harian. Nah, friend, tertarik mencoba mengoptimasi PR anda dengan berdasar logika di atas?
0

Topless Coffee Shop : Cara Amrik Cari Duit

{ }
Di saat ekonomi mengalami kemunduran, nampaknya diikuti juga dengan mundurnya peradaban. Beberapa cara baru dalam mencari penghasilan muncul, salah satunya adalah topless coffee shop yang ada di maine, USA. Di kafe topless ini, pelayannya adalah wanita - wanita berdada terbuka. Harga minumannyapun masih terhitung standar untuk orang sana. Cuma $3.


Dengan keunikannya, pemberitaan tersebar dengan cepat tanpa perlu anggaran marketing tambahan. Tanpa baju seragam, tanpa bra, maka bea operasional karyawan jadi murah (bukan begitu?). Sebuah bisnis manjur saat krisis, apalagi undang - undang di sana juga tidak melarang. Klop dah.
0

Poside Mendatang

Akhirnya, suatu blog harus punya sesuatu untuk dijual, yaitu materi utama. Tanpa ada patokan yang jelas, maka blog akan menjadi tempat sampah kata - kata tanpa ada kejelasan maksud dan manfaatnya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Untuk lebih fokusnya, poside mendatang akan dikelompokkan dalam kategori utama sebagai berikut :


POPNEWS
Yaitu berita - berita heboh yang sedang hangat dibicarakan. Popnews sebenarnya bukan materi utama, ia difungsikan sebagai SPP atau post pengejar traffic.

BLOGPEDIA
Merupakan informasi seputar blog. Apa saja yang terkait dengan blog ada di kategori ini.

MARKETING
Menyangkut apa saja yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran.

REVIEW
Berisi resensi buku, produk, dan semacamnya.

IDE
Berisi beragam ide, hal baru, sudut pandang baru, dan sejenisnya.

ISTILAH
Berisi definisi istilah yang mungkin akan sering digunakan di blog ini.

NOTES
Informasi pendek sebagai catatan ringan penulis.

Diantara kategori utama tersebut masih ada kategori tambahan yang dituliskan dalam huruf kecil/lowercase. Post akan dilakukan minimal sehari sekali. Setiap minggu akan ada post tematik. Demikian rencana poside mendatang, semoga masih ada umur panjang untuk merealisasikannya. Amin.
 
poside by budityas |n|e