Sebuah produsen rokok rela mengeluarkan dana puluhan juta rupiah untuk menciptakan nuansa produk perusahaan tersebut di suatu kafe kelas atas. Apakah kafe tersebut luar biasa ramai? Nggak juga. Apakah produk yang dijual di kafe tersebut hanya produk dari perusahaan rokok tersebut? Tidak, produk lain juga ada. Apakah tidak ada iklan lain? Ada juga, meski bukan produk sejenis. Jadi, mengapa produsen tersebut rela mengeluarkan uang sedemikian banyak?
Jawabannya adalah image. Untuk menciptakan image rokok kelas atas, maka branding dilakukan di kafe kelas atas dengan pengunjung konsumen kelas atas. Dengan adanya branding di tempat - tempat yang relevan, maka image produk akan terbentuk dan berkesesuaian. Meski produk rokok tersebut didistribusikan ke outlet apapun, entah itu di resto hotel kelas atas ataupun rombong pinggir jalan, kesan high class -nya tetap terasa. Ini adalah branding untuk membentuk image.
Ada lagi contoh lain, masih dengan perusahaan rokok. Perusahaan menempelkan poster produknya di sepanjang jalan, mulai dari warung kelontong, warung makan, dinding pagar, dan beraneka ragam tempat lain. Apakah poster langsung menimbulkan minat untuk membeli? Nggak juga, kadang malah nggak terlalu keliatan kalau itu poster rokok. Yang dicari sebenarnya hanyalah awareness dari orang - orang yang berlalu lalang di jalan tersebut. Traffic & visibility yang utama.
Melihat 2 contoh di atas, sebenarnya cara yang sama bisa diaplikasikan dalam monetisasi website. Website yang trafficnya tidak terlalu tinggi tapi memiliki materi spesifik bisa menggunakan contoh yang pertama, yaitu branding untuk image, sedang website dengan materi beragam dan traffic tinggi bisa menggunakan cara yang kedua, yaitu branding untuk menciptakan awareness.
Yang perlu diingat adalah, branding tidak sama dengan iklan baris/text adv atau sekedar gambar. Branding itu penuh dan mampu menciptakan nuansa khas dari brand yang diwakili. Lantas bagaimana cara membranding sebuah website? Caranya melalui theme atau skin, dimana warna, jenis font, dan pernak perniknya disesuaikan dengan brand yang diwakili. Jika wordpress atau blogspot bisa beraneka theme, maka website apapun tentunya bisa. Nah, siapkah website anda dibranding? Sudah cukup layakkah?
Notes : Situs - situs traffic tinggi namun sulit mendapatkan iklan bisa melakukan cara ini. Tentu saja situs tersebut harus rela nuansanya disesuaikan dengan nuansa produk yg diwakili. bagaimana menurut anda jika twitter, lintas berita, atau plurk bernuansa Coca-cola? Cukup menarik bukan?
Ada lagi contoh lain, masih dengan perusahaan rokok. Perusahaan menempelkan poster produknya di sepanjang jalan, mulai dari warung kelontong, warung makan, dinding pagar, dan beraneka ragam tempat lain. Apakah poster langsung menimbulkan minat untuk membeli? Nggak juga, kadang malah nggak terlalu keliatan kalau itu poster rokok. Yang dicari sebenarnya hanyalah awareness dari orang - orang yang berlalu lalang di jalan tersebut. Traffic & visibility yang utama.
Melihat 2 contoh di atas, sebenarnya cara yang sama bisa diaplikasikan dalam monetisasi website. Website yang trafficnya tidak terlalu tinggi tapi memiliki materi spesifik bisa menggunakan contoh yang pertama, yaitu branding untuk image, sedang website dengan materi beragam dan traffic tinggi bisa menggunakan cara yang kedua, yaitu branding untuk menciptakan awareness.
Yang perlu diingat adalah, branding tidak sama dengan iklan baris/text adv atau sekedar gambar. Branding itu penuh dan mampu menciptakan nuansa khas dari brand yang diwakili. Lantas bagaimana cara membranding sebuah website? Caranya melalui theme atau skin, dimana warna, jenis font, dan pernak perniknya disesuaikan dengan brand yang diwakili. Jika wordpress atau blogspot bisa beraneka theme, maka website apapun tentunya bisa. Nah, siapkah website anda dibranding? Sudah cukup layakkah?
Notes : Situs - situs traffic tinggi namun sulit mendapatkan iklan bisa melakukan cara ini. Tentu saja situs tersebut harus rela nuansanya disesuaikan dengan nuansa produk yg diwakili. bagaimana menurut anda jika twitter, lintas berita, atau plurk bernuansa Coca-cola? Cukup menarik bukan?
6 komentar:
gak ada brandingnya dong...
liat diskusi saya tentang design dan content blog dengan dani di http://podelz.net/?p=67 ;)
tp dari gambaran di atas, branding ngga selalu berdasar trafik, masi bs saya ngerti dikit2 :)
Post a Comment
Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.