Selling atau menjual sendiri adalah suatu proses dengan ujung yang sudah pasti. Something sold. Ada yang terjual. Ada take and give. Setiap selling sudah pasti revenue atau pemasukan, kecuali yang anda jual adalah sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang.
Marketing atau memasarkan adalah suatu aktivitas yang fungsinya untuk membuat produk/jasa yang dipasarkan memiliki nilai untuk diperhatikan, diinginkan, dibeli, hingga orang jadi setia dalam mengkonsumsi produk tersebut. Ibarat mencari ikan, jika aktivitas selling berfungsi agar kail bisa dimakan oleh ikan, maka marketing berfungsi untuk membuat ikan menjadi lapar. Sudah ada gambaran? Jika selling itu pendapatan, maka marketing adalah biaya.
Lantas mana yang lebih penting dari keduanya? Sebenarnya keduanya penting, tapi tingkat penting itu sendiri berbeda tergantung jenis bisnisnya. Jika anda menjual rumah, tanah, mobil bekas, dan semacamnya, maka aktivitas selling dan selling skill adalah prioritas. Tapi jika anda bergerak di produk masal seperti consumer goods, telko, mass gadged, dan semacamnya dimana oulet retail sebagai kanal output produk/jasa ada di mana - mana, maka marketing dan distribusi menjadi lebih penting.
Kembali ke blog. Agar lebih mudah dalam pengaplikasiannya, maka anda sebagai pemilik blog harus punya tujuan dulu dimana di tujuan itulah titik closing jual anda. Kalau tercapai titik tersebut berarti sold, jika tidak berarti tidak. Itu akan mempermudah banyak hal, termasuk mengevaluasi langkah anda sejauh ini. Seperti telah saya sebutkan di atas. Beda bisnis beda prioritasnya. Salah prioritas tentu saja beda hasilnya.
Sekedar sample case saja. Selama ini dagangan saya adalah ide, dan agar ide tersebut sampai ke tangan 'pembeli' alias terbaca, saya memprioritaskan aktivitas selling dulu, bukan marketing. Blog ini adalah sebuah toko dengan ide sebagai dagangan utama. Mampukah saya melakukan aktivitas marketing hingga orang jadi kelaparan ide dan berbondong - bondong datang ke toko saya sekedar untuk mendapatkan ide saya? Jujur saja, saya tidak mampu. Itu terlampau muluk untuk blog baru dengan orang baru seperti saya. Marketing itu expense, berproses, dan bisa gagal tanpa sempat terjadi penjualan yang sebanding. Untuk itu, skill dan naluri jual beli lebih diutamakan untuk penjualan yang lebih optimal dengan tambahan marketing sederhana yang masih ala kadarnya (see..? I have no banner yet! LOL).
Karena blog saya sekedar toko, ya saya nunggu aja produk bagus yang dipasarkan dengan optimal. Misal saja tentang foto mesum praja IPDN, atau hartono prapanca club. Itu sebuah produk yang dibuat orang lain dan dipasarkan dengan sangat baik oleh situs berita. Orang jadi benar - benar kelaparan. Saya tinggal nyetok dagangan dengan timing yang tepat, orang berbondong - bondong beli tanpa saya sendiri harus bersusah payah memasarkan. Tinggal pasang kail saja, tanpa keluar expense berarti untuk pemasaran. Perusahaan mana saja pasti suka yang seperti itu. LCHR istilahnya. Low cost high result. Apakah mereka sekedar beli itu saja? Nggak kok. Sebagian ada juga yang ngelirik dagangan utama saya dan akhirnya 'membeli' juga. Itu sekedar contoh bagaimana proses selling bekerja. Instant, tanpa babibu. Seperti menjual mobil bekas. Sell and done. Dengan cara ini, produk fresh saya yang bukan tipikal barang hype masih sempat dikonsumsi tanpa menjadi basi.
Note: post pakai hp jadul. Maaf jika typo agak kacau.
0 komentar:
Post a Comment
Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.