Untuk Rakyat, Demi Rakyat

Setidaknya 5 tahun sekali, kata "rakyat" terasa demikian mujarab. Janji untuk rakyat seakan menjadi gong, menjadi pukulan dan tendangan maut ksatria baja hitam capres - capres kita. Berulang kali kata itu bergema, dan berulang pula hasilnya tidak sesuai kata - kata.

Rakyat bukan keledai. Janji untuk rakyat, demi rakyat, bukan lagi mantra sakti merayu massa. Entah mengapa, setiap kali kata itu dibawa - bawa, rumus praktis hasil cekokan bimbel semasa kelas 3 SMA dulu keluar menampilkan persamaan; Diri sendiri=rakyat. Untuk rakyat=untuk diri sendiri. Politik membuat saya menjadi orang yang skeptis.
Jika anda tertarik dengan artikel – artikel di blog ini, silahkan berlangganan gratis via RSS Feed, atau jika anda lebih suka berlangganan via email, anda bisa mendaftar di Sini.

2 komentar:

Reza Fauzi said...
semua yang dikatakan pada pemilu kali ini mudah-mudahan bukan cuma sekedar janji
BudiTyas said...
Janji sih sebenarnya tdk apa - apa, tp seharusnya tdk terlalu sering menggeneralisir target janji dgn sebutan untuk rakyat. Sedikit lebih detail sesuai program2 yg diprioritaskan lebih bagus. Misal; buruh, petani, pedagang, pengusaha, dll. Dgn sebutan utk rakyat, sudah bisa dipastikan ketidakpuasan lebih 20% krn term rakyat terlalu general.

Post a Comment

Untuk lebih mudah berkomentar, pilih opsi Name/Url. Anda tinggal isi nama saja, plus alamat situs jika anda punya blog/website. Ayo berbagi opini.

 
poside by budityas |n|e